18

5.8K 768 62
                                    

Minggu terakhir di Boston, Haruto memilih untuk bersantai di rumah padahal Jeongwoo sudah menawarinya untuk berkeliling atau membeli oleh-oleh dari sini. Haruto menolak dan berkata dia sudah menyiapkan oleh-oleh istimewa untuk keluarga Park, Jeongwoo pun hanya bisa menuruti kemauannya.

Haruto duduk di sunlounger menumpukan dagunya diatas kedua lututnya, ingatannya kembali pada belasan tahun lalu. Ketika dirinya selesai dari kegiatan akademik, Neneknya sempat mengajari cara bersikap sesuai etiket walaupun dulu Haruto tidak tau akan menggunakannya dimana ajaran yang diberikan Nenek kepadanya, menurutnya ketika sudah dewasa nanti dia hanya harus memiliki sifat gigih dan tahan banting.

Dulu Haruto pernah satu kali mendengar Neneknya berbicara pada seseorang melalui ponsel, jika tidak salah Haruto mendengarnya seperti ini, "Iya Tuan, saya sudah mengajari Tuan Haruto seperti apa yang anda perintahkan." jujur dulu Haruto tidak terlalu memikirkannya karena Neneknya dulu merupakan guru etiket untuk anak konglomerat jadi mungkin Neneknya bisa saja tidak sengaja menyebutnya dengan embel-embel Tuan.

Siapa Tuan yang dimaksud oleh Neneknya?

Lalu ingatannya melayang pada kejadian Kakeknya ditemukan tidak bernyawa di tepi sungai padahal dua hari sebelumnya Kakek berjanji padanya membelikannya seekor kelinci karena Haruto sudah sempurna dalam mengemban kelas etiket. Pada saat itu usianya menginjak limabelas tahun dan itu pertama kalinya Haruto melihat wajah sang Kakek dari pihak Ibunya kemudian ketika dirinya berada di sekolah menengah atas tingkat dua, Neneknya juga pergi meninggalkannya. Dirinya yang masih remaja saat itu sangat menyedihkan, tanpa harta, tanpa pekerjaan, dan tidak ada yang dijadikannya sandaran lagi, orang tuanya juga sudah meninggalkannya. Dirinya benar-benar sendirian hingga Hyunsuk datang dan meminta berteman dengannya.

Di usap pelupuk matanya yang mengembun, Haruto menutup mata menghilangkan ingatan masa lalu yang tiba-tiba saja datang.

•••

Selama cucu dan cucu menantunya tidak ada di komplek Diamond Village, Matriark tidak bisa untuk tidak memikirkan cucu menantunya karena sejak pertama kali bertemu dengan Haruto, Matriark Kim seperti melihat bayang-bayang seseorang yang dikenalnya dan mimpi-mimpi yang bersifat ancaman. Beliau mengadu pada Patriark Park yang juga sama-sama menggali siapa Haruto dan masa lalunya.

Haruto seperti penyihir yang memiliki kekuatan gelap yang siap memporak-porandakan keluarga Park, Matriark dapat melihatnya dari mata hitam Haruto. Matriark hanya takut mimpi yang menghampirinya merupakan alasan masuknya Haruto ke dalam keluarga Park.

Jika dugaan Matriark terhadap Haruto itu benar, beliau tidak akan bisa berkutik lagi karena Manor sudah kedatangan Tuan sejatinya dan cucunya Jeongwoo telah bersumpah atas nama leluhur untuk Haruto. Memikirkannya membuat darah matriark mendidih sangat cepat.

Matriark terus berdiam diri dalam kamarnya, menancapkan ujung binyeo¹ burung phoenix emas mahalnya di permukaan meja sangat kuat. Memikirkan semua kata-kata sarkastik yang keluar dari mulut fasih cucu menantunya tersebut. Matriark bahkan mengabaikan Mirae yang merengek untuk mencabut hukumannya.

Gebrakan apalagi yang akan dibawa cucu menantunya setelah ini?

•••

Dalam beberapa hari ini Hyunsuk sering melihat seorang wanita dengan wajah baru di Manor. Wanita itu adalah puteri pertama keluarga Go. Go Ryuhee, Hyunsuk sering kali berpapasan dengan Ryuhee di beberapa pesta amal bersama orang tuanya dan sekarang Hyunsuk bertemu Ryuhee di Manor.

"Tuan Muda Hyunsuk." Ryuhee menyapa riang bahkan sampai menundukkan kepalanya. Hyunsuk hanya bisa mengerutkan alisnya bengung.

Ryuhee datang bersama asisten pribadinya membawa ginseng kering yang direndam dengan arak sudah dipastikan itu untuk Matriark atau Patriark, apa wanita ini mencoba menjilat para tetua itu?

Perfect Demon ⚠️ Under Revision || JeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang