43

3.3K 421 42
                                    

Pada akhirnya Junghwan menyetujui ajakan Yedam, dia tidak perduli rencana teman aristokratnya ini menguntungkan atau tidak. Junghwan sudah berada di cafe mewah yang dipilih oleh Yedam sebagai tempat pertemuan mereka hari ini untuk membahas rencana Yedam.

Sejak semalam Junghwan sibuk menjelajahi internet membuka kembali artikel-artikel yang memuat berita pernikahan saudara tirinya. Di akui kakak ipar tirinya itu sangat menawan, memiliki aura mewah tersendiri meskipun Junghwan belum pernah bertemu dengan sosoknya secara langsung.

"Junghwan?"

Junghwan menggerakkan kepalanya ke kiri, Yedam berdiri beberapa senti dari tempatnya duduk.

"Kau betulan datang," ujar Yedam dengan nada amat tenang, "ku pikir kau akan berubah pikiran, jadi kau sudah setuju kan apa pun yang terjadi nanti?"

Junghwan mengangguk malas.

Yedam tersenyum samar, membenarkan posisi duduknya di hadapan Junghwan. Suasana tenang dalam cafe membuat suasana di mejanya terasa canggung, keangkuhan Yedam seperti menguap bersama udara. "Kita berdua disini untuk sesuatu yang menguntungkan, bukan?"

Junghwan lagi-lagi mengangguk. Untung baginya atau tidak yang penting dirinya harus mengetahui terlebih dahulu apa motif yang diinginkan oleh Yedam. Semoga jika rencana itu gagal tidak ada hal buruk yang akan terjadi padanya. Junghwan tidak ingin menebak-nebak rencana Yedam, dirinya berniat membiarkan Yedam membocorkannya sendiri secara sukarela.

"Kenapa kau sampai seniat itu mengundangku? Apa kau memiliki penawaran fantastis dan bisa menjamin hidupku setelah keterlibatanku ini?"

Yedam tidak cepat menjawab.

"Tenang saja." Yedam meletakkan tangannya di atas meja, "aku ingin kau mempengaruhi saudara tirimu dan merusak kepercayaannya pada pasangannya, sisanya akan ku lakukan sendiri."

Junghwan mengulum sendiri bibir bawahnya mendengar kalimat yang keluar dari mulut Yedam. Tidak terlalu terkejut karena Ayahnya dulu dibuang oleh keluarganya karena selingkuh, tapi Junghwan tidak menyangka dia benar-benar akan terlibat dalam persoalan keluarga konglomerat yang mungkin saja akan mempertaruhkan nasib Kakak ipar tirinya itu.

Junghwan melemaskan bahunya yang sedikit kaku, mengulas senyum samar dan mencondongkan tubuhnya ke depan.

"Apakah ini termasuk sebuah kehormatan dapat bekerjasama dengan keluarga aristokrat?" Junghwan mengulas seringai, pandangannya terkunci pada pria bermata rubah di hadapannya. "Ini cukup berisiko mengingat saudara tiriku orang yang sangat berkuasa dan sulit untuk disentuh. Aku tidak bisa melakukan pekerjaan ini dengan gegabah dan tanpa jaminan di muka. Apa kau bersedia untuk membayar separuhnya di muka?" Junghwan bernegosiasi dan sedikit menjilat.

Yedam juga sama menampilkan seringai tipis mendengar kalimat panjang dari Junghwan partnernya mulai saat ini.

"Tentu saja, aku akan membayar setengah di muka setelah kesepakatan dari yang ku janjikan, jika ini berhasil aku akan memberi lebih dari jaminan."

Junghwan menelan ludahnya mendengar penawaran Yedam. Anak keturunan Bang ini bersungguh-sungguh dengan rencananya.

"Jadi, kapan kau akan menjalankan rencana ini?"

"Sebentar lagi keluargaku akan mengadakan pesta jamuan teh, aku sudah selesai menyiapkan beberapa hal kecil untuk melancarkan rencanaku. Aku akan menghubungimu untuk menjalankan sisanya." Yedam menjelaskan secara singkat.

Kenapa Yedam memilih dan menempatkan bantuan pada Junghwan? Sebab menurutnya Junghwan lah yang mampu mengeksekusinya, meskipun latar belakangnya yang buruk tidak menutup kemungkinan darah Park juga mengalir deras di tubuhnya.

Perfect Demon ⚠️ Under Revision || JeongharuWhere stories live. Discover now