21. Soal Mantu Idaman

1.1K 198 11
                                    

Pagi tadi Giselle balik ke posko diantar sama cowok yang super duper kece, mana pake motor mirip Dilan, rambutnya gondrong pokoknya bikin pagi hari yang mendung itu tiba-tiba terasa hangat.

Dan menjelang siang ini, Pak Namjoon juga datang mengendarai kuda supaya baik jalannya—enggak beliau naik mobil hitam mengkilap yang rasa-rasanya baru beliau punya karna mobilnya yang dulu beliau bawah ke desa ini warnanya merah sekarang berubah jadi hitam.

"Kayaknya rumor yang bilang Pak Namjoon itu pemilik dealer mobil itu bener deh," ujar Hendery yang sejak tadi menatap mobil hitam Pak Namjoon yang terparkir rapi di halaman samping posko.

Yeonjun yang menjadi rekan bicaranya itu mengangguk. "Bener—eh anjir kita ngapain malah bengong di sini Der, ayo buruan itu gelar tenda buat vaksin nanti," kata Yeonjun yang tersadar dari lamunannya.

Kedua pemuda itu pun bergabung dengan yang lain untuk membantu membentangkan tenda di sekitaran posko untuk acara vaksinasi gratis sekaligus juga proker kerja Giselle di mana dia akan melakukan tes kesehatan bagi warga desa. Jadi Pak Namjoon akan mengawasi langsung nanti selama tes kesehatan, sementara proker Ryujin, Isa, Hendery, Sunghoon, Haechan dan Beomgyu udah selesai ngasih laporan tinggal anak-anak pendidikan aja yang harus berusaha untuk meningkatkan kinerja mereka lagi ketika mengajar.

Dan sekarang Pak Namjoon sedang berada di kantor kecamatan guna mengawasi proker Yunjin.

Cowok-cowok kelompok lima belas langsung sigap nyapu, masang tenda, bahkan menata bangku-bangku guna persiapan acara. Tapi ada satu cowok yang lemah, letih, lesu, duduk di pojokan tanpa semangat dengan tatapan mata kosong, siapa kalau bukan Beomgyu. Sejak menerima telpon dari seseorang sehabis shubuh Beomgyu tiba-tiba berubah jadi pendiem, Haechan aja sampe dicuekin padahal niatnya mah bagus mau ngajak Beomgyu joget bareng.

Ditanya pun cowok itu cuma balas lagi enggak enak badan, disuruh istirahat nggak mau, bikin bingung kan.

Aneh sih ngelihat Beomgyu yang biasanya aktif itu jadi diem begini, Ryujin juga lagi di rumah Pak Junho bantuin Ibu-ibu masak di sana jadi gak tau tuh Beomgyu kenapa.

"Jangan ngelamun ketempelan kunti nanti," ujar Jeno sedikit berteriak mengingatkan Beomgyu.

Beomgyu hanya tersenyum kecil mendengar ucapan temannya ini.

Setelah menata meja, Jeno pun ikut duduk di samping Beomgyu sembari merangkul pundak pemuda itu. "Lo kalau emang lagi sakit masuk aja tiduran, nanti gue minta dokter puskesmas suruh periksa lo daripada bengong kayak orang kehilangan arah gini kan," ucap Jeno.

"Iya, tapi gue emang lagi nggak pengen tiduran," jawab Beomgyu.

Dia sebenarnya emang nggak lagi sakit, Beomgyu lemes itu karna kepikiran sama kekasihnya yang sejak seminggu kemarin seperti berusaha untuk menghindarinya. Mereka memang jarang bertukar kabar karna perbedaan waktu tapi akhir-akhir ini lebih parah lagi. Typing gadis itu sangat singkat, obrolan di telpon juga hanya sekedar saling menyapa saja, tidak hanya itu semua foto kebersamaan mereka di instagram pribadi milik ceweknya juga sengaja diarsipkan seolah gadis itu sudah jenuh dengan hubungan ini.

Apalagi pagi tadi dia mendapat kabar dari salah seorang teman yang juga satu universitas dengan kekasihnya, dia mengatakan melihat pacar Beomgyu menghadiri pesta ulang tahun dengan seorang pemuda berperawakan tinggi makin membuat Beomgyu cemas sendiri.

"Jen lo pernah selingkuh?" Tanya Beomgyu.

Jeno yang baru saja membuka air mineral menoleh sambil mengernyitkan dahi, "emang muka gue kelihatan kayak cowok tukang selingkuh ya?" Tanya Jeno.

"Sedikit mirip."

"Bangsat," umpat Jeno.

"Pernah nggak?"

Oh, KKN! Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon