Be My Lady

27. Cemburu Dan Kehancuran

Menjadi keluarga kerajaan tidaklah seindah cerita-cerita dalam dongeng. Atau bahkan nampak sempurna seperti yang dibuat oleh Disney untuk semua karakter Tuan Putrinya.

Istana megah, kuda putih, dengan Pangeran tampan. Lupakan. Semua itu jikapun ada maka tidak seindah itu.

Bekerja untuk rakyat. Mendapatkan pujian apalagi kritikan. Kadang kala mendapatkan sambutan hangat, pun bukan berarti sambutan kurang menyenangkan tidak ada, justru ada-ada saja. Beberapa rakyat merasa bangga dengan kinerja kerajaan. Ada juga yang menyuarakan pendapatnya dengan tajam, mengolok jika para keluarga kerajaan hanya memperkaya keluarga mereka sendiri tidak dengan para rakyat.

Koin memiliki dua sisi yang berbeda. Tentu saja tak akan pernah sama, seirama. Karena saling bertolak belakang.

Banyak hal yang sudah Anya dapatkan setelah mengemban tugas menjadi Putri Mahkota. Pembelajaran yang sangat melelahkan karena harus belajar dan mengetahui segala hal dari dasar.

Sepulang dari berbulan madu kerap kali Anya dan Damian terpisahkan karena perbedaan pekerjaan yang keduanya emban. Damian lebih sering berpergian dengan kedua adiknya, Nilo dan juga Yugo.

Sedangkan Anya lebih sering menghabiskan waktunya dengan Leonor. Tuan Putri kesayangan para rakyatnya. Muda dan cantik, berpretasi. Banyak Pangeran dari kerajaan lain tertarik namun gadis itu justru mengatakan ingin mencari suami sesama rakyat Adelaide saja.

Selama satu bulan belakangan Anya dan Leonor sama-sama sibuk mengurus banyak hal keperluan rapat yang akan dilaksanakan di Adelaide.

Sebuah rapat yang diadakan setiap satu tahun sekali. Di mana anggota rapat biasanya para perwakilan Pangeran atau Putri dari kerajaan tetangga. Tahun ini kerajaan Adelaide mendapatkan giliran menjadi tuan rumah.

Hal itu membuat semua anak-anak Raja bahkan Anya kelimpahan banyak sekali tugas yang harus diemban. Beberapa hal yang harus dilaksanakan. Sangat melelahkan.

Tadinya Anya berharap bisa bersanding dengan Damian untuk menyambut para tamu kerajaan tetangga di depan. Tetapi wanita itu justru mendapatkan tugas bersama Leonor untuk mengajak para tamu sekadar berkeliling istana. Dan menemani para Tuan Putri di istana kaca. Di mana di dalamnya terdapat tempat untuk berbincang-bincang ringan sambil meminum teh.

Saat Anya dan Leonor tengah berjalan kaki. Tiba-tiba tubuh mungil Leonor langsung terhenti. Ia menatap jengah pada pemandangan yang ada di bawah sana. Mereka berdua tengah di lantai dua, tentu saja bisa melihat bagaimana pemandangan yang ada di bawah mereka.

Termasuk pemandangan Damian dengan Tuan Putri Sora, dari kerajaan Oyya.

"Demi Tuhan. Inilah alasan mengapa aku mengatakan lebih baik diriku saja yang menyambut tamu di depan. Jangan Kak Damian! Tetapi Mommy tidak mau mendengarkan aku!" pekik Leonor.

Satu-satunya orang yang memanggil orang tuanya Mommy-Daddy di istana ini hanyalah Leonor. Dan dia ingin memanggilnya dengan panggilan paling berbeda sendiri.

"Mengapa?" tanya Anya begitu polosnya.

"Kau tahu, Kak Anya? Putri Mahkota kerajaan Oyya itu sangat tergila-gila dengan Kak Damian! Semenjak Kak Damian memunculkan wajahnya di depan publik, detik itu juga Putri Sora langsung memberikan tanda jika Damian hanya miliknya."

"Aku tahu akan hal itu karena aku pernah datang ke kerajaan tersebut. Dan mendengar berita itu dengan telingaku sendiri saat aku di sana."

"Dia tidak pernah sekalipun tertarik dengan Kak Damian, bahkan semenjak dulu. Fokusnya selalu pada Kak Nilo. Kau pasti mengerti apa maksudku bukan, Kakak Ipar?"

Anya hanya mengangguk. Mau bagaimana lagi, reputasi Nilo dengan wajah rupawan adalah yang kerap kali santer terdengar bahkan sampai ke kerajaan tetangga. Posisi kedua ada sosok Yugo. Dan entahlah saat itu posisi Damian berada di mana. Karena baru sekarang-sekarang ini, setelah lelaki itu memperkenalkan dirinya sebagai calon dari Anya, wajah tampannya keluar ke permukaan. Nama Damian baru muncul. Setelahnya ya begitulah, justru nama Anya yang buruk. Mungkin sampai saat ini.