24. Pernikahan

408 44 7
                                    


Halo selamat malam semuanya. Selamat malam Minggu. Maaf sebelumnya aku sempet menghilang terlalu lama karena ada banyak pekerjaan yang harus aku urus.

Terima kasih untuk semua pembaca yang sudah mampir dan meninggalkan jejak dicerita pertamaku ini 🖤



Pernikahan

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Pernikahan. Sebuah kata yang tidak pernah sedikitpun hadir dalam benak Anya. Tidak jika harus mengulang saat umur Anya masih di bawah usia remaja, tidak tahu bagaimana kejamnya menuju kedewasaan.

Masih memiliki pemikiran, menikah dengan sosok yang dicintai, menggelar pesta seperti di negeri dongeng. Lucu jika teringat akan pemikiran konyol yang satu itu.

Sebelum pada akhirnya berubah seiring berjalannya waktu, umurnya bertambah, pola pikirnya ikut berubah.

Dan menjadi dewasa bukan saja melelahkan tetapi juga begitu kejam bagi Anya.

Berpikir jika menikah bukanlah titik akhir. Ia masih bisa tetap bertahan hidup walaupun seorang diri.

Kiranya tidak akan ada manusia keturunan Adam yang mau menikah dengan Upik Abu macam dirinya. Tidak akan ada lelaki yang mau mendekatinya. Tidak akan ada yang sudi jika harus menjadikan Anya Alegreya sebagai seorang istri.

Semua lamaran yang datang pada keluarga Alegreya, satupun tidak ada yang masuk untuk Anya. Jika bukan pada Aitana maka itu teruntuk Agnese.

Apa Anya sakit hati? Jika bertanya pada sosok Anya yang masih remaja, maka jawabanya tentu saja sakit hati. Masih merasakan iri dengki pada kedua kakak tirinya. Keduanya bisa mendapatkan itu, lantas mengapa Anya tidak bisa? Salahnya apa?

Tetapi jika pertanyaan itu tertuju pada Anya dengan posisi yang sekarang. Tentu beda jawaban yang akan diterima.

Anya tidak peduli jika ada lamaran yang masuk, atau bahkan tidak ada sama sekali. Bagi dirinya hidup dengan damai mengikuti arus kehidupan sudah lebih dari cukup.

Namun sepertinya itu tidak berlaku bagi Damian. Walaupun pada akhirnya terkuak mengapa Damian mau-mau saja menikahi Anya. Terlepas keduanya sama-sama mendapatkan 'lamaran' pertama, dan itu berhasil tidak ada penolakan dari kedua belah pihak.

Kini berdirilah keduanya di depan semua orang. Tengah melakukannya janji suci, bukan hanya di hadapan para rakyat, pejabat istana, kedua keluarga, bahkan di hadapan Tuhan.

Saling menerima dalam keadaan baik maupun buruk. Sehat maupun sakit. Miskin maupun kaya. Sedih maupun bahagia. Keduanya sepakat saling menerima satu sama lain, berpegangan tangan, bahu membahu karena kelak pondasi harus semakin kuat seiring hubungan mereka yang terus berjalan.

"Silahkan Yang Mulia. Anda boleh mencium istri anda sekarang."

Tubuh Anya rasanya lemas bukan main tak kala berhadapan dengan sosok Damian Gil Ladera, suaminya.

Be My Lady Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon