13. Ngerinya Cewek PMS

1.5K 238 19
                                    

"Tongkrongan kami...bukan tongkrongan pecundang..."

"Pecundang..pecundang.."

Bersama gitar dan teman bernyanyinya yang kali ini digantikan oleh Hendery Beomgyu bernyanyi dengan indahnya.

Seminggu anak-anak kelompok lima belas ini berada di Desa Banowati tapi sudah bosan karna hanya melalukan kegiatan itu-itu saja.

"Gue jamin anak-anak pada main dulu sih sebelum balik ke sini," ucap Hendery lesuh.

Sebagian dari anak-anak non akhlak ini tadi pagi pergi ke pasar dan sampai siang begini belum juga balik, mentang-mentang hari libur nasional jadi seenak jidat saja mereka. Dan yang dipasrahi mengurus posko malah anak-anak malas nolep kayak Beomgyu, Hendery, Yeonjun sama Sunghoon.

"Tau," balas Beomgyu menempelkan dagu ke gitar dipangkuannya. "Daritadi nih Bang Yeonjun sama Sunghoon ke mana sih? Beli rokok di Arab apa ya kok lama banget."

"Biasa, dua nigen tidak berguna itu pasti sedang menggoda otoko-otoko kembang desa," jawab Hendery yang pastinya betul sekali.

Yeonjun dan Sunghoon saat ini asik ngopi di warung Mbak Eunha, janda desa montok yang ditinggal suaminya selingkuh sama biduan desa seberang. Tidak berduaan tentunya, mereka ditemani oleh beberapa gadis desa.

"Diminum lagi dong Mas Yeonjun kopinya hehe," ujar Yeri anak dari Bu Irene, juragan lele.

Yeonjun mengangguk. "Iya Mbak Yeri saya minum kok."

Salah satu kerumunan gadis itu menepuk tangan Yeri. "Awak mu jangan gatel dong Yer. Inget cowok mu si Mark ikuloh nong sawah, sana samperin kasih makan!" Sahut Yuqi, gadis keturunan cina anak dari juragan kepala sawit. (*kamu jangan caper dong Yer, inget cowokmu si Mark ituloh di sawah)

"Iyo, bule gadungan anak e Johnny." Bu Eunha ikut-ikutan menimpali.

"Masio ngunu ganteng toh bu bocah e. Wis toh ojok ngomongno Mark, mengko dee rene loh aku ora iso guyon karo Mas Yeonjun!" Ucap Yeri. (*meskipun begitu ganteng kan bu anaknya, udah jangan ngomongin si Mark nanti dia ke sini aku gabisa becanda sama mas yeonjun)

Sementara Sunghoon adem ayem di pojokan bersama dengan gadis berambut pendek pirang bernama Gaeul.

"Pacarmu nanti marah juga loh kayak pacarnya Mbak Yeri," goda Sunghoon.

Gaeul tersenyum malu-malu sambil menggelengkan kepala. "Cowokku juga lagi KKN jauh nggak bakalan tau kalau aku lagi ngopi di sini."

"Halah, mengko yo eroh loh Gaeul! Cowok mu kuwi kan mirip dukun!" Lagi lagi Bu Eunha menimpali. (* halah nanti juga tau lo gaeul pacarmu kan mirip dukun)

"Ngawur Bu Eunha iki," ujar Gaeul. "Cowok ku kuwi ora mirip dukun! Cah bagus, guwanteng, mirip Angga Yunanda ngunu kok isone mirip dukun iloh."  (*nggak bener bu eunha ini, cowokku ganteng mirip angga yunanda kok dimiripin sama dukun)

"Yo rambute iku loh gondrong mirip koyok mbah dukun."  (*ya rambutnya panjang mirip mbah dukun)

"Ngawur!"

Daritadi Yeonjun dan Sunghoon hanya tertawa saja mendengar percakapan Bahasa Jawa yang sama sekali tidak mereka mengerti.

"Ngomong-ngomong ini Mas Yeonjun sama Mas Sunghoon masih lama tah KKN di sini?" Tanya Bu Eunha.

"Iya Bu, masih seminggu juga di sini." Yeonjun menjawab sambil menyeruput kopi hitam bikinan Bu Eunha.

"Oh ngunu toh.. ini mek tanya ya jangan dimasukin hati," ujar Bu Eunha kemudian terkekeh. "Nggak ada yang mau cari calon jodoh tah temen-temen e sampean?"

Oh, KKN! Where stories live. Discover now