39

5.6K 621 56
                                    

Anak-anak dan menantu Park berkumpul di ruang tamu Manor, mereka tengah mendiskusikan dua anggota baru keluarga Park, si kembar calon pewaris selanjutnya tersebut. Bibi Seulgi terlihat sangat tenang dan juga senang dengan kabar tersebut berbeda dengan Bibi Rael yang terlihat menaruh perasaan tidak suka pada bayi yang bahkan belum pernah dilihatnya itu, sedangkan Bibi Rose masih diliputi rasa sedih dengan keadaan orangtuanya.

Selain membicarakan dua bayi Park itu, mereka juga membicarakan bagaimana nasib Mirae selanjutnya karena acara pertunangan Mirae dengan Tuan muda Lee itu memang akan dilakukan setelah kelahiran calon pewaris selanjutnya.

"Sepertinya aku mengganggu acara kalian."

Tiga wanita muda di ruang tamu langsung memusatkan perhatian pada pintu masuk, Yoora berdiri disana.

"Oh... Kenapa ada mantan Kakak ipar disini?" tanya Bibi Rael setelah menguasai rasa terkejutnya.

"Aku kemari untuk mengunjungi cucuku." Yoora mengambil tempat duduk disamping Bibi Seulgi, "dimana Matriark, bukankah seharusnya beliau juga ikut menyambut cicitnya?" tanya Yoora berpura-pura tidak tau permasalahan yang dihadapi keluarga mantan suaminya ini.

Bibi Rael dan Bibi Rose menahan napasnya ketika pertanyaan itu keluar begitu saja dari Yoora. Bibi Seulgi yang melihat situasi ini layaknya kesempatan emas, akhirnya memilih buka suara.

"Keponakan Jeongwoo memberinya hukuman karena telah membiarkan keponakan menantu dalam bahaya."

"Benarkah begitu? Aku merasa kecewa dan sedih atas perawatan yang diberikan Matriark kepada menantuku." Yoora mendesah kecewa diluar tapi dalam hati ia merasa senang. "Oh! Bukankah diskusi ini sangat memerlukan kehadiran Matriark sebagai panatua? Aku akan memberinya kelonggaran untuk hari ini." lanjutnya membuat lawan bicaranya terkejut dengan tindakannya.

Yoora menyuruh pelayan untuk memberi keringanan pada Matriark hari ini saja dan dia yang akan berbicara pada Jeongwoo sendiri nantinya.

Dua mantan saudari iparnya itu menatap Yoora dengan tatapan aneh. Kenapa setiap menantu utama selalu memiliki kemiripan, menurutnya.

•••

Matriark duduk di salah satu sofa dengan wajah dingin menyembunyikan suasana hatinya. Wajahnya yang biasah dengan riasan kini terlihat sangat polos dan sedikit pucat. Yoora yang melihatnya merasa kasihan dengan mantan mertuanya itu.

"Untuk apa kau kemari?" tanya Matriark tanpa menatap Yoora. Matriark memilih memperhatikan hiasan keramik mahal miliknya yang terpajang di ruang tamu.

"Tentu saja untuk mengunjungi cucuku yang baru saja lahir. Tapi sebenarnya bukan itu yang ingin ku bahas saat ini."

Kini Matriark sudi untuk menatap Yoora karena penasaran apa yang akan dibicarakan oleh mantan menantunya.

"Apa yang Matriark lakukan pada menantuku dengan Mirae?"

Rahan Matriark mengeras mendengar ucapan yang keluar dari Yoora. Jika mantan menantunya ini tau perbuatan Mirae maka tidak salah lagi Yoora juga mengetahui alasan dirinya sekarang hanya memakai pakaian putih polos dan berada di bangunan yang lain sendirian.

Yoora mengulum bibirnya melihat respon yang diberikan Matriark. "Memberi ruang untuk keluargaku sendiri apa salah?" balas Matriark melontarkan tanya.

Yoora tersenyum tenang dan menekuk kakinya ke kanan. Tiga wanita muda lainnya disana belum berniat ikut campur dalam pembicaraan, mereka masih mendengarkan akan dibawa kemana arah pembicaraan tersebut.

"Apa Matriark mencoba menggeser menantuku dan mengangkat naik Mirae menjadi menantu utama?" raut wajah Yoora sama sekali tidak berubah dan tetap menyunggingkan senyum ramah.

Perfect Demon ⚠️ Under Revision || JeongharuWhere stories live. Discover now