22. Tiga Sekawan

371 53 3
                                    

Sedari awal baik Damian maupun Anya sudah dapat memprediksi apa yang akan terjadi ke depannya. Setelah sebuah jawaban yang Anya berikan perihal bagaimana kelanjutan hubungan mereka berdua. Bahkan sebelum Anya memberitahukan pada Damian untuk meminta maaf pada para kakaknya, lelaki itu sudah tahu harus melakukan apa.

Kepulangan Anya dari desa Ader setelah sekian lama langsung membuat gempar kediaman Alegreya. Tentu saja Arrio menolak mentah-mentah. Sedangkan Aitana diam saja, ia sudah menempati janjinya. Apapun jawaban Anya, Aitana hanya bisa mendukung. Pastinya itu sudah menjadi yang terbaik bagi pasangan tersebut bukan?

Raja Nicholas bahkan tidak segan-segan untuk memberikan apapun bagi pernikahan anaknya. Hitung-hitung sebagai tanda permintaan maaf. Pengumuman tanggal resmi pernikahan itu sendiri bahkan sudah diumumkan, dipublikasikan secara luas.

Lagi dan lagi Anya menjadi sorotan. Seorang Upik Abu akan menikahi Putra Mahkota yang tampan.

Andai saja masalah kemarin tidak pernah terjadi mungkin saat ini mereka telah menikah. Segala persiapan baik gaun pernikahan, sampai dekorasi saat itu telah hampir selesai. Tetapi apa daya. Tuhan memberikan garisan yang berbeda. Apa yang seharusnya terjadi mendadak pecah bak balon yang meletup.

Damian berjanji pada dirinya sendiri. Kali ini tidak akan ada lagi masalah yang terjadi. Sudah cukup kebodohannya kala itu merugikan semua pihak. Sudah lelah menahan semua rasa yang pada akhirnya dimenangkan oleh rasa cintanya pada Anya.

Sekarang fokusnya menatap pada masa depan baru yang akan terjadi. Anya sibuk untuk membuat gaun pengantin baru, sesuai dengan yang gadis itu mau. Hasil karya sang kakak, Agnese.

Namun tetap saja ada satu kendala lain yang bahkan hingga detik ini sulit Damian menangkan. Benar kata Anya. Mungkin membuat Aitana atau Agnese bisa menerimanya akan jauh lebih mudah. Ketimbang sosok lelaki yang akan menjadi kepala pimpinan di kediaman Alegreya.

Arrio menampilkan wajah kurang bersahabat. Padahal Anya susah membujuknya untuk ikut berlibur sebentar di rumah peristirahatan milik Damian. Tentu perjalanan tersebut ada maksud dan tujuan lain.

Salah satu hal terbesarnya adalah membuat Arrio setuju, dan hubungan antara Arrio dengan Damian bisa kembali seperti semula.

"Aku yang akan memasak!" seru Anya dengan semangat begitu sampai di rumah peristirahatan.

"Kau yakin? Mau aku bantu?" tawar Damian.

Anya menggeleng. Ia justru memberikan gestur lain agar Damian menghabiskan waktunya sekarang dengan sosok Arrio.

"Biarkan aku memasak. Walaupun aku tak sepandai itu dalam memasak, namun aku bisa. Kini giliran tugasmu untuk mendekati Kak Arrio."

"Sudah aku katakan bukan jika membuatnya luluh bukanlah hal yang mudah. Wataknya yang keras lebih dari Kak Aitana."

"Tapi aku mohon. Saat kalian saling berbincang nanti jangan libatkan emosi. Semarah apapun dirimu, aku pinta jangan sampai berkelahi. Bisa?"

Damian mencium pipi kiri Anya dengan lembut. "Tentu Sayangku."

"Kau bisa mencariku di sekitar danau. Kami bertiga akan berada di sana tengah memancing."

Anya mengangguk dan lagi-lagi Damian memberikan ciuman penutup tepat di kening sebelum berlalu pergi.

_🖤_

Arrio benci sekali, teramat membenci dua sahabatnya semenjak masa taman kanak-kanak itu. Keduanya mengkhianati Arrio dengan hebatnya. Menghancurkan keluarga Alegreya dengan satu kali lemparan bola, semua pion tumbang.

Arrio juga tahu jika bukan salah Noah untuk ikut campur. Mau bagaimanapun Noah hanya bawahan dari Damian, tangan kanan lelaki tersebut. Tetapi tetap saja itu tidak membuat Arrio menjadi lebih berbaik hati.

Be My Lady Where stories live. Discover now