46

3.8K 342 21
                                    

Jihoon membagikan masing-masing satu gelas kopi. Berdeham untuk mencairkan suasana yang hening ketika pengacara muda Yoshinori itu terlihat sangat tertarik dengan benda di tangannya.

"Pada awalnya aku dan Haruto berpikir akan mengakhiri hierarki ini sendirian. Tetapi mengingat banyaknya panatua yang tidak akan setuju dengan ide kami dan setiap keluarga memiliki pengacaranya sendiri, jadi aku memiliki penawaran untukmu."

Yoshinori atau Yoshi itu masih terfokus pada lembar di tangan, belum ingin mengeluarkan sepatah kata untuk menyela perkataan Tuan Muda di hadapannya ini.

Sejujurnya Yoshi baru mengetahui jika keluarga konglomerat yang banyak diidam-idamkan oleh rakyat dan juga dihormati oleh kalangan atas serta politikus tidak ada bedanya dengan parasit. Banyak sekali detail tidak masuk akal yang tertuang dalam catatan tersebut dan tersusun sangat rapih, tentu saja semua berorientasi pada kekuasaan. Yoshi jadi mendapat jawaban kenapa Ayahnya sejak dulu selalu menolak menjadi pengacara pribadi para konglomerat meskipun tawaran yang diberikan pada Ayahnga pada waktu itu bernilai sangat besar.

Mungkin jika sejak dulu pengacara senior Kanemoto itu dipegang oleh peringkat satu hierarki, beliau bisa menjadi dalang yang mengendalikan meja hijau untuk memuluskan segala kepentingan hukum yang menyangkut keluarga konglomerat tersebut.

"Tawaran seperti apa yang Tuan maksud?"

Jeongwoo memberi senyum ringan mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Yoshi. "Menyalin informasi dari sekretaris pribadi keluarga kami untuk persidangan dan mempromosikanmu di masa depan, atau bergerak dengan caramu sendiri dan jika gagal karirmu hancur."

Yoshi berkedip dua kali mendengar kalimat panjangan itu, mata tajam Jeongwoo menatapnya tanpa berkedip. Sepasang mata itu seperti tengah mencoba untuk menyihirnya.

Ini akan menjadi hal yang melelahkan membayangkan sebuah pertarungan dalam keluarga, di satu sisi Yoshi berpikir Tuan Muda di hadapannya ini tidak bisa bersyukur dan menganggapnya sebagai cucu durhaka, tapi di sisi lain dirinya sudah masuk dalam permainan sejak beberapa puluh menit lalu yang membuatnya miris karena karirnya dipertaruhkan mulai detik ini. Jihoon hanya bisa memberi senyum canggung untuk merespon keresahan Yoshi.

"Bukankah sejak awal aku sudah ditargetkan untuk hal ini?"

Jeongwoo menyeringai mendengar pertanyaan Yoshi.

•••

Kali ini Haruto dibuat pusing berkali-kali lipat, masalahnya dengan Yedam terkait gosip menganiaya sepupu iparnya belum selesai kini bertambah dengan keluarga Tuan Muda Lee yang mendesak pernikahan Lee Chan dan Mirae dipercepat karena pewaris kecil sudah lahir, serta suaminya menyerahkan semua urusan pernikahan itu padanya.

"Oh?! Tuan muda Haruto!" Ryuhee sedikit membungkuk setelah panggilan cukup keras hampir membuat Haruto berjengit.

Sebelum menghadap ke arah dimana Ryuhee berdiri, mata Haruto berotasi malas, sebaik mungkin dia merubah ekspresinya menjadi sangat ramah. "Nona muda ini!! Sangat merepotkan." batin Haruto.

Senyum tak berdaya Haruto berikan untuk menyambut taman bunga Jeongwoo yang tangguh satu ini. "Selamat siang Nona muda Ryuhee... Sudah lama sekali aku tidak melihatmu mengunjungi Manor utama keluarga kami." tutur kata yang lembut keluar dari mulut Haruto meskipun suasana hatinya tidak seperti itu.

"Ahh... Keluarga kami mengadakan tour pribadi untuk beberapa hari lalu." Ryuhee mengatakannya dengan ekspresi bangga.

Daripada terus mendengar ucapan Nona muda yang penuh rasa congkak itu, Haruto mengalihkan perhatiannya pada keranjang yang dibawa Ryuhee.

"Sepertinya Nona Ryuhee tidak perlu repot-repot membawa bingkisan." sindir Haruto membuat Ryuhee yang asyik dengan dunianya mendadak salah tingkah.

Dengan demikian Ryuhee semakin bersemangat menunjukkan keranjang di tangannya dan menjelaskannya tanpa diminta, "oh! Ini bentuk bakti Ibuku pada Nenek Park. Ini adalah buah-buahan dari perkebunan terbaik."

Perfect Demon ⚠️ Under Revision || JeongharuWhere stories live. Discover now