Chapter 14

32.9K 2.1K 116
                                    

Gadis itu membuka pintu kamarnya dengan keras, juga menutupnya dengan keras pula sehingga menimbulkan suara yang cukup berdetum keras. Hal itu cukup membuktikan bahwa gadis itu sedang dalam fase tidak baik.

Memang. Gadis itu memang dalam fase yang tidak baik. Bagaimana ia bisa baik-baik saja? Sedangkan, dibawah sana kedua orangtua-nya sedang berdebat dengan hebat. Ayahnya yang gila kerja membuat sang Ayah kurang menperhatikan keadaan keluarganya. Ibunya yang gila berkumpul dan berbelanja dengan teman sebayanya pun tidak mengindahkan bagaimana keadaan keluarga kecilnya.

Sampai pada akhirnya, Jesslyn--adik gadis itu tiba-tiba menghilang. Jesslyn kabur. Entah penyebab kabur Jesslyn apa, yang jelas kedua manusia itu kini saling menyalahkan satu sama lain yang dimana nyatanya mereka berdualah yang sama-sama salah. Tidak memperdulikan anak-anaknya.

Dan, itu membuat gadis itu frustasi. Bagaimana caranya ia memberitahukan soal penyakitnya jika keadaan orangtua-nya seperti itu? Ditambah lagi, hilangnya Jesslyn.

"Harry.." suara serak gadis itu terdengar kala sambungan teleponnya diangkat oleh kekasihnya, Harry.

"Clarie? Kau kenapa?" suara Harry begitu tersirat rasa khawatir karena mendengar suara gadisnya itu berbeda. Harry tahu, pasti Clarie sedang mengalami masalah yang serius.

"Aku--Aku.." Clarie tidak melanjutkan ucapannya, yang terdengar kini isak tangisnya. Membuat Harry semakin mencemaskan keadaan gadisnya itu.

"Clarie, katakan padaku--apa yang terjadi? Clay.." napas Harry memburu, "Clay, kau dengar aku? Kat--"

"Aku membutuhkanmu. Sekarang. Kumohon." Clarie memotong ucapan Harry dengan suaranya yang terdengar sangat lirih. Membuat hati Harry nyeri mendengarnya.

Terdengar helaan napas yang panjang dari Harry sebelum ia berbicara kembali, "Um, bisakah kau menunggu sampai besok hari datang? Ketika kita bertemu?"

"Yeahhh, baby."

Setelah itu sambungan telepon terputus.

Clarie tahu. Ia tahu jelas bahwa ia baru saja mengacaukan jam tidur Harry. Bagaimana tidak? Sekarang jam sudah menunjukkan jam sebelas malam. Tapi, Clarie benar-benar membutuhkan Harry. Ia membutuhkan Harry untuk berkeluh-kesah disana, dipelukan Harry.

"Apa?! Ini semua salahmu! Kau yang gila kerja. Kerjamu hanya memupuk harta hingga tidak memperhatikan keluargamu!"
Clarie menutup telinganya dengan bantal, berusaha tidak mendengar perdebatan mereka. Saking hebatnya, suara mereka terdengar sampai kamar Clarie yang berada di lantai dua.

"Aku? Jelas-jelas kau yang salah! Kerjamu hanya menghambur-hamburkan uangku saja. Kau itu ibunya. Seharusnya kau yang lebih memperhatikan mereka, bukannya berkeliaran macam jalang diluar sana--"

Clarie meringis ketika mendengar penuturan tajam dari Ayahnya. Sebegitu teganya-kah sang Ayah sampai-sampai mengatakan istrinya sendiri seperti jalang?

"Tutup mulutmu, brengsek!" terdengar suara jeritan dari sang ibu dibawah sana, disusul dengan suara pecahan kaca.

Clarie semakin meringis dibawah bantalnya. Dengan satu hentakan napas, ia berlari keluar kamar. Menuruni setiap anak tangga dan keluar melalui pintu belakang, menghindari dua manusia yang sedang bertengkar di ruang keluarga.

Tepat saat Clarie keluar dari gerbang, mobil Harry berada di depan gerbang. Harry yang melihat Clarie keluar rumah dengan keadaan kacau itupun, Harry langsung melepas seatbeltnya dan sesegera mungkin keluar dari mobilnya.

Alzheimer DiseaseWhere stories live. Discover now