14. Jadi Badut

1.2K 207 24
                                    

Jam pada lockscreen ponsel Yeji menunjukkan pukul setengah tiga, dia terbangun karna perutnya keroncongan. Mata sipitnya mengerjap beberapa kali mencoba untuk mengumpulkan kesadaran yang belum sepenuhnya. Yeji menoleh ke kanan, mendapati Ryujin dan Yunjin tertidur nyenyak sampai-sampai tidak merasakan kaki Beomgyu menimpah wajah mereka. Sementara di sisi kirinya kosong karna Isa yang juga belum kembali ke posko.

Yeji merenggangkan kedua tangannya ke atas melemaskan seluruh otot-otot tubuh, dia merasakan perih di sisi ujung bibir karna kejadian kemarin sore. Untung dia dengan Ryujin bisa melumpuhkan cowok-cowok kurang ajar itu dan juga mereka tidak membawa senjata apapun jadi lebih mudah untuk melawan.

Pak Junho juga langsung membawa gerombolan itu ke kantor polisi setempat dan menambah personil keamanan desa untuk berjaga di posko.

Ketika dia berdiri, Yeji dapat melihat ekspresi tidur teman-temannya yang beragam ini. Giselle mendengur pelan dengan selimut hampir menutupi seluruh badannya, Karina yang tidurnya nggak bisa mingkem–mulutnya terbuka kecil. Ryujin dan Yunjin yang mengorok bersahutan serta para lelaki dengan ciri khasnya sendiri. Hendery tidur dengan headphone, ponselnya juga masih menyala. Sunghoon, Jeno yang tidak lagi berada di kasur lipatnya. Haechan yang kakinya berada di atas perut Beomgyu dan yang terakhir Yeonjun yang tidur paling pojok menghadap tembok.

Melihatnya membuat Yeji terkekeh, ternyata ada yang lebih buruk daripada tingkah polanya ketika tidur.

Yeji membuka tas ransel miliknya mengambil satu bungkus mie dan melangkah ke meja tempat kompor berada dengan menjijitkan kakinya tidak ingin membangunan teman-temannya.

Menyalakan kompor dan mengambil piring untuk menuangkan bumbu mie instannya, Yeji dikejutkan dengan suara serak seseorang memanggilnya.

"Yeji?"

Gadis itu langsung menoleh mendapati Yeonjun yang terduduk di atas kasur lipat sambil mengucek-ucek mata. Pemuda itu memanggil lagi memastikan bahwa memang yang dilihatnya adalah Yeji bukan jelmaan hantu.

"Yeji kan?" Panggil Yeonjun sekali lagi. Dia mencari-cari sakral lampu kemudian menyalakan. "Kamu ngapain?"

Yeji mengerjap sebelum akhirnya menyuruh Yeonjun untuk mematikan lampu karna takut menganggu yang lain.

"Matiin lampunya, kasihan anak-anak." Yeji memutar badan kini menghadap sepenuhnya ke arah kompor, mengaduk-aduk mie. Sementara Yeonjun manut dan mematikan lampu seshai dengan perintah Yeji.

Pemuda ini melipat asal-asalan selimut yang dia gunakan, menimbang-nimbang untuk menghampiri Yeji sambil melihat punggung pacarnya itu.

"Kamu mau mie nggak?" Tawar Yeji tanpa menoleh yang langsung membuat Yeonjun tersenyum kemudian mengangguk dan berjalan ke arahnya.

Yeonjun langsung mendudukan dirinya di sebelah Yeji menatap gadisnya yang sibuk membuang air rebusan ke sebuah wadah plastik di bawah meja.

"Mau mie apa kak?"

"Udah nggak marah?"

"Aku tanyanya mau mie apa?"

Yeonjun mengigit bibir bawahnya. "Nggak, aku nggak mau mie tadi udah kenyang makan sate."

"Oh," jawab Yeji singkat. Setelah menuangkan bawang goreng dan mencampur mie beserta bumbunya. Yeji berjalan melewati Yeonjun untuk kembali duduk di kasur lipatnya.

Yeonjun hanya melihat saja karna memang dia tau kalau dirinya salah.

"Jangan disitu dingin," ujar Yeji. Gadis ini juga membuka kasur lipat Isa, menepuk-nepuk menyuruh Yeonjun untuk pindah duduk di sebelahnya, "sini."

Oh, KKN! Where stories live. Discover now