26. Awal Mula

1K 188 3
                                    

ceritanya ini flashback kejadian di part sebelumnya tentang kecurigaan anak-anak ke Giselle sama Jeno.

🏠🏠🏠

Sejak kepulangan Giselle beberapa waktu yang lalu gadis ini merasa tidak tenang menunggu kabar dari Jihoon, matanya selalu saja memandang ke arah ponsel berharap jika pacarnya itu memberikan kabar. Bahkan sampai Giselle beberapa kali kena teguran oleh staff puskesmas karna ketahuan melihat hp saat membantu menanggani pasien.

Hari itu Giselle memang harus pulang sebab Ibunya dirawat di rumah sakit dan setelah kejadian itu Jihoon tidak bisa sama sekali dihubungi. Ada kalanya Giselle memberitahu dirinya sendiri untuk bersabar dan membuang semua pikiran negatif yang ada di kepalanya tapi sampai sekarang Jihoon tak kunjung ada kabar.

Akun instagram Jihoon juga tidak aktif membuat Giselle cemas.

Siang ini kebetulan sekali karna tugas-tugasnya di puskesmas selesai lebih cepat Giselle, ia sudah berada di posko bersantai sambil memakan beberapa potong kue lapis yang Bu Yoona berikan. Tidak sendirian dia bersama dengan Isa, Ryujin, Sunghoon, Beomgyu dan Hendery karna anak yang lain masih mengerjakan proker masing-masing.

Alunan musik dangdut menemani siang hampa para anak manusia ini.

"Enaknya panas-panas gini mandi di bawah guyuran duit satu miliyar," ujar Ryujin sembari memakan lagi satu kue lapis yang tersisa di piring.

"Bener banget," sahut Sunghoon. "Langsung fresh gitu kan jadinya."

Ryujin mengangguk, "hooh tapi tumben lo setuju sama omongan gue? Biasanya apapun yang keluar dari mulut kecil nan menggemaskan ini selalu aja lo bantah," tanyanya.

"Ciuh, mulut menggemaskan kata lo? Yang ada menggenaskan!" Sahut Beomgyu.

Ryujin melotot aja karna males buat ribut siang-siang begini.

Sunghoon yang posisi awalnya terlentang kini berubah menjadi duduk dan menatap Ryujin. "Mungkin karna gue butuh bantuan lo untuk saat ini jadi gue berusaha untuk bersifat baik sama lo," jawab Sunghoon sembari mengedipkan satu matanya.

Ryujin membalasnya dengan raut wajah seakan muntah.

"Emang lo lagi ada butuh apa sama Ryujin?" Tanya Beomgyu penasaran.

"Gak usah suka kepo urusan orang, mind your own bussiness!" Balas Ryujin sembari menjulurkan lidah, mengejek.

Beomgyu melotot, "sok banget lo. Awas aja ya kalau sampai butuh bantuan kayak yang dulu-dulu lagi gue ogah bantuin."

"Terserah, wlee.."

Beomgyu mau membalas lagi tapi keburu dipotong sama Isa, "kalian berdua sehari nggak berantem gak bisa? Maksud aku tuh kalian kan sahabatan harusnya mah di mana-mana sahabat kan akur, sayang satu sama lain, ini kenapa bertengkar mulu kayak kucing mau kawin?"

"Love language kita kan emang beda Sa karna kita adalah kaum-kaum physical attack, ya kan Jin?" Tanya Beomgyu.

Ryujin ngangguk aja meskipun gatau apa itu sebenarnya physical attack, yang dia tau mah physical touch.

"Bangsat."

Umpatan dari mulut Hendery itu membuat anak-anak yang lain langsung menatapnya, dari tadi diem sekalinya buka suka langsung mengumpat tuh bagaimana ya adek-adek.

Hendery juga yang peka karna teman-temannya menatapnya langsung meminta maaf. "Sorry, gue kalah main game. Lanjutin aja lagi ngobrolnya, lanjutin," ujar pemuda ini kemudian fokus lagi ke ponselnya.

Oh, KKN! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang