35

4.6K 632 38
                                    

Dalam kamarnya, Ryuhee masih menangis dan bersedih mengingat ucapan Jeongwoo padanya siang itu. Ibunya juga mengatakan padanya untuk tidak menimbulkan kekacauan dalam waktu dekat karena gerak geriknya pasti diperhatikan oleh keluarga aristokrat lainnya setelah kejadian malam itu. Orang-orang yang bekerja dibawah Jeongwoo benar-benar bergerak sangat cepat, Ayahnya— Tuan Go —telah mendengar rencananya bersama Mirae untuk memfitnah menantu utama keluarga Park. Ryuhee tidak bisa untuk tidak merasa cemas dan ketakutan.

Ayahnya sejak awal memang tidak mendukungnya untuk menjadi bagian dari keluarga Park dan sekarang dirinya malah membuat gesekan dengan keluarga Park membuat Ayahnya semakin marah dan malas untuk bertatap muka dengannya. "Ibuuu... Ibu harus melakukan sesuatu untukku." Ryuhee merengek, air mukanya terlihat sangat lesu, "orang-orang akan memandang rendah padaku, Ibu."

"Puteriku, kau jangan khawatir." Ibunya mencoba menenangkannya, "kau tidak akan mendapatkan hal itu, Ibu bisa menjaminnya untukmu."

"Tapi Ibu, Pewaris pernah memergoki diriku bersama Tuan muda Jung." ucapnya putus asa, menggigiti ujung kuku jarinya melampiaskan rasa cemas.

"Ini semua karena rendahan itu! Jangan kotori tanganmu lagi untuk berurusan dengan rendahan itu. Jika Pewaris melarangmu untuk membalasnya, maka Ibu yang akan melakukannya untukmu." Nyonya Cho mengelus pipi Ryuhee pelan memberinya ketenangan.

Ryuhee sendiri balas memeluk Ibunya dengan perasaan senang. Hanya Ibunya yang bisa diandalkannya saat ini setelah Ayahnya menolak mentah-mentah dan seperti tidak menganggapnya setelah apa yang diperbuatnya.

•••

Kurang beberapa bulan lagi Korea sudah memasuki musim dingin. Sangat kurang ajar sekali Jeongwoo menghukum Neneknya di waktu seperti ini ditambah Jeongwoo juga tidak memberi perintah apapun lagi terkait Neneknya. Jeongwoo ingin Neneknya terus berdoa sepanjang tahun dan tidak lagi mengusik Haruto. Beberapa hari lalu Jeongwoo menyuruh Matriark untuk meninggalkan perawatan atas Cicitnya yang berarti Jeongwoo tidak memperbolehkan Matriark menyentuh Cicitnya sejengkal pun.

Apa Matriark terima dengan perintah Jeongwoo. Tentu beliau memprotes keras, bagaimana bisa beliau yang begitu menanti kehadiran Cicitnya tiba-tiba dilarang keras untuk memberikan perawatan. Itu semua berkat mulut fasih Mirae yang membawanya ke dalam lingkaran masalah.

Dokter yang menangani Haruto di Korea juga sudah memberitahu bulan depan sudah memasuki perkiraan dia akan melahirkan. Tentu saja Yoora sebagai Ibu Mertuanya sering kali berkunjung ke kediamannya walaupun harus sedikit bersinggungan dengan anak-anak Park lainnya ketika tidak sengaja bertemu di Manor.

Hampir satu bulan Matriark menjalani hukumannya, selama itu juga Haruto menggantikan posisi Matriark sampai dirinya resmi menjadi Tuan Manor di masa depan. Membuat Jeongwoo dan Haruto sementara harus tinggal di Manor. Kondisi Patriark juga tidak kunjung membaik padahal mereka sudah mengupayakan perawatan terbaik untuknya.

"Apa Kakek masih terus bersikeras menanggung semuanya?" tanya Haruto penasaran pada Jeongwoo yang baru saja memasuki kamar.

"Yaa... Sampai masuk ke dalam peti pun mungkin dia tidak akan dengan mudah melepaskan takhtanya." balasnya malas, melepas ikatan dasi yang mencekik lehernya dari pagi sampai langit mulai menggelap.

"Apa kau mendoakan Kakekmu mati saat ini juga?"

Jeongwoo mengerutkan alisnya cepat mendengar pertanyaan Haruto yang dilontarkan padanya. "Jika sudah waktunya kenapa tidak?"

"Dasar cucu tidak tau diri."

"Hei! Aku bahkan berani menentang keluargaku hanya untukmu. Lalu kau sebut apa itu?" Jeongwoo sedikit memprotes ucapan pasangannya ini.

Perfect Demon ⚠️ Under Revision || JeongharuTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon