29

4.9K 655 67
                                    

Jeongwoo membawa tubuh basah Haruto ke ranjang, mereka memutuskan untuk melanjutkannya di dalam kamar. Jarinya merapikan rambut bagian depan Haruto yang turun hampir mengenai mata.

"Baby... Moya doesn't want me here to see you." Jeongwoo merunduk mensejajarkan wajahnya di perut besar Haruto dan berucap meyedihkan.

"Itu bukan mengunjungi, kau bisa menyakitinya." Haruto tertawa singkat setelah menanggapi perkataan Jeongwoo.

"Alasan." Haruto hampir saja menendang ulu hati Jeongwoo dengan lututnya tapi dia urung melakukannya.

"Baiklah, karena kau memberiku kesempatan untukku hari ini, maka aku akan bermain dengan lembut. Tapi bisa kah kita ciuman lagi?"


•••

Sepanjang malam Matriark hanya memandang wajahnya di depan cermin dalam kamar, memikirkan jawaban terakhir yang keluar dari mulut Haruto.

"Seperti cermin ya.... Apakah esok matahari akan terbit dari barat bukan dari timur?" Matriark mengelus rambut panjangnya yang diikat rapih.

Duduk di tengah ranjang dengan gaun tidur satin berwarna putih bersih. Matriark melepas cincin-cincin giok dan emas yang tersemat di jarinya kemudian meletakkannya ke dalam kotak khusus yang disediakan untuk menyimpan perhiasannya.

"Haruto... Bagaimana bisa kau terus memukul mundur sainganmu?"

Sekarang Matriark dibawa kembali mengingat rupa adik tiri yang sudah lama sekali tidak pernah menunjukkan batang hidungnya di hadapannya, lalu Cucu kesayangannya membawa masuk seseorang yang diduga keturunan langsung adiknya. Apa ini jawaban dari mimpinya waktu itu?


•••

Ryuhee mengikuti pelayan yang menuntunnya menuju tempat dimana Mirae tengah duduk menikmati teh dengan santai di Manor. Memang keluarga aristokrat ini kebanyakan penggiat teh jadi jarang sekali minuman soda atau kopi ditemukan disini.

Melihat kedatangan Ryuhee, Mirae segera berdiri dan menyapanya sesuai etiket untuk teman sebayanya. Keduanya saling menyapa, tidak ada aura permusuhan disini.

"Sepertinya harimu sangat cerah." olok Mirae yang sudah kembali duduk.

Pelayan yang berada di sekitar mereka menuangkan teh di cangkir yang disediakan untuk Ryuhee. Setelah selesai, Mirae menyuruh pelayan itu untuk meninggalkan keduanya.

Ryuhee tersenyum singkat mendengar ucapan Mirae, memilih mengangkat cangkirnya dan meminum teh perlahan. Diletakkannya cangkir tersebut di meja dan menatap Mirae penuh makna.

"Aku jarang sekali melihatmu di Manor belakangan ini, sepertinya kau sangat sibuk." ujar Ryuhee sedikit menyindir. Meskipun ucapan Ryuhee membangkitkan ingatannya mengenai kemarahan Matriark Kim padanya, Mirae tetap mempertahankan senyumnya.

"Nenek memberiku pekerjaan diluar Manor." Mirae tidak beralasan, memang benar Matriark setelah itu memberinya banyak pekerjaan yang berada di luar Manor alasannya sangat sederhana karena Matriark tidak ingin terlalu lama merasakan sakit hati akibat dirinya.

Ryuhee tidak langsung percaya dengan alasan Mirae karena pancaran matanya terlihat begitu berbeda, ada rasa marah dan benci menjadi satu disana. Ryuhee menduga Mirae jarang terlihat di Manor karena Matriark menjauhkannya dari Haruto. Ryuhee menyeringai tipis, dia seperti mendapatkan sekutu yang pas untuk menyingkirkan Haruto walaupun Mirae adalah saingannya juga, menurutnya menyingkirkan Haruto terlebih dahulu lebih penting daripada menyingkirkan saingannya yang tidak pasti, lalu dia akan menusuk Mirae dari belakang mengkhianati kerja keras Mirae.

Perfect Demon ⚠️ Under Revision || JeongharuWhere stories live. Discover now