11. Anak Pelayan

520 64 24
                                    

Anya tengah duduk dengan tenang sekarang tepat di kursi yang ada di sekitar lobi istana. Ia hendak pulang ketika ibunda Damian, Ratu Nicanora memintanya untuk tinggal lebih lama sedikit saja.

Putri Leonor akan tiba sepulang dari negara lain setelah selesai mengurus urusan kerajaan. Gadis manis itu ingin bertemu dengan calon kakak iparnya.

Putri Leonor mungkin bukan anak kandung dari Ratu Nicanora, bukan adik kandung Damian. Gadis itu anak selir yang kini ibundanya sudah meninggal. Terlalu banyak konspirasi yang terjadi saat Selir Sapphire menghembuskan nafas terakhirnya.

Tepat saat Anya sibuk berkutat dengan pemikirannya sendiri. Ia mendengar suara mobil yang memasuki istana. Dapat gadis itu lihat mobil hitam mengkilap akan berhenti di depan istana. Sebuah senyuman terlihat pada wajah Anya menyambut kedatangan tuan Putrinya.

"Jangan berani-beraninya kau lakukan itu di depanku, Kakak Ipar," ancam Leonor begitu melihat gelagat Anya yang hendak membungkukkan badan.

"Ayolah kau adalah calon kakak iparku, jangan lakukan itu. Cukup berikan aku pelukan selamat datang."

Anya tertawa melihat tingkah laku dari tuan Putrinya. Gadis cantik dengan kedua lesung pipinya itu menambahkan kesan jauh lebih cantik lagi. Kedua tangan Anya terbuka lebar untuk menyambut kedatangannya.

Leonor begitu senang. Ini adalah mimpinya. Menginginkan seorang kakak perempuan yang bisa ia ajak jalan-jalan, berbelanja, melakukan pekerjaan bersama, mengobrol banyak hal. Jujur saja ia memiliki tiga sosok kakak laki-laki dan itu sangat menyebalkan.

Damian yang cuek, Nilo yang bahkan tidak menganggap Leonor ada, dan Yugo yang jahil. Hah ... Leonor benar-benar bersyukur Damian akan menikah.

"Apa tidak ada orang lain yang ingin menyambut diriku selain dirimu Kakak ipar?"  tanya Leonor penasaran. Padahal dia tidak perlu bertanya demikian karena jawabanya memang tidak ada yang peduli dengan dirinya.

"Yang Mulia Damian tadinya ingin ikut menemaniku untuk menyambutmu, Tuan Putri. Tapi dia tengah sibuk sekarang."

Leonor tertawa dengan mencubit gemas kedua pipi Anya. "Berhenti memanggilku dengan sebutan demikian, Kakak Ipar. Panggil aku dengan namaku, Leonor. Dan apa-apaan tadi? Kau masih memanggil Kak Damian dengan sebutan 'Yang Mulia'?"

Seketika Anya teringat akan sosok lain yang pernah meledeknya dengan hal serupa. "Kau dan Yugo benar-benar."

"Tentu saja, aku dan Kak Yugo adalah partner in crime. Jangan macam-macam pada kami berdua."

"Aku percaya," balas Anya dengan tertawa. 

Saat keduanya tengah sibuk berbincang dan sesekali tertawa. Melupakan fakta jika posisinya masih berada di depan istana. Suara teriakan dari arah depan pintu gerbang membuat keduanya sama-sama menoleh.

Suara anak kecil yang memanggil-manggil nama Anya berulang kali. Tindakannya itu berhasil membuat Anya tergerak kakinya untuk mendekat ke arah depan pintu gerbang utama. Jaraknya lumayan jauh, Anya sampai tidak bisa melihatnya dengan jelas namun suaranya dapat terdengar begitu lantang.

Leonor ikut mendampingi Anya. Merasa penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh calon Kakak iparnya. Leonor tidak bodoh sampai ikut termakan perkataan orang-orang yang mengatakan Anya adalah Upik Abu. Tapi mari tengok sekarang. Siapa sosok cantik bak seorang ratu yang tengah duduk berjongkok di depan anak kecil dengan begitu anggun.

"Nona, apa Nona Anya masih mengenalku? Aku gadis yang pernah Nona tolong. Aku anak jalanan yang kabur dari tempat penyekapan anak-anak yang disuruh untuk bekerja mencari uang. Saat aku lolos dari dalam penjara itu mobil yang Nona Anya naiki melintas tepat di depanku. Dan Nona turun."

Be My Lady Место, где живут истории. Откройте их для себя