Masih di Pesta Dansa

9.9K 1.2K 9
                                    

Aku baru sadar bahwa ada banyak mata yang menatapku seakan aku adalah bahan gosip terhangat. Ya, sepertinya memang benar. Aku tidak sengaja mendengar dari para nona yang bercerita di belakangku bahwa ada rumor buruk tentangku.

Rumor tentang nyonya rumah Orion yang menginginkan perceraian menjadi sesuatu yang berulang kali terdengar olehku. Tentu saja, hal ini menjadi gosip yang sangat panas di kalangan para bangsawan, tapi ... sepertinya mereka ketinggalan informasi. Hubunganku dengan Cedric baik-baik saja. Aku bertanya-tanya siapa orang yang menyebarkan rumor itu.

Pantas saja mereka terus memperhatikan sikapku kepada Cedric. Mereka kira aku berpura-pura terlihat baik-baik saja di depan umum, padahal aku memang seperti ini.

"Cedric," ucapku sambil menggoyangkan lengan Cedric.

"Ya?" Cedric terlihat sedikit terkejut dengan panggilanku yang tiba-tiba. "Sepertinya saya tidak bisa berlama-lama, istri saya sudah menunggu." Cedric menghentikan obrolan dengan teman-temannya, kemudian dia menggiringku menuju balkon.

Dengan ditemani langit yang bertabur bintang, Cedric berdiri di depanku dengan tatapan yang bertanya-tanya. "Ada apa?"

Aku menoleh ke kanan kiri, memastikan tidak ada orang yang menguping kami. Walaupun di balkon hanya ada kami berdua, tapi mungkin saja ada orang yang bersembunyi untuk menguping.
"Apa kamu sudah mendengar rumor tentangku?"

Cedric mengerutkan keningnya. Ia tampak berpikir sebentar kemudian berkata, "Rumor tentang kamu yang ingin bercerai?"

"Ya, itu. Kamu mendengarnya dari mana?" tanya ku penasaran. Maju selangkah mendekatinya.

"Dari Rex." Cedric maju selangkah.

"Rex? Siapa Rex? T-Rex?"

Cedric sepertinya kesal dengan tanggapanku. "Bukan itu, istriku. Aku bahkan tidak tau apa itu T-rex."

"Lalu siapa, suamiku?"

"Count Rex, orang yang tadi mengajakku bicara sebelum dansa dimulai."

Aku menghela napas kesal karena sikapnya. "Sepertinya kamu punya kebiasaan untuk tidak menyebutkan gelar seseorang."

"Aku lupa."

"Yah, terserah kamu saja."

Aku berjalan menuju pagar balkon. Menatap keindahan bangunan istana yang ada dimana-mana. Kemudian kembali berbalik menghadap Cedric. Betapa terkejutnya aku ketika Cedric sudah berdiri tepat di depanku. Akan tetapi, aku berusaha untuk menetralkan raut wajahku karena ada hal lain yang lebih penting dari itu.

"Jadi, apa kamu percaya rumor itu?" tanyaku hati-hati.

"Bagaimana denganmu? Apa kamu ingin bercerai?" kini Cedric kembali mendekat. Sekarang ia menyentuh rambutku yang panjang terurai. "Aku hanya percaya rumor itu jika kamu yang mengatakannya langsung," ucapnya sambil mencium rambutku.

Aku menganga melihat kelakuan Cedric. Ini tidak baik bagi jantungku. Bahkan sekarang degupan jantung ini kencang dan sepertinya bisa didengar oleh Cedric. Mungkin pipiku memerah sekarang. Aku ingin melangkah mundur, tapi aku sudah bersandar pada pagar balkon. Bagaimana caranya keluar dari situasi ini?

Aku mengipas wajahku dengan tangan kanan. Mencoba mengalihkan perhatiannya dengan sedikit tertawa. "Rumor itu tidak masuk akal, dan bisakah kamu mundur? Aku butuh udara."

Bukannya mundur, Cedric malah menyandarkan kedua tangannya di pagar balkon. Tepat di kanan kiri ku dia menyandarkan tangannya. Kalau begini ruang gerakku makin terbatas. Aku bahkan ragu untuk mendongak ke atas, untuk menatap matanya. Yang kulakukan hanya bersandar sekuat tenaga berharap masih ada ruang untukku bergerak, dan melihat kanan kiri mencari sesuatu yang bahkan aku tidak tahu itu apa.

"Jadi?" tanpa melihat pun, aku tau Cedric makin mendekat.

"Jadi apa?" aku mengangkat kedua tanganku di depan wajahku. Mencoba memberi jarak pada kami. "Dan bisakah kamu mundur? Bagaimana jika ada orang lain yang melihat kita?"

"Apakah kamu ingin bercerai?"

"Tidak, aku tidak ingin bercerai." Aku berucap tegas sambil menatap matanya "Puas?"

Dengan senyumnya yang manis itu, Cedric mengangguk tanda ia sudah puas dengan jawabanku. Dia kemudian memelukku dengan erat dan berucap, "Sepertinya aku akan gila jika kamu meminta untuk bercerai."

Aku menepuk punggungnya dengan lembut. "Benarkah? Lalu apa lagi yang akan kamu lakukan?" tanyaku penasaran.

"Aku ... tidak tau." Cedric makin erat memelukku. "Tapi yang pasti aku tidak akan menceraikanmu, apa pun itu."

"Bagaimana kalau aku selingkuh? Apa kamu masih mempertahankanku?" sekarang aku benar-benar penasaran. Rasanya aku perlu menggali lebih banyak sifat Cedric yang tidak dijelaskan dengan baik di novel.

"Aku hanya perlu menyingkirkan laki-laki itu."

"Tidak bercerai?"

"Tidak."

"Bagaimana kalau aku yang memaksa untuk bercerai? Seperti dulu?" Seperti dulu, ketika Cathleen masih diatur oleh novel.

Aku bisa merasakan pelukan Cedric mengendur. Tiba-tiba saja ia melepaskan pelukannya dan berganti dengan memegang kedua bahuku. Tatapannya padaku benar-benar tak bisa kujelaskan.

Melihat Cedric yang tak berucap apa-apa dan hanya menatapku dalam diam, akhirnya aku memilih untuk memecahkan keheningan ini. "Tenang saja, aku tidak akan seperti dulu lagi."

Yah, kuharap.

Aku tidak tahu sampai kapan aku ada di dalam tubuh Cathleen. Mungkin saja suatu hari nanti jiwa Cathleen kembali dan aku akan tersingkir. Kuharap tidak seperti itu.

Semoga saja. 

Baru saja aku ingin menyaksikan tanggapan Cedric tentang aku yang tidak akan menjadi Cathleen yang dulu, tiba-tiba saja utusan dari raja datang untuk memanggil Cedric

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Baru saja aku ingin menyaksikan tanggapan Cedric tentang aku yang tidak akan menjadi Cathleen yang dulu, tiba-tiba saja utusan dari raja datang untuk memanggil Cedric. Akhirnya aku hanya bisa mengikhlaskannya untuk pergi sementara.

Di sinilah aku, kembali ke ruang perjamuan ditemani dengan nona Cherly yang riasannya sudah lebih baik dari sebelumnya. Cheryl terus saja mengoceh tentang banyak hal dan itu membuatku sedikit terganggu.

"Cheryl,"

"Ya, Duchess?"

"Apa kamu tidak punya teman seumuranmu?"

"Tidak, aku tidak tahu kenapa mereka menjauhiku. Sepertinya karena aku lebih cantik dari mereka. Jadi mereka iri denganku."

Aku menatap nona satu ini dengan takjub. Betapa tingginya percaya diri seorang Cheryl. Ya, aku akui kamu memang cantik, nona.

Tiba-tiba saja aku terpikir sesuatu yang menarik untuk dibahas dengan Cheryl. "Bagaimana tanggapanmu tentang suamiku?"

"Duke Cedric?"

"Tentu saja. Cuma dia satu-satunya suamiku.

"Duke Cedric itu tampan dan punya banyak penggemar. Walaupun aku jarang bergaul dengan nona seumuranku, tapi aku tahu banyak yang mengidolakan Duke Cedric."

Aku tertawa mendengar cerita Cheryl. "Benarkah? Lalu apa lagi hal tentang Cedric yang kamu tau?"

Cheryl menyentuh dagunya tampak berpikir. "Aku rasa itu saja, Duchess."

"Itu saja yang kamu tau?"

"Ya, dari pada Duke Cedric, aku rasa pangeran Regis lebih tampan." Sekarang mata Cheryl berbinar-binar menceritakan tentang pangeran. "Pangeran Regis sangat ramah pada kami, nona-nona yang baru debut. Dia memberi kami saran tentang dunia bangsawan dan percayalah, Pangeran Regis sangat berkarisma."

Aku yang awalnya ingin mencari tahu tentang Cedric dari sudut pandang orang lain, harus mendengar pujian tak henti kepada Pangeran Regis dari mulut Cheryl. Sepertinya pesona Cedric tidak cukup untuk membuat Cheryl bercerita banyak tentangnya.

Dengan semangat Cheryl menceritakan pangeran tanpa henti. Aku hanya bisa mengangguk untuk mengiyakan semua perkataannya. Ternyata dari tampang Cheryl yang terlihat seperti remaja yang sinis, dia sangat cerewet.

Sambil mendengarkan aku juga mengedarkan pandanganku ke seluruh penjuru ruangan ini. Memastikan tidak ada satu orang pun yang bisa membahayakan nyawaku. Aku harus tetap siaga.

Tiba-tiba saja, di ujung ruang perjamuan, aku melihat seorang dengan balutan baju berwarna hitam. Aku tidak bisa melihat wajahnya karena tertutup oleh tudungnya. Ketika aku mencoba memastikan lagi penglihatanku, orang itu sudah hilang entah ke mana.

Jantungku berdegup kencang. Apakah alur cerita asli akan terus berjalan? Aku tidak tahu, tapi aku harus tenang. Aku harus segera mencari Cedric. Meninggalkan Cheryl yang sepertinya bingung dengan aku yang tiba-tiba meninggalkannya.

Aku harap tadi aku hanya salah lihat.

I Am The Duchess Of This HouseWhere stories live. Discover now