32. Girls Time

1K 178 11
                                    

Meninggalkan kegiatan anak-anak di posko, sekarang Giselle sedang menunggu kedatangan seseorang. Orang itu bilang ingin mengobrol dengan Giselle dan menyuruhnya untuk ke warung Bu Eunha, alhasil sehabis makan malam Giselle pamit untuk keluar.

Tak lama orang yang menghubungi Giselle datang, ternyata ia tidak datang sendirian melainkan datang bersama dengan Karina. Iya, orang itu adalah Jeno.

"Bu Eunha, saya pesen kopi susunya tiga ya," ujar Jeno yang langsung ditanggapi anggukan oleh Bu Eunha. Jujur selama perjalanan ke sini bersama Karina tadi, rasa canggung menyelimuti mereka tapi Jeno sudah bertekad akan meminta maaf baik kepada Karina maupun Giselle.

Mereka duduk berbaris dengan Karina yang berada di tengah-tengah. Gadis ini juga sama canggungnya terlebih setelah kejadian hari itu dia sama sekali tidak pernah mengajak bicara Giselle.

Karina melirik ke samping kiri, tempat di mana Giselle duduk. Ia hanya memandangi jari-jemarinya dengan mulut bungkam, "nanti pulangnya kita bareng aja ya Sel," ujar Karina membuat Giselle menoleh.

Karina mencoba untuk tersenyum, "kenapa?" Tanyanya.

Giselle menggelengkan kepala. Ah, dia kangen awal-awal kedatangan mereka ke desa ini. Rindu bagaimana ketika saling mengobrol satu sama lain.

"Oh, oke." Giselle menjawab sambil mengangguk.

Setelahnya tidak ada lagi yang berbicara, suasana benar-benar canggung sampai-sampai Bu Eunha bisa merasakannya juga.

"Gue mau minta maaf ke kalian berdua, gara-gara kelakuan gue hubungan kita jadi saling nggak nyaman begini. Gue minta maaf." Jeno mengatakan permintaan maafnya dengan nada tulus.

Giselle menelan salivanya, matanya melirik ke arah Karina dan Jeno. "G–gue juga minta maaf karna nggak peka sama perasaan lo Jen. Dan ke Karina juga, gue minta maaf," ujar Giselle.

Karina mengangguk dan langsung memeluk tubuh Giselle, "harusnya gue yang minta maaf ke lo Sel. Karna amarah yang ada di hati gue, gue sampai nggak nyapa lo dan mengabaikan keberadaan lo, gue minta maaf ya kita masih temenan kan?"

Giselle tersenyum lega dan mengangguk. Ia membalas pelukan Karina serta menaruh kepalanya di pundak gadis itu. Matanya bertemu dengan mata Jeno yang rupanya juga ikut tersenyum melihat hubungan dua gadis ini membaik. Setelah puas saling memeluk satu sama lain, kini gantian Karina menatap ke arah Jeno. Hatinya memang masih sakit tapi Karina akan mencoba untuk menyembuhkan lukanya dengan memaafkan Jeno.

"Gue emang sempet marah sama lo tapi setelah ngobrol sama anak-anaknya, ya nggak ada salahnya untuk memaafkan lo Jen," ucap Karina tersenyum. "Selain itu juga gue mau minta maaf dan berterimakasih ke lo Jen, tanpa ada lo mungkin proker gue bakal lebih susah."

Jeno merasa sedikit beban di hatinya menghilang setelah Karina memaafkannya.

"Kita emang nggak bisa merubah masa lalu tapi setidaknya untuk tiga hari ke depan sampai sebelum kita balik ke kampus, ayo buat kenangan yang indah," ujar Karina merangkul pundak Giselle dan Jeno.

Giselle dan Jeno mengangguk setuju.

Karina juga diam-diam tersenyum. Pilihannya untuk memaafkan Jeno dan menghilangkan rasa sukanya ini mungkin adalah pilihan yang paling tepat karna sekarang meskipun hati Karina masih sakit tapi ada kebahagiaan di sana.

Kebahagian simpel yang dinamakan 'teman'.

Suasana canggung di awal tadi kini mulai tergantikan dengan suara tawa dari ketiga orang ini. Mereka bahkan baru kembali ke posko setelah membantu Bu Eunha menutup warungnya.

"Gini kan enak kalau dilihat, jangan berantem lagi ya temen-temen apalagi cuma masalah cowok modelan Jeno. Sekarang tidur aja yuk, tidur," komentar Haechan yang ikut senang melihat Giselle, Karina, dan Jeno kembali ke posko bersama dengan senyuman di wajah mereka.

Oh, KKN! Where stories live. Discover now