40

4.1K 464 38
                                    

Mirae sangat resah karena sebentar lagi ia tidak akan bisa mngunjungi Manor lagi sebab calon pewaris selanjutnya sudah lahir. Keponakan kembarnya itu lah penentu masa depannya. Saat ini Mirae tengah berdiam diri di dalam kamar mewahnya di kediaman orang tuanya. Dalam waktu dekat pesta pertunangan dan pernikahannya pasti akan diadakan.

"Nona muda?" suara kecil dari luar kamar mengembalikan fokus Mirae.

"Nona muda?" sekali lagi suara itu terdengar hingga membuat Mirae mau tidak mau membuka pintu kamarnya.

"Maaf jika saya mengganggu anda, tapi Tuan muda Lee ingin menemui anda ada hal penting yang ingin disampaikannya secara langsung."

"Dimana dia sekarang?" tanya Mirae malas.

"Di ruang tamu, Nona."

"Katakan padanya sebentar lagi aku akan menemuinya." Mirae menutup pintu kamarnya lagi tanpa membiarkan pelayan itu ijin undur diri.

Mirae sedikit merapihkan penampilan dan riasannya, meskipun dirinya tidak setuju untuk menikah dengan Tuan muda Lee, tetap saja dia harus menghargai laki-laki itu dengan berpenampilan yang baik dan layak di hadapannya.

Selesai mengoreksi penampilannya, kakinya dibawa melangkah menuju ruang tamu dimana Tuan muda Lee duduk sangat sopan dengan secangkir teh tersaji di hadapannya, membuat Mirae sedikit meringis melihat sikap yang ditunjukkan laki-laki itu. Sebentar lagi dirinya mungkin akan merasa bersalah jika beberapa waktu lalu mulutnya mengeluarkan kalimat-kalimat tidak terpuji yang dapat menyakiti hati.

Karena Mirae yang terus menerka-nerka hal yang belum tentu terjadi, dirinya sampai tidak sadar Tuan muda Lee sudah berdiri di hadapannya dengan wajah yang tersenyum tenang.

"Hai?" suara sapaan yang lembut itu berhasil menyadarkan Mirae.

"Ah... Maaf aku melamun, jadi ada apa hingga Tuan muda Lee repot-repot mengunjungiku?" tanya Mirae setelah membungkukkan badan membalas sapaan laki-laki didepannya ini sesuai dengan etiket.

"Aku mendengar kabar bahwa Tuan muda Park baru saja memiliki bayi kembar jadi aku ingin mengajakmu untuk menjenguk kedua bayinya." Lee muda itu menampilkan senyum dan menaikkan kedua alisnya menunggu Mirae mengiyakan ajakannya.

Mirae menggigit bibir bawahnya merasa tidak yakin, membuat Tuan muda Lee itu merubah raut wajahnya menjadi sedikit penasaran. "Sebenarnya aku sedikit malu untuk menginjakkan kakiku di Manor Park, ak—"

"Anggap saja pertemuan terakhir sebelum kau meninggalkan Korea, daripada kau merasakan penyesalan nantinya."

•••

Masih ingat dengan Bang Yedam? Terakhir kali melihat Yedam yaitu saat Manor mengadakan pesta debut untuk Gaeul. Yedam terlihat sangat tenang bahkan berusaha menghindar untuk tidak terlibat lebih jauh mengenai drama yang dibuat oleh Mirae dan Ryuhee, tapi siapa sangka dengan sikap tenangnya itu, Yedam memiliki rencananya sendiri.

Yedam tidak terima dia dicecar habis-habisan oleh Ayahnya saat itu setelah kecerobohannya mencelakai Haruto. Maka dari itu dia harus terlihat lebih tenang seolah tidak terlalu mencolok dalam memperebutkan siapa yang pantas menjadi pendamping Pewaris.

Berita kelahiran calon pewaris selanjutnya yang kebetulan terlahir kembar itu jelas membuat Yedam hampir tidak bisa menopang tubuhnya dengan baik menggunakan kedua kakinya sendiri. Matanya memancarkan sorot tidak percaya. Mereka berdua jelas saling cinta, tidak mungkin Haruto mau repot-repot membawa benih Park Jeongwoo dalam tubuhnya dan menyiksa dirinya dengan cemoohan kaum aristokrat mengenai dirinya. Karena dipikirannya dulu Yedam mengira janin itu tidak akan bertahan lama atau tumbuh sangat baik akibat serangan-serangan fisik yang diberikan Mirae lalu ramuan herbal yang diberikan oleh keluarga Park pada Haruto.

Perfect Demon ⚠️ Under Revision || JeongharuWhere stories live. Discover now