19

6.1K 746 92
                                    

"Tuan muda Jeongwoo dan Tuan Haruto tiba."

Suara dari luar membuat Bibi Shin langsung membuka pintu untuk keduanya dan membungkuk hormat setelah Matriark Kim menyuruh untuk diijinkan masuk. Dengan langkah mantap keduanya berjalan mendekati Matriark. Di dalam kamar hanya ada Matriark dan Bibi Shin.

"Cucu dan cucu menantu datang menyapa." Jeongwoo memberi salam sesuai etiket yang diterapkan sedangkan Haruto hanya menundukkan kepala tidak seperti Jeongwoo yang hampir membungkuk sempurna. Tentu hal tersebut menarik perhatian Matriark padanya.

Matriark memandang Haruto penuh pertanyaan, menganggap Haruto tidak mau lagi menghormatinya.

"Duduklah." perintah Matriark enggan.

Keduanya duduk menghadap Matriark, menatap lurus kedepan.

"Kupikir kalian betah disana dan lupa menyapa wanita tua ini." dengan tenang Matriark menyindir keduanya.

Haruto tersenyum mendengar ucapan Matriark. "Bagaimana cucu dan cucu menantu ini lupa untuk pulang jika disana yang dipikirkan hanyalah cara agar cepat kembali kemari dan segera menyapa Nenek." Haruto memperingati Matriark halus.

Padahal dulu Matriark yang menyuruh mereka agar cepat berbulan madu dan sekarang malah tidak suka mereka benar-benar pergi berbulan madu. Aneh.

Bibi Shin merasa ada sesuatu yang tidak beres antara Cucu menantu dan Nenek mertua ini segera menyajikan teh untuk mereka dibantu beberapa pelayan.

Jeongwoo memutar gelas teh yang telah disajikan. Mendengar kata yang dilontarkan Neneknya membuat telinganya sedikit bereaksi.

"Nenek terlalu berlebihan." kalimat Jeongwoo membuat Matriark sedikit geram menatap tidak suka pada Haruto.

Matriark beralih pada Jeongwoo kilat, menampilkan senyum yang sebelumnya menatap penuh permusuhan pada Haruto. "Bukan begitu Jeongwoo-ya, kau salah paham. Benar begitu, Cucu menantu?"

Haruto tertawa kecil, "iya, Nenek."

Lihatlah wanita tua ini pandai sekali memainkan wajah.

"Sebenarnya kami ingin memberitahu sesuatu tapi sepertinya suasana hati Nenek sedang tidak baik jadi mungkin lain kali saja."

Tatapan penasaran dilayangkan Matriark, "Nenek hanya bercanda. Jadi, katakan apa yang ingin kau beritahu pada wanita tua ini." Matriark membujuk.

Di bawah meja, Jeongwoo memggenggam tangan Haruto. "Haruto hamil anakku, usianya sudah dua minggu." perkataan jatuh dari Jeongwoo membuat Matriark terperangah, jantungnya seperti dipaksa berhenti berdetak mendengar ucapan cucu kesayangannya. Cucu menantunya sudah mengandung cicitnya.

Pandangan Matriark langsung tertuju pada perut Haruto yang sedikit terhalang meja, "benar cucu menantu?" tanya Matriark memastikan.

"Benar Nenek."

•••

Haruto berpisah dengan Jeongwoo di Manor sebab laki-laki itu berkata sudah memiliki janji temu dengan teman bisnisnya. Puas berkeliling taman bunga di area timur Manor yang biasa digunakan untuk menikmati teh, Haruto kembali masuk ke Manor akan berpamitan pada Matriark bahwa dirinya akan pulang ke rumah. Dari arah berlawanan Haruto melihat sosok asing sedang berjalan di lorong utama, Haruto mengambil langkah cepat sehingga mereka sama-sama berhenti saat saling berpapasan.

"Tuan muda Haruto?"

Haruto yang namanya disebut mengangguk kaku.

Yedam menunduk menunjukkan etiketnya. Haruto hanya mengangguk membalas kesopanan Yedam. "Aku, Bang Yedam. Kebetulan bertemu Tuan muda Haruto disini, maaf tidak bisa menghadiri pernikahan Tuan." dengan bingkisan di tangannya, dalam waktu singkat Haruto dapat menebak bahwa Tuan muda Bang datang untuk mengunjungi Matriark, atau menjilat Matriark.

Perfect Demon ⚠️ Under Revision || JeongharuWhere stories live. Discover now