31. Telah Usai

296 31 2
                                    

"Pangeran Hansel, maaf jika aku bersikap lancang," ucap Arrio dengan wajah tertunduk, memberikan hormat.

"Aku tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa lagi, jika bukan kepada anda. Ini menyangkut banyak orang, termasuk Anya."

Hansel mengeritkan dahinya. Kepala pemuda itu menengok ke arah samping kanan-kiri, dan baru mengetahui satu hal. Ini di luar wilayah istana. Tidak ada CCTV atau seseorang yang bisa mendengar mereka.

Bahkan bisa saja Arrio melancarkan aksinya untuk mencelakai dirinya. Suasana di sini begitu sepi, senyap. Seakan hewan saja tidak berani membuka suara. Terkecuali daun, ranting dan pepohonan yang bergerak karena angin.

"Apa yang ingin kau katakan, Tuan Arrio?"

"Panggil saja, Arrio, Pangeran. Anda pasti sudah tahu tentang masalah di kerajaan Oyya. Dan itu ada sangkut pautnya dengan kerajaan anda juga."

"Ya, tentu saja. Ada apa?"

"Aku ingin meminta pertolongan. Ini bukan untuk diriku. Tetapi untuk adikku, Anya."

Wajah Pangeran Hansel langsung memperlihatkan raut wajah tidak mengerti. Kerutan heran dan bertanya-tanya tentu saja bisa dinilai oleh Arrio secara gamblang.

"Besok aku memiliki rencana. Bukan hanya diriku, ayahku, tetapi juga Yang Mulia Damian. Aku takut, apa yang direncanakan besok justru hanya jebakan semata," ungkap Arrio.

"Tunggu, aku tidak mengerti, Arrio."

"Tolong selamatkan, Anya. Kediaman Alegreya besok hanya ada para adik-adikku, dan pengawal. Tidak ada siapapun lagi di sana. Sebanyak apapun pengawal, dan secanggih apapun alat keamanan, jika istana saja bisa dibobol, apalagi dengan rumah kediaman kami?"

"Anya ada di sana. Tolong selamatkan dia. Perasaanku sangat gelisah untuk esok hari nanti. Ditakutkan, ketika semua orang fokus mengejar musuh. Justru musuh itu sendiri datang dan menghampiri Anya."

Pangeran Hansel mengangguk, mengerti. Ia menepuk-nepuk bahu Arrio. Memberikan pertanda jika lelaki itu setuju untuk membantu. Ini tidak ada sangkut pautnya dengan perasaan. Tetapi, sesama manusia bukankah harus saling membantu?

Toh musuh yang dikejar oleh Damian. Adalah musuhnya juga.

Semuanya akurat dan tepat sasaran. Apa yang Arrio takutkan benar terjadi. Walaupun Pangeran Hansel terlambat untuk datang.

_🖤_

Beberapa pengawal yang terluka sudah diobati. Ada yang gugur langsung diberikan penghormatan terakhir dari sang Raja, bahkan pihak keluarga mendapatkan bantuan khusus dari kerjaan. Alexa, Lily, tangan kanan Anya yang sejak kejadian itu berlangsung tengah di sekap di gudang belakang. Tepatnya di kebun keluarga Alegreya.

Damian lengah, tidak, tapi pihak keluarga yang lengah. Walaupun jarak dari kebun dan rumah kediaman keluarga Alegreya cukup menguras tenaga jika berjalan kaki. Bukan berarti tingkat keamanannya ketat, justru longgar.

Putri Sora dan antek-anteknya masuk melalui pintu tersebut. Pintu yang biasanya digunakan oleh para pekerja yang ada di kebun sebagai pintu keluar-masuk.

Semua pekerja yang ada di sana langsung diamankan, kaki dan tangan diikat, dikumpulkan menjadi satu di gudang. Sisa antek-antek yang lain langsung menyerbu kediaman Alegreya sesuai dengan rencana.

Begitu mulus. Sampai-sampai ketika Damian diperlihatkan semua kejadian itu melalui layar CCTV, kedua tangannya terkepal erat.

Jika saja tidak ada Yugo dan Nilo. Sudah dipastikan Damian telah membunuh Putri Sora dengan kedua tangannya sendiri.

Be My Lady Where stories live. Discover now