Chapter 11

42K 2.6K 167
                                    

Hay, aku sedang sibuk berlatih dengan skateboardku, kau tahu kan jika bulan depan ada perlombaan skateboard antar Senior High School? Maka dari itu, kau tidak usah mencariku atau menemuiku dulu, aku sangat sibuk dan tidak mau diganggu!:p

P.S; aku tidak mau mendengar kau tidak mau masuk sekolah lagi. Kau harus sekolah, tanpa harus dipaksa olehku terus-menerus.

Harry.

Gadis itu kembali melipat secarik kertas yang berisikan pesan dari Harry. Entah sudah keberapa kalinya ia membaca ulang isi yang tertuang di dalam secarik kertas yang sudah mulai terlihat lusuh tersebut.

Ia menghentakkan napasnya, menarik kursi meja riasnya lalu duduk disana. Matanya menatap secarik kertas putih tersebut. Sudah hampir seminggu semenjak ia mengalami mimpi buruk, Harry menghilang.
Harry hanya meninggalkan sebuah surat sebelum ia menghilang di atas meja pantry gadis itu, lengkap dengan semangkuk bubur dan segelas air mineral.

Setelah itu Harry benar-benar hilang. Harry tidak lagi mengunjunginya sebagaimana biasanya, ponsel Harry pun tidak aktif.
Walaupun gadis itu masih berkutat untuk tidak mau melanjutkan sekolah lagi, dalam arti dia sudah melanggar janjinya pada Harry- Namun, Audie telah memberitahukannya bahwa di sekolah pun Harry tidak masuk.

Kemana dia?

Kemana keriting menyebalkan sekaligus mempesona itu?

Apa dia benar-benar sibuk?

Ah, Jenna tahu, sangat tahu bahwa Harry teramat menyukai permainan skateboardnya itu tapi tidak perlu sampai sebegininya 'kan? Apa si keriting itu tidak tahu, kalau-kalau ada seorang gadis yang sangat merindukannya? Koreksi, sangat teramat-amat merindukannya? Tidak tahukah si keriting itu kalau si gadis ini sudah bersusah payah menahan ledakan rindunya kala malam hari datang?

Kau harus tahu, menahan rindu itu menyakitkan.

"Ehm.." seseorang berdehem di ambang pintu, membuat lamunan gadis itu buyar, dengan cepat gadis itu memalingkan wajahnya ke sumber suara. Niall.

Niall dengan senyuman khas-nya menghampiri Jenna dan duduk di tepi ranjang gadis itu.

"Kau tidak sekolah?" tanya Niall pelan

Jenna menggeleng,

Kening Niall mengernyit, "Kenapa?"

Lagi-lagi Jenna menggeleng, membuat Niall menghembuskan napas jengahnya seraya memutar kedua bola matanya.

"Oh, ya.." sahut Niall, lelaki itu mengambil sesuatu di belakang saku jeans-nya, "Ini punyamu? Aku menemukannya di atas meja pantry."

Jenna mendongak untuk melihat benda apa yang Niall maksud.

Crap.

Jenna tertegun. Bagaimana bisa Niall menemukan botol obatnya?

Astaga, kau benar-benar ceroboh, Jens.

"Itu vitaminku." kata Jenna, suaranya ia buat setenang mungkin agar Niall percaya.

"Vitamin?" kening Niall mengernyit, "Aku tidak ingat kau suka mengonsumsi vitamin. Setahuku, kau paling anti dengan vitamin ataupun obat-obatan."

Skakmat.

Jenna terdiam. Pikirannya bekerja keras untuk menemukan jawaban yang tepat untuk menjawab pernyataan Niall tadi. Sialnya, pernyataan Niall itu benar.

Jenna berdehem, "Audie yang memberikannya padaku. Aku sempat jatuh sakit waktu itu sehingga kesehatanku menurun drastis, makanya aku disuruh mengonsumsi vitamin itu."

Alzheimer DiseaseWhere stories live. Discover now