20

6K 721 136
                                    

Haruto mendampingi Jeongwoo pergi ke perayaan acara amal oleh salah satu yayasan pendidikan dimana banyak keluarga konglomerat menyekolahkan anaknya disana. Pemilik yayasan mengadakan pesta untuk keluarga Go karena mereka lah yang menyumbang setengah dari seluruh pendanaan yayasan.

"Ahh... Tuan Park." beberapa kumpulan pria yang berusia setengah abad itu menyapa Jeongwoo yang baru melewati pintu utama dengan menggandeng Haruto.

Jeongwoo tersenyum lebar menghampiri mereka dan berjabat tangan, Haruto sebagai pasangannya mau tidak mau juga harus mengikutinya.

"Tuan Haruto, senang bertemu anda." Haruto memasang wajah ramah walaupun sedikit kaku.

"Tuan Park memang memiliki selera yang bagus." Haruto menunduk menyembunyikan senyum. Haruto sedikit senang dengan pujian yang dilontarkan oleh rekan-rekan Jeongwoo.

Di belakang Haruto berdiri Arin, asisten pribadinya yang dikirim langsung oleh Yoora. Ibu mertuanya itu sungguh menghawatirkan dirinya dan juga cucunya, tidak sampai duapuluh empat jam setelah pertemuan mereka, Arin sudah berada di kediaman pribadinya pagi-pagi tadi.

Jeongwoo pergi mengambil minuman untuk Haruto dan tentunya dirinya sendiri meninggalkan Haruto bersama Arin di tempat dirinya menyapa rekannya tadi.

"Tuan! Tuan Haruto!" Arin berbisik, nadanya seperti memperingati.

Haruto menoleh, mendapati Arin menunjuk arah lain. Haruto mengikuti arah pandangan Arin, disana ada seorang nona muda menggunakan dress berwarna putih gading memegang gelas sampanye berbincang sekilas dengan para tamu, mungkin sekedar menyapa tebak Haruto.

"Dia siapa?" Haruto balas berbisik, matanya masih memperhatikan nona muda di sana.

"Dia cucu puteri pertama keluarga Go, Go Ryuhee. Ku dengar Nona muda baru saja kembali dari studynya di luar negeri. Anda bisa memberinya pujian." Haruto mengerutkan dahinya.

Belum sempat Haruto berpindah, Nona muda itu datang menghampiri diikuti senyum manis. Arin membungkuk menunjukkan kesopanannya.

"Haruto-ssi, senang bisa melihat anda hadir di acara amal ini, karena beberapa waktu lalu undangan untuk Tuan Park Jeongwoo selalu diwakilkan oleh Tuan Jihoon. Apa anda datang sendirian?" Ryuhee membungkuk untuk Haruto dan Haruto membalas dengan anggukan tak lupa melempar senyum.

"Aku datang dengan suamiku." ucap Haruto bangga.

Ryuhee menatap Haruto dengan tatapan tenang, "ini pertama kali aku bertemu dengan anda secara langsung, saat berita pernikahan anda dengan Jeongwoo-ssi ramai di media, aku sedang menyelesaikan study. Betapa beruntungnya anda bahkan tamu pun tidak hentinya memuji anda."

Haruto menaikkan alisnya dan tersenyum dangkal, Ryuhee bukan memujinya melainkan mengejeknya. Ya, tadi Haruto memang mendengar orang-orang membicarakannya.

"Anda terlalu memuji, Ryuhee-ssi." ucap Haruto lembut.

"Dulu ku pikir Jeongwoo-ssi tidak dekat dengan siapapun karena dia pernah mengatakan seleranya orang yang cerdas." wanita didepannya ini mencoba menbuat hatinya jengkel lalu mengacaukan reputasinya disini membuatnya tidak nyaman.

Sudut bibir Haruto berkedut mendengar ucapan Ryuhee, dia ini sedang menyombongkan diri karena baru saja menyelesaikan studynya di luar negeri? Atau sedang mengejar gelar demi dekat dengan suaminya? Bukankah Ryuhee baru saja mengatakan demikian, tujuannya mengemban pendidikan untuk dekat dengan Jeongwoo. Haruto tak kuasa untuk tidak tersenyum memikirkannya.

"Benarkah begitu? Jeongwoo tidak pernah mengatakan tipe pasangannya seperti apa padaku. Bukankah itu artinya aku cerdas di matanya?" Haruto menampilkan wajah bangga.

Perfect Demon ⚠️ Under Revision || JeongharuWhere stories live. Discover now