Chapter 13

35.6K 2.3K 732
                                    

Good morning, sweetheart:)
I made you pancakeeess.

Your H.

Gadis itu mengulum senyumnya saat membaca secarik kertas beserta setangai bunga mawar di atas ranjangnya pagi ini. Tidak lain dan tidak bukan itu pasti dari kekasihnya. Kekasih yang teramat ia cintai. Kekasih yang selalu ada untuknya. Kekasih yang mewarnai hidupnya yang hampir gelap runyam. Dan, kekasih yang selalu mencintainya dengan tulus tanpa ada kata menyerah untuk memperjuangkan cintanya.

Gadis itu meraih setangkai bunga mawar, mencium aroma khasnya. Gadis itu sangat amat merasa beruntung memiliki kekasih seperti dirinya. Dia merasa seperti gadis yang paling sempurna karena dicintai sebegitu dalamnya oleh lelaki yang sempurna menurut pandangannya pula. 

“Aku mencintaimu, Harry.”

“Aku mencintaimu. Lebih dari yang kau tahu.”

Gadis itu tersenyum kala kedua lengan besar itu kini melingkar dipinggangnya, memeluknya erat. Gadis itu menggengam kedua telapak tangan lelakinya yang kini berada di atas perutnya.

See? Betapa beruntungnya gadis itu.

“Kau sudah bangun? Hm?” bisik lelaki itu, Harry. Harry mencium pundak gadisnya lembut.

“Kau tidak lihat jika aku sudah bangun, hm, babyboy?” gadis itu tergelak kecil.

“Aku hanya memastikan jika yang sedang kupeluk ini memang kekasihku, bukan bidadari yang menjelma seperti kekasihku.”

“Berhenti merayuku.” desisnya namun tersenyum malu disana

Harry memutar tubuh gadisnya, menatap kedua manik matanya yang menurut Harry sangat indah. Memancarkan kedamaian dalam jiwa lelaki itu ketika memandang indahnya kedua mata itu. Serta mata yang memancarkan kasih sayang yang tulus untuknya.

Tuhan, aku mencintainya.

Batin Harry berbicara.

Harry menyelipkan anak rambut gadisnya ke belakang telinga, lalu mencium kening gadisnya, cukup lama. Dan, kalian bisa merasakan betapa bahagianya mereka karena sama-sama mencintai sebegitu dalamnya.

“Aku membuat pancake untukmu. Um, tapi--aku tidak tahu rasanya bagaimana. Kuharap memuaskan.”

“Ayo kita coba!” gadis itu menarik lengan besar Harry, namun tarikan lembut itu berubah menjadi menyeret dengan menuntut karena Harry tak kunjung bergerak dari tempatnya.

Dengan kesal, gadis tersebut menatapnya tajam. Menyilangkan kedua tanganya di dada.

“Mana morningkiss-ku, Clarie?” Harry mengerlingkan matanya nakal, lalu tersenyum cabul disana.

Gadis yang bernama Clarie itupun terkekeh melihat tingkah Harry, tanpa malu-malu ia mencium kening Harry, sedikit menjinjit karena Clarie lebih pendek dari Harry. Melupakan kekesalannya pada Harry beberapa detik yang lalu.

***

Harry mendudukan gadisnya di kursi yang berada di balkon kamar Clarie. Pemandangan malam yang di taburi dengan banyaknya bintang-bintang menambah suasana romantis diantara keduanya. Clarie tersenyum. Harry tidak pernah kehabisan akal untuk membuatnya merasa bahagia seperti ini.

Boleh jika aku menikmati hari-hari bersamanya lebih lama lagi? Oh, aku tidak mau dia terluka nantinya.

Batin Clarie berbicara.

“Clay, mau mendengarkan aku bernyanyi?”

“Tetapi aku tidak mempunyai recehan, Harry.” Clarie cengengesan membuat matanya menyipit. Cengengesan yang menawan di mata Harry.

Alzheimer DiseaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang