37. Setia itu Asik

832 69 3
                                    

"All my demons run wild. All my demons have your smile. In the city of angel. In the city of angel..."

Lantunan lagu milik La la lost you milik Niki menemani siang hari pasangan muda mudi Jihoon dan Giselle. Mereka sedang menikmati waktu berdua, setelah hampir 40 hari terpisahkan jarak.

"Hope new york hold you. Hope it hold you like i do. While my demons stay faithful. In the city of angel.." Jihoon keluar dari kamar mandi sambil bersenandung lagu tersebut dengan keras. Cukup keras sampai mungkin tetangga depan rumah bisa mendengarkannya.

Ia kembali berjalan menuju ke ruang tamu, tempat di mana Giselle berada. Gadis itu sedang sibuk dengan ponselnya, terlihat bagaimana matanya tidak mengalihkan pandangan ke benda pipih itu.

"Hayo, balas pesannya siapa itu."

Giselle hampir saja menjatuhkan ponselnya, kaget karna Jihoon tiba-tiba datang. Gadis ini merubah posisinya menjadi duduk, menaruh ponsel ke meja.

"Untung ya pacar kamu yang cantik sedunia ini nggak punya riwayat jantungan. Coba kalau ada, udah jomblo kamu ditinggal mati," ujar Giselle.

Sementara Jihoon hanya memberikan cengiran tidak berdosa.

Ia kembali duduk di samping Giselle, menaruh kepalanya di pundak gadis itu. "Jadi ceritain dong gimana awal mula kamu bisa ciuman sama Jeno?"

Iya kawan, Giselle cerita semuanya ke Jihoon. Semuanya tanpa terkecuali ciuman keramat di kebun Pak Chanyeol.

"Kayaknya aku udah ngasih tau dua kali deh cerita awalnya kayak gimana," ujar Giselle.

"Iyakah? Aku lupa tuh, ceritain lagi dong."

"Kamu tuh nggak cemburu apa? Aku ciuman loh sama cowok lain, cowok lain!"

Jihoon malah nyengir lagi, menyebalkan banget.

"Tuh kan, nggak dijawab! Kamu beneran nggak cemburu? Kalau seandainya nih ya waktu itu aku baper terus selingkuhin kamu gimana?"

Tidak terduga, tindakan Jihoon selanjutnya membuat mata Giselle membulat sempurna. Pemuda ini mengecup sekilas bibir Giselle, "karna aku yakin kamu nggak bakal ngelakuin itu," jawab Jihoon. Kini lengannya ditaruh di pundak Giselle, menarik gadis itu mendekat kepadanya. "I know you so well. Kamu nggak bakalan ada niatan buat selingkuh dari aku, ya walaupun kalau dilihat-lihat mungkin lebih ganteng Jeno daripada aku ya. Tapi yang kenal dan ngerti kamu tuh cuma aku tau Sel, dia mah mana tau kalau rasa es krim kesukaan kamu itu rasa permen karet. Bakso kesukaan kamu itu bakso-nya Mas Nanang deket perumahaan Green Living, kamu gak suka cilok kacang, kamu juga sebenarnya takut banget sama anjing. Aku tau semuanya, sementara Jeno mana tau."

"Jadi itu alasannya kamu nggak cemburu? Kamu nggak marah?"

"Aku marah, aku cemburu, tapi aku selalu inget kata-kata Dilan. Cemburu itu cuman untuk orang-orang yang nggak percaya diri sementara aku percaya diri banget kamu nggak bakal milih Jeno dan tetep stay sama aku."

Senyum Giselle mengembang begitu saja. Dia memang nggak salah memilih Jihoon sebagai kekasihnya, di samping sifat jenaka pemuda itu memiliki banyak hal yang membuat Giselle jatuh hati.

"Terus hubungan kamu sama Karina gimana? Katamu cewek itu naksir kan sama Jeno," tanya Jihoon.

"Karina ya, kita udah baikan sih saling memaafkan juga meskipun sebenarnya agak canggung kalau harus berduaan sama dia. Tapi mau gimana lagi, salah aku sama Jeno juga kebawah hawa nafsu sampai ngelakuin hal kayak gitu."

"Syukur kalau udah baikan sih. Kalau sama Jeno-nya sendiri, gimana?"

"Gak gimana-gimana, biasa aja."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 15, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Oh, KKN! Where stories live. Discover now