28

5.3K 670 86
                                    

Siang hari yang cerah, Hyunsuk kembali menjalankan mobilnya membawa Haruto menemui Pria Tua di kediamannya. Keduanya sudah berada di depan gerbang gaya kuno, seorang bodyguard dari dalam berlari tergopoh untuk membuka gerbang dan langsung menyambut tamunya.

"Tuan Haruto. Tuan Hyunsuk." sapa sang bodyguard rama, sedikit menyingkir dari tengah gerbang memberi akses masuk keduanya. "Tuan tua sudah menunggu anda di dalam, Tuan Haruto."

Haruto mengangguk kecil mengikuti bodyguard masuk ke dalam rumah meninggalkan Hyunsuk di teras rumah dengan para bodyguard yang lain. Hyunsuk tidak protes karena dia memang bertugas untuk mengantar Haruto saja. Setelah memasuki ruangan di bagian terdalam, Haruto dan bodyguard yang mengantar berhenti menunggu sebuah partisi diturunkan.

Mata Haruto melirik sekitarnya, ada banyak benda-benda lawas terpajang di atas meja dan juga rak, tapi matanya menangkap benda yang sangat menarik. Sebuah foto yang terpasang di dalam figura. Hanya empat orang dewasa dan satu anak kecil tapi rasanya sangat menarik perhatiannya.

Haruto pun sedikit melangkah menuju rak tersebut untuk memperjelas pengelihatannya. Itu, anak kecil di foto tersebut adalah dirinya, bersama Kakek-Nenek dan Ayah-Ibunya. Itu jelas-jelas foto studio yang mereka lakukan ketika dia berusia sekitar sembilan tahun, tiga tahun sebelum orang tuanya mengirimnya ke Korea untuk tinggal bersama Kakek dan Neneknya. Haruto terdiam, bagaimana bisa fotonya terpajang disini. Pikirannya sudah melayang pergi sedikit melupakan tujuannya datang kemari.

"Tuan Haruto?"

Bodyguard itu berdeham keras, sudah hampir tiga kali memanggil tapi Haruto tetap terpaku pada figura foto tersebut.

"Tuan Haruto?!" panggilan terakhir akhirnya Haruto tersadar dan segera memperbaiki etiketnya.

"Anda boleh duduk, Tuan Tua sudah siap." Bodyguard itu menarik kursi mempersilahkan Haruto untuk duduk bersebrangan dengan Tuannya dan pastinya terhalang oleh partisi tipis buram. Membuat Haruto sulit mengenali wajah di depannya. Setelah itu sang bodyguard pergi memberi ruang privasi pada keduanya.

"Sepertinya kau punya banyak waktu luang untuk mengunjungi Pria tua ini disini."

Haruto tersenyum tipis dan mengangkat bahunya menatap lurus ke depan.

"Bertemu anda merupakan hal yang sangat penting." ujar Haruto sarkastis membuat orang di depannya ini hanya bisa menyeringai.

"Apa yang ingin kau tanyakan saat ini?"

Haruto menjulurkan tangannya mengambil teko teh yang tersedia di meja menuangkan ke dalam kedua cangkir yang disediakan, menggeser maju satu cangjir yang lainnya untuk si Pria tua itu. Haruto menyeruput sedikit sebelum berbicara.

"Anda berkata padaku jika aku menemukan jalan buntu, datanglah kemari. Sebenarnya aku belum menemukan jalan itu tapi ku pikir anda memang tau persoalan yang satu ini."

Orang di depan Haruto ini juga melakukan hal yang sama, mengambil cangkir dan menyeruput tehnya sedikit. "Katakan."

"Anda pasti sangat mengetahui siapa Nenek mertuaku hingga anda repot-repot mengundangku. Jadi, apa Matriark Kim benar memiliki saudara kembar? Lalu mengenai isu menukar pengantin itu benar beliau yang melakukannya?"

Haruto mengingat apa yang di bagikan Doyoung padanya tempo hari saat mereka membuat janji di toko kue, Doyoung mengatakan bahwa Matriark memiliki saudara kembar yang sangat cantik dan itu merupakan adik kembarnya.

Pria Tua itu mendesah pelan mendengar pertanyaan yang di ajukan oleh Haruto. "Kau menggali sangat cepat jauh dari perkiraanku. Sebenarnya ini bukan kuasaku untuk menjawab, karena Pria ini sudah berjanji, aku akan mengatakannya padamu."

Perfect Demon ⚠️ Under Revision || JeongharuWhere stories live. Discover now