23. Nafsu Ciptaan Iblis

467 49 5
                                    

Rasanya Arrio semakin menggila saat mengetahui sejauh apa hubungan yang telah terjalin antara Damian dengan Anya. Arrio tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Tidak pernah pula ia membayangkan bagaimana Damian memperlakukan seorang wanita. Karena selama ini sosok lelaki itu memang terkesan begitu jauh dengan lawan jenis. 

Tapi melihat bagaimana Damian mencium adiknya kala itu membuat Arrio mau tidak mau harus menjauhkan mereka berdua. Tidak, Anya tidak siap untuk hamil secepat itu!

Arrio masih tidak rela jika Damian telah mendapatkan haknya. Entahlah Arrio hanya tidak bisa membayangkannya.

Mungkin Arrio juga lupa dengan fakta bahwa Damian lelaki tulen yang belum tentu kuat untuk menahan hasrat dan nafsunya.

Mendadak karena kejadian itu pula dengan segala kekuatan yang ada. Satu Minggu sebelum hari pernikahan tiba antara Anya dan Damian dilarang untuk saling bertemu satu sama lain. Sebuah perintah yang tentu saja agar Arrio bisa menjauhkan adiknya dari calon suaminya sendiri, agak gila memang. Tapi sungguh Arrio masih tidak rela.

Dan itulah mengapa kini Nilo dan Yugo yang menjadi sasaran amukan. Bagaimana tidak, Damian justru kelimpungan sendiri karena tidak bisa bertemu dengan Anya. Bahkan tidak tahan untuk tidak menyentuhnya.

Segala pekerjaan dilimpahkan pada Nilo. Namun segala urusan yang berkaitan dengan keluarga Alegreya. Sosok Yugo yang menjadi pesuruh. Bukan tanpa alasan, Yugo justru menawarkan dirinya sendiri. Tentu saja karena sosok Agnese telah kembali.

Dengan kotak yang berada di tangannya pemuda satu itu masuk ke dalam kediaman Alegreya penuh rasa percaya diri. Semenjak kemarin-kemarin ia sudah tidak tahan dalam menahan diri. Rasanya tidak sabar untuk melihat sosok Agnese setelah sekian lama.

"Mohon tunggu sebentar, Pangeran. Nona Anya tengah berada bersama Nona Agnese. Pangeran bisa menunggu di sini sebentar. Atau ingin masuk saja ke dalam?" tawar Alexi.

Yugo menggeleng dengan senyuman menolak tawaran tersebut. Ada hal yang harus dibicarakan empat mata dengan Anya. Setelah urusannya selesai baru ia akan bertemu dengan wanita yang dirindukannya itu.

Tidak berselang lama ketika Alexi masuk ke dalam. Sosok Anya langsung keluar dengan wajah terkejut, berjalan mendekatinya mengambil langkah terburu-buru.

"Santai saja Kakak Ipar. Aku hanya menyampaikan sebuah pesan," ledek Yugo. "Apa ada tempat yang lebih privasi lagi?"

"Bagaimana jika di dalam kamarku saja? Di sana ada sofa kecil yang cocok untuk melakukan percakapan yang penting," tawar Anya.

Yugo kembali menganggukkan kepalanya. Saat keduanya sudah ada di dalam ruangan tersebut Anya mengambil alih tugas Lily yang hendak menuangkan minuman, memberikan tanda jika sosok Lily agar segera pergi dari sana, mengusirnya secara halus.

Ketika Anya sibuk dengan teko. Yugo meletakkan kotak yang ia bawa di atas meja. Gerakan wajahnya seakan memberikan isyarat pada Anya agar membuka kotak tersebut dan melihatnya.

Tidak menunggu lama Yugo mengeluarkan  suaranya dan menjelaskan. "Itu titipan dari Kak Damian. Kau tahu sendiri jika Arrio melarang Kakakku itu untuk datang ke kediaman Alegreya."

"Secara pribadi ia menyuruhku untuk menyerahkan itu padamu."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Be My Lady Where stories live. Discover now