4 | New

8K 916 11
                                    

Setelah pernikahannya kemarin, Haruto tidak membawa apapun dari apartemennya kecuali ponsel, laptopnya, dan beberapa dokumen penting menyangkut statusnya sebagai warga negara. Pelayan keluarga Park bilang semua kebutuhannya sudah disiapkan lengkap disana.

Pasangan pengantin baru ini masih berada di hotel, pakaian yang mereka kenakan hari ini juga diantar langsung oleh pelayan keluarga Park. Benar-benar pakaian yang dibuat menggunakan bahan baku berkualitas, Haruto sampai tidak tega membuat baju itu akan menjadi kusut selepas dipakainya.

Semalam setelah menyambut Ibu mertuanya, Jeongwoo kembali menariknya masuk ke dalam kamar dan mengatakan padanya tugasnya setelah ini hanyalah mendukung segala kegiatan yang dilakukannya termasuk mewakili kegiatannya didepan publik.

"Kau tidak mau pulang?"

Haruto melirik sekilas Jeongwoo yang memangku tabletnya di sofa tunggal.

Pandangannya kembali pada cermin besar di depannya, menatap pantulan wajahnya yang sekarang seperti raga tanpa jiwa. Dia benar-benar hilang untuk saat ini karena tindakan sembrono seorang Park Jeongwoo.

"Aku masih kesal denganmu." ucap Haruto pelan, menutup matanya dan menyangga kening dengan kedua tangannya di meja rias kamar hotel.

"Pernikahan sudah terjadi, kau menjadi pasanganku lalu apa yang harus aku lakukan agar kau tidak kesal denganku?" tanya Jeongwoo, menyimpan tabletnya di tepi ranjang kemudian merubah posisi duduknya senyaman mungkin tapi menurut Haruto itu adalah hal yang sangat angkuh. Lihat saja bagimana Jeongwoo bisa setenang itu setelah menikahi orang asing dan miskin seperti dirinya?

"Meminta cerai denganmu juga akan menjadi hal yang sangat sia-sia, semua orang juga sudah melihat wajahku dan orang akan menduga bahwa program cangkok itu gagal total."

Jeongwoo menjentikkan jarinya puas karena Haruto mampu berpikir sejauh itu untuk terus berada disisinya. "Benar sekali, Kakek juga tidak akan melepasmu semudah itu setelah pengakuanku padanya. Selain itu, kau juga bisa membuat seluruh keluarga aristokrat dipandang buruk jika perceraian itu terjadi."

Haruto berbalik menghadap Jeongwoo disana. "Baiklah, aku memiliki satu permintaan untuk saat ini."

Jeongwoo mengangkat sebelah alisnya penasaran permintaan apa yang diajukan oleh suami—istri—nya.

"Karena aku tidak tau langkah mana yang akan kau ambil selanjutnya dan pastinya akan selalu melibatkanku di dalamnya, tolong dilundungi aku sepenuhnya dan biarkan Hyunsuk berada disampingku."

"Hanya itu?" tanya Jeongwoo.

Haruto mengangguk mantap. Sebenarnya Haruto tidak yakin dengan permintaannya, sebab hal tersebut seharusnya lumrah dilakukan oleh seorang Pria ketika memutuskan untuk menikah. Tapi karena pernikahan ini dilandasi dengan 'sebuah tujuan' maka tidak heran permintaan itu muncul begitu saja di kepala Haruto.

Jeongwoo belum mau mengungkap maksudnya menikahi Haruto.

•••

Jeongwoo dan Haruto tiba di Manor Park. Ini ketiga kalinya Haruto mengunjungi Manor Park dan saat ini ia mengunjungi Manor sebagai menantu sah Park bukan lagi tamu atau bahkan pelayan. Hidup Haruto tidak bisa disamakan dengan peribahasa hidup tidak semudah membalikkan telapak tangan, dalam sekejap dirinya sudah menjadi menantu konglomerat dan hidupnya bergelimang harta serta takhta.

"Selamat datang di keluarga kami Haruto, Bibi akan mengirim hadiah pernikahan ke rumah kalian setelah ini." itu Bibi Rose, Jeongwoo berbisik padanya tadi saat menuju ruang utama melihat Bibinya yang menghampiri.

Haruto ingat rupa wanita itu saat acara pemberkatan dan resepsi, tapi Haruto tidak ingat dengan namanya. Bibi Rose juga menyambutnya dengan hangat saat selesai upacara pemberkatan.

Perfect Demon ⚠️ Under Revision || JeongharuWhere stories live. Discover now