33

5K 676 24
                                    

Acara itu selesai pada tengah malam, para tamu untungnya tidak banyak yang melihat kejadian disana, mereka tetap berada di aula. Karena selesai tengah malam, Jeongwoo memutuskan untuk menginap di Manor lagi daripada harus pulang ke rumahnya.

"Bagaimana?" tanya Jeongwoo menatap Haruto yang mengusap air matanya dengan dramatis.

Haruto balas menatap Jeongwoo malas, "taman bungamu memang gila. Apa setelah ini akan tumbuh bunga baru lagi?"

Jeongwoo mengangkat bahunya tidak tahu, dia segera berdiri di belakang Haruto membantu melepaskan kalung tersebut dan menaruhnya di telapak tangan Haruto.

lagipula Mirae ingin menendangnya keluar dari keluarga Park, kan? Maka Haruto yang akan mengeluarkan Mirae terlebih dahulu dari sini. Sejak awal pertemuan antar saudara ipar ini memang tidak baik, lalu untuk apa Haruto berbaik hati pada Mirae. Tidak menguntungkan untuknya sama sekali.

"Apa yang akan kau lakukan pada Nenek setelah ini? Aku rasa Nenek menolak untuk digantikan posisinya olehku." ucap Haruto memandang kaca besar dihadapannya.

Sebenarnya Haruto juga terkejut dengan penuturan Jeongwoo tadi yang mengatakan dengan lantang bahwa Manor butuh Tuannya yang baru karena dirinya sejak awal masuk ke dalam keluarga ini tidak memiliki ambisi untuk menjadi Tuan Manor, dirinya hanya dilepas untuk mengoyak keluarga ini dari dalam.

"Jika Nenek masih mengusikmu lagi atau dia memang tidak menginginkanmu dan cicitnya setelah ini mungkin aku akan mengasingkannya? Apa itu terlihat seperti cucu durhaka? Atau menyuruhnya berdoa sepanjang tahun? Lebih baik yang mana?"

Haruto memandang Jeongwoo sedikit heran, "yaa... terserahmu, mana yang menurutmu lebih baik. Pasti Bibi-Bibimu itu akan melawanmu lebih keras lagi."

•••

Selesai acara Patriark berdiam di ruangannya, menopang dagunya dengan jari tangan yang dikaitkan. Walaupun beliau tidak menunjukkan ketertarikannya tadi pada kalung yang dipakai oleh cucu menantunya tapi Patriark benar-benar memikirkannya. Setaunya dulu kalung itu dilenyapkan oleh Saerin, atau mungkin dulu Saerin hanya membuangnya dan ada orang lain yang mengetahuinya lalu memungutnya. Tidak ada yang tahu pasti kabar kalung itu setelahnya.

Lima puluh tahun lebih kemudian seseorang memakai kalung yang sama dengan ukiran yang dirancangnya sendiri, tidak mungkin kan seseorang memiliki ide dan imajinasi yang sama dengannya? Seorang nila¹ pun juga memiliki penafsiran berbeda dalam pengelihatnnya. 

Digesernya sembarangan semua benda yang berada diatas mejanya hingga jatuh berserakan. Lebih dari dari itu, Patriark juga terkejut mengetahui cucunya yang lain merencanakan penjebakan Haruto dan berbuah kekacauan.

"Apa yang akan anda lakukan, Tuan?" tanya asiten pribadinya.

Saat akan menjawab pertanyaan dari asistennya, pintu ruangannya terbuka, Matriark masuk ke dalam ruangan langsung medapat tatapan tajam dari Patriark. Matriark melihat lantai ruangan penuh dengan barang-barang yang tergeletak seperti tidak bertuan.

"Lihat kelakuan cucu kesayanganmu itu, bagaimana bisa dia memfitnah iparnya sendiri? Bagaimana caramu mendidiknya dulu sampai bisa membuat kekacauan berkali-kali dan melukainya?" ucap Patriark jelas membuat Matriark terpancing akan nada bicaranya yang keras dan penuh kemarahan.

Matriark mencengkram roknya kuat menyalurkan amarahnya disana. "Jika kau lupa dia juga cucumu! Kau membela cucu menantumu itu karena dia merupakan darah keturunan Harin, benar begitu?! Hah! sudah ku duga sejak awal." Matriark memberi wajah sinis pada suaminya.

"Jika masalah ini sampai keluar, reputasimu di mata keluarga aristokrat lainnya akan hancur bahkan publik juga akan membicarakanmu dan ini tidak ada hubungannya dengan cucu menantu." 

Perfect Demon ⚠️ Under Revision || JeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang