30

4.8K 642 34
                                    

"Sepertinya dua taman bunga Jeongwoo itu sedang akur." desis Haruto melihat Ryuhee dan Mirae berada di ruang tamu saat dia dan Hyunsuk akan masuk ke dalam Manor.

"Yaa begitu wanita."

Haruto dengan langkah ringan memasuki ruang tamu diiringi Hyunsuk dan Arin. Haruto akan membahas pesta debut Gaeul bersama Matriark Kim dan para Bibinya.

Mirae dengan malas beranjak dari duduknya diikuti Ryuhee membungkuk menyapa Haruto, biarpun mereka tidak menyukai Haruto, etiket harus tetap diterapkan dalam Manor. Haruto balas mengangguk singkat.

"Ini merupakan pemandangan langka melihat kalian berdua sangat akur." sarkas Haruto, sudut bibirnya naik menampilkan senyum mengejek.

"Kami sebenarnya berteman baik satu sama lain, Haruto-ssi."

Mata Haruto melirik ke arah lain menanggapi ucapan Ryuhee.

"Aku sudah di tunggu Nenek Kim, kalau begitu kami permisi dahulu. Selamat menikmati waktu kalian."

Mirae memasang wajah kesal melihat laki-laki manis yang merupakan kakak sepupu iparnya itu tersenyum sombong di hadapan wajahnya. Menurutnya Haruto merupakan representasi sosok Medusa hanya saja Haruto tidak akan merubahnya menjadi batu ketika mereka bersitatap.

•••

Hyunsuk duduk disamping Haruto berlawanan dengan ketiga wanita muda yang merupakan anak dan menantu Matriark.

"Ibu.. Keponakan menantu baru saja bergabung dan belum pernah memegang acara besar di Keluarga ini, ada baiknya Ibu meminta bantuan Keponakan lainnya untuk membantu Keponakan menantu." usul Bibi Rose dengan wajah khawatir. Haruto yang mendengar usulan Bibi Rose hanya fokus memakan pudding buah yang memang disuguhkan untuk tamu-tamu Matriark siang ini, kebetulan Haruto juga belum menelan apapun sejak dia bangun.

"Saudari Rose benar Ibu, apalagi Keponakan menantu tengah membawa cicit Ibu." Bibi Rael melirik Haruto yang masih tidak bergeming itu melalui ekor matanya.

Memang pesta tahunan biasanya dirancang oleh menantu utama sedangkan pesta debut ditanggung oleh seluruh anggota keluarga, tapi karena pesta tahunan keluarga Park ini masih sangat lama akhirnya Matriark memutuskan Haruto sebagai menantu utama untuk memegang kendali.

Matriark melirik Haruto, tidak ada emosi yang terpancar di wajahnya membuat Matriark mendesah tenang. Sepertinya Haruto tidak perduli dia harus mengurus pesta.

"Tenang, aku hanya menyuruh Haruto untuk mendampingi Gaeul. Apa kau keberatan, Cucu menantu?"

Haruto menatap Matriark dengan matanya yang ikut tersenyum. "Tidak apa-apa Nenek, Cucu ini selalu mengkonsumsi herbal yang dikirim Bibi Rael dan Bibi Rose ke kediaman kami. Itu benar-benar membuat tubuhku terasa ringan." setelah kalimatnya jatuh, Haruto melirik sinis pada dua wanita muda yang disebutkan namanya tadi.

Bibi Rose dan Bibi Rael sama-sama mengulum bibirnya dan menaikkan kedua alis mereka saling menatap seolah berkomunikasi melalui telepati jika sang Keponakan menantu sudah mengkonsumsi herbal yang akan membuat janinnya lahir dalam keadaan cacat.

Hyunsuk menunduk menghisap pipi bagian dalamnya. Haruto ini.... Dia benar-benar luar biasah, memanfaatkan segala pertemuan untuk memecahkan masalah yang menghampirinya.

Bibi Seulgi yang duduk di sebelah Bibi Rose menatap Haruto dengan senyum cerah, kemudian memusatkan perhatiannya pada Matriark. Bibi Seulgi ingin buka suara tapi beliau urung mengingat Keponakan menantunya ini sudah mempersiapkan kesempatan ini jauh-jauh hari.

"Bagus sekali, memang sudah seharusnya sebagai keluarga saling mengasihi." Matriark berkata seperti itu karena beliau tidak tau jenis herbal apa yang dikirim ke kediamannya. Matriark sangat tau jenis-jenis herbal dan manfaatnya, tapi jika Haruto sampai buka suara kalau herbal yang diberikan padanya itu adalah akar gingseng merah, tamat sudah riwayat kedua Bibinya.

Perfect Demon ⚠️ Under Revision || JeongharuWhere stories live. Discover now