38

4.6K 625 30
                                    

*dengan keyakinan penuh melewati beberapa riset melalui google sebagai sumber dan drama, serta melihat permintaan pembaca PD di 2 chapter sebelumnya. Aku bikin chapter ini semoga diterima🙏*

•••••

Satu jam lalu setelah kepanikan Jeongwoo dari pemberitahuan Bibi Hong, kini Jeongwoo sudah berada di rumah sakit yang terdekat menurut perkiraannya karena dilanda kepanikan serta rasa khawatir yang berlebihan. Padahal ketika sampai di rumah sakit Haruto masih bisa dikatakan baik-baik saja bahkan bisa meledek bagaimana rupa panik Jeongwoo satu jam yang lalu. Sekarang tiba giliran Haruto yang menahan derita dan rasa sakit. Tim medis sudah mulai menanganinya sekitar sepuluh menit yang lalu.

Dokter yang memimpin operasi ini memang mengetahui siapa Haruto, bagaimana si Dokter tidak tau jika sekitar satu tahun yang lalu wajah Haruto hampir menghiasi seluruh videotron dan portal berita di negeri ini mengenai pernikahannya dengan si pewaris, siapa lagi kalau bukan Park Jeongwoo.

Seperti sudah dipersiapkan sejak lama untuk menghadapi situasi yang mungkin akan terjadi. Dokter diharapkan mampu mengambil keputusan yang tepat jika tentang kelahiran kembar melalui jalur operasi untuk keluarga aristokrat siapa yang berhak mewarisi takhta selanjutnya. Hampir tigapuluh menit membelah kiranya sebanyak tiga lapisan untuk membuat jalur lahir bagi si bayi. Selama tigapuluh menit itu Dokter dan timnya berhasil mengeluarkan si bayi, belum selesai sampai mereka memotong tali pusar, Dokter melihat adanya kantung lain di dalam yang menandakan pasangan pewaris ini melakukan penanaman dua sel telur. Yahh... Bisa diakui seorang Park Jeongwoo tidak ingin melakukan sesuatu hanya setengah-setengah mengingat prosedur ini hanya bisa dilakukan maksimalnya dua kali maka dengan pernyataan dari Dokter yang mereka kunjungi di Boston dulu Jeongwoo tanpa persetujuan Haruto meminta penanaman tersebut diluar kesepakatan.

"Tuan Park."

"Ya?!"

Jeongwoo yang sedang melamun dengan telapak tangannya membelai pipi Haruto itu langsung memusatkan perhatiannya pada perawat yang ikut membantu dalam operasi.

"Jadi, anda memiliki keturunan kembar dan sulung yang akan mewarisi takhta selanjutnya sesuai dengan kesepakatan kelas bangsawan sejak dulu." Perawat itu menjeda kalimatnya, melirik teman sejawatnya yang tengah memandikan bayi pertama, "perempuan. Bayi pertama adalah perempuan. Anda memiliki kembar sepasang."

Setelah mendengar penjelasan Perawat yang berbicara dengannya, Jeongwoo dapat mendengar dua suara nyaring saling bersahutan, siapa lagi kalau bukan anak-anaknya. Keduanya menangis karena ini pertama kalinya dua bayi itu menghirup oksigen yang mengisi paru-paru, berbeda ketika di dalam perut Ibunya, mereka bernapas melalui plasenta¹ dan tali pusar yang menjadi jalur pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

"Mereka... Ada dua, sayang...." Haruto terkekeh dengan wajah pucatnya mendengar ucapan Jeongwoo, padahal ketika mereka melakukan pengecekam rutin sudah diberitahu oleh Dokter jika mereka memiliki dua bayi, tapi masih terasa tidak nyata bagi Jeongwoo.

Akhirnya operasi itu selesai setelah Dokter menutup luka jahit dengan plaster khusus dan para Perawat membiarkan dua bayi itu berbaring berhadapan diatas dada Haruto.

•••

Dengan tidak etis Hyunsuk membuka pintu ruang rawat sangat kasar, dapat dilihat dari bagaimana cara laki-laki itu bernapas pasti Hyunsuk lari menaiki tangga atau mungkin dia memaki kakinya yang gampang sekali terkilir itu.

"Ya Tuhan... Lihat keluarga bahagia ini. Kalian harus tau perjuanganku kemari." ujar Hyunsuk mendekati Haruto.

Jeongwoo mengerutkan alisnya melihat penampilan calon iparnya yang terlihat sangat polos. Polos dalam artian tanpa asesori yang berlebihan seperti biasanya. Jeongwoo kadang heran, lelaki ini jika tidak memakai perhiasan yang sangat banyak apakah akan jatuh sakit, karena memang Jeongwoo hampir tidak pernah melihat Hyunsuk tanpa asesori.

Perfect Demon ⚠️ Under Revision || JeongharuWhere stories live. Discover now