30. Genderang Perang

282 33 3
                                    

Halo semuanya, apa kabar?

Maaf aku baru bisa update lagi setelah lebaran kemarin. Mungkin sedikit terlambat, tetapi aku mau mengucapkan, mohon maaf lahir dan batin 🖤

Selamat membaca 🖤

"Aku tidak tahu!" bentak Putri Sora pada seseorang yang berada di seberang sana melalui sambungan telefon

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.


"Aku tidak tahu!" bentak Putri Sora pada seseorang yang berada di seberang sana melalui sambungan telefon. Wanita itu sedari tadi berpikir keras dengan langkah kaki yang berbolak-balik tidak karuan.

"Jangan menyalahkan aku, karena aku sendiri tidak membuat kesalahan apapun, Paman! Kau yang sedang berada di istana, seharusnya kau yang bertanggung jawab. Bukan menyalahkan aku yang berada di Adelaide."

"Semuanya adalah rencanamu. Aku mendukungmu karena membutuhkan banyak suara untuk mengokohkan namaku mewarisi tahta Ayah."

"Jika kini ada pihak kerajaan lain. Atau orang-orang dari kerajaan kita sendiri yang bergerak itu semua karena salahmu, bukan aku. Karena aku bekerja untuk diriku sendiri."

"Kau terlalu gegabah, Sora. Damian tidak mungkin begitu cepat luluh padamu hanya karena kau cantik! Semua langkah yang kau ambil salah. Kau pikir Damian mendekatimu karena apa jika bukan karena ada maksud dan tujuannya."

"Orang-orangku satu persatu sudah tertangkap. Lambat laun jika namaku terseret maka namamu juga."

Putri Sora geram. "Jangan coba-coba! Berani sekali Paman menyeret-nyeret namaku?"

"Kau pikir kau tidak bersalah dalam kasus ini? Kau pun sama saja. Jika aku menginginkan uang. Kau membutuhkan orang-orang agar berdiri di belakangmu, kau berjuang untuk perebutan tahta!"

"Aku melakukan itu semua untuk namaku sendiri. Mendekati Damian agar aku bisa menjadi bagian dari keluarga Adelaide. Namaku bisa menyandang status Gil Ladera di belakangnya."

Suara kekehan terdengar dari seberang sana. Sang Paman dari Putri Sora itu tertawa mengejek keponakannya sendiri. "Kau pikir kau itu siapa?" sindirnya.

"Sora, dengar, kau itu hanyalah anak raja yang manja. Semua yang kau lakukan di depan publik hanya agar menyelamatkan citramu saja. Mendekati Damian? Kau bahkan kalah telak untuk melawan Anya."

"Jangankan untuk mendekati Damian. Kau mendekati sosok Nilo yang dikenal Casanova saja belum tentu bisa. Apalagi itu Damian."

"Dengarkan aku. Mulai sekarang berhati-hatilah pada Damian. Paman yakin dia tengah menyelidiki sesuatu. Jangan fokuskan pada ambisimu untuk menjadi selir di Adelaide. Fokuskan saja pada masalah ini."

"Jika kau berani macam-macam, parahnya bertindak gegabah. Maka jangan salahkan Paman yang sudah menegurmu. Kau akan menemui jurang kehancuranmu sendiri."

Putri Sora terdiam. Ia bingung harus menuruti mana? Menutupi kasus yang menjerat Pamannya. Atau tetap mengejar posisi selir untuk masa depannya. Dirinya sadar jika posisi penerus tahta di kerajaan Oyya belum ditentukan. Walaupun Putri Sora adalah anak tertua tetap saja ia akan kalah melawan adik-adiknya.

Be My Lady حيث تعيش القصص. اكتشف الآن