O5. Hari Pertama

1.9K 298 7
                                    

Pagi pertama di posko ternyata terjadi kericuhan. Dari yang mereka telat sholat subuh, air di rumah Pak Junho yang mati, drama telor gosong buatan Karina dan masih banyak hal-hal lain yang tentu saja menimbulkan kehebohan.

Hendery, Jeno dan Yeji misal. Mereka bertiga berlarian menuju ke sungai karna tidak kuat untuk menahan buang hajatnya. Tapi tentu saja Yeji yang kalah kalau harus melawan dua pemuda bringas itu, keduanya masuk ke bilik bambu di mana warga biasanya memakai untuk WC umum.

"Buruan dong woi, udah mau keluar nih." Yeji terus mengetuk-ngetuk bilik bambu itu sembari merapatkan kakinya menahan agar hajatnya tidak keluar.

"Bentaran Ji, masih keluar yang kecil-kecil ini!" Balas Hendery dari dalam. Terdengar beberapa kali suara kentut bersahutan dari bilik kecil itu.

Yeji menendang bilik bambu dengan perasaan kesal. Hari pertamanya benar-benar apes sudah, padahal tidak biasanya Yeji buang hajat pagi hari tapi karna semalam Beomgyu membelikannya cilok pedes alhasil mulesnya datang sekarang.

"Bolehin gue masuk juga dong! Udah di ujung ini beneran mau keluar," ucap Yeji karna sudah tidak tahan menahan hajatnya yang meminta untuk segera dikeluarkan.

"Ngawur mana bisa. Bentaran ini Bang Dery udah kok habis ini gue juga udah," balas Jeno.

Yeji mengumpat kemudian berlari menuju ke sisi sungai lain di mana teman-temannya sedang mencuci baju dan mandi. Dia menoleh ke kanan-kiri memastikan tidak ada warga yang melihatnya dan berjongkok di dekat pepohonan.

"Anjir—Yeji lo ngapain? Buang hajat ya?" Seru Haechan kaget ketika tak sengaja ingin mengambil kaos tapi malah melihat Yeji jongkok dengan wajah merah di dekat pohon.

Anak-anak yang lain seperti Sunghoon, Beomgyu, dan Yeonjun yang kebetulan juga berada di lokasi berusaha menutupi badan telanjang mereka karna tidak pernah menduga akan ada imposter yang tiba-tiba datang.

"Bangke cewek lo noh bang poop di semak-semak," ucap Sunghoon yang langsung merendam setengah badan dan menunjuk ke arah Yeji.

Bukannya malu Yeji meneruskan buang hajatnya sampai gadis itu merasa lega. Ketika hendak memakai kembali celananya, Yeji menyuruh cowok-cowok untuk menghadap ke arah lain dan mengancam kalau ada yang mengintip akan dia congkel matanya.

"Terutama lo Chan. Awas aja sampe lo ngintip gue suruh Kak Yeonjun hanyutin lo," ucap Yeji sembari mengenakan celana abu-abu selutut. Setelah selesai, gadis itu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Lo nggak ilfeel Bang lihat Yeji poop begitu?" Tanya Haechan.

Yeonjun menggelengkan kepala. "Malahan kalau di rumah, pintu kamar mandi nggak pernah ditutup sama Yeji."

"Gila apa nggak bau rumah lo?"

"Enggak lah gue kan pake pengharum ruangan," jawab Yeonjun kemudian memilih untuk menyelesaikan mandinya terlebih dahulu.

Sebenarnya di awal mereka pacaran sikap Yeji tentu saja tidak seberani itu, bahkan bertemu tanpa make up saja Yeji menolak tapi seiring berjalannya waktu semua rasa malu itu lenyap. Yeonjun sudah biasa melihat wajah Yeji ketika baru bangun tidur dengan liur menempel di pipi, Yeonjun juga sering kena serangan kentut Yeji, begitu pun sebaliknya bahkan mungkin kelakuan Yeonjun lebih parah daripada cewek itu tapi mereka tetap mencintai satu sama lain.

"Gue balik duluan lo bertiga jangan lama-lama entar masuk angin," pamit Yeonjun yang memutuskan untuk kembali ke posko lebih dulu.

Pagi ini memang agak dingin membuat beberapa dari mereka memutuskan untuk tidak mandi, hanya sikat gigi dan cuci muka saja seperti Giselle. Gadis ini tidak terbiasa dengan udara dingin jadi sebelum dia terserang sakit, Giselle lebih memilih untuk tidak mandi toh dia masih saja cantik kan.

Oh, KKN! Where stories live. Discover now