Cahaya Untuk Dua Wanita

10.7K 1.1K 12
                                    

Rasa sakit kepalaku sudah mulai berkurang dengan sendirinya. Dokter berkata tidak ada yang salah dengan fisikku dan aku akan segera membaik. Sudah seminggu sejak kejadian itu dan aku masih merasakan sakitnya. Walaupun tidak sesakit saat pertama kali aku mengalami sakit kepala. Aku pun sudah kembali ke kediaman Orion dan beristirahat dengan nyaman. Ada juga Cedric yang selalu menemaniku setiap saat. Bahkan meja kerjanya dia pindahkan ke kamarku lagi.

Aku sadar akan satu hal. Rasa sakit kepala ini sebenarnya membuatku mengingat seluruh memori kehidupan Cathleen. Mulai dari dia kecil sampai dia menikah dengan Cedric. Setiap memori itu datang bagai air terjun, aku akan merasakan sakit kepala. Ini menyakitkan, tapi rasanya lama-kelamaan aku bisa terbiasa.

Ingatan ini datang terus menerus dan sangat menganggukku. Apalagi saat aku bangun tidur, rasa sakit kepala itu pasti sudah akan menyerang. Yah, walaupun tidak sesakit saat pertama kali, tapi tetap saja sakit.

Dan tentang orang yang mencurigakan saat di pesta dansa itu, tak ada satu pun yang melihatnya dan berakhir dengan pencarian yang sia-sia. Pada intinya, aku berhasil membelokkan salah satu alur penting dalam cerita. Ini artinya kesempatanku semakin besar untuk menghindari hal yang bernama kematian itu.

Pergerakan Zoya pun selalu kuawasi. Aku mengutus beberapa pelayan yang sudah kupercayai untuk mengawasi semua pergerakannya. Tentu saja mereka tidak tahu alasan yang sebenarnya kenapa aku meminta mereka untuk mengawasi Zoya, tapi aku berkata bahwa pencuri seperti Zoya harus diawasi secara diam-diam agar tidak ada lagi pencurian yang dilakukannya.

Yah, untuk saat ini semuanya berjalan lancar. Hubunganku dengan Cedric sudah jauh lebih baik, pergerakan Zoya sudah kubatasi, dan insiden di pesta dansa pun sudah kucegah. Namun, ada satu hal yang tak bisa ku kendalikan, yaitu perasaanku pada Cedric. Rasa ini terus mekar dan tak kunjung layu. Aku takut suatu saat nanti bisa saja aku menghilang dari dunia ini, meninggalkan Cedric dan entah ke mana aku akan dibawa pergi nanti.

Aku mengembuskan napas dengan perasaan yang mengganjal. Rebahanku pun jadi tidak tenang.
"Ada apa?" Cedric tiba-tiba saja sudah duduk di sampingku dengan memegang secangkir gelas. "Apa ada yang mengganggumu?" ucapnya sambil membantuku duduk dan memberiku minum secara perlahan.

Aku menatap Cedric dengan serius. Memperhatikan setiap lekuk wajahnya dan juga rambutnya yang indah itu. "Hanya memikirkan beberapa hal yang tidak terlalu penting." Aku tersenyum singkat padanya.

"Bagaimana dengan rasa sakitmu? Apa ada perubahan?"

"Sudah tidak sesakit dulu, tapi tetap saja sakit."

Cedric mengelus kepalaku dengan lembut. "Cepatlah sembuh, ada banyak hal yang harus kita lakukan."

"Hmmm? Apa itu?" Cedric hanya tersenyum untuk menjawab pertanyaanku. "Jawab aku! Jangan hanya tersenyum saja."

Dia berdiri dan kembali mengelus kepalaku. "Lihat saja nanti." Cedric berjalan menuju pintu. "Ada beberapa hal yang harus kulakukan, jadi aku pergi dulu." Aku menatapnya dengan sinis. Setelah membuatku penasaran, dia pergi begitu saja tanpa rasa bersalah.

Setelah Cedric keluar, Ellie masuk dengan membawa sebaskom air dan juga handuk. Ini waktunya aku untuk membersihkan diri. Karena aku masih sakit dan juga lemah. Jadi, beberapa hari ini aku hanya membersihkan diri dengan hal seperti ini.

"Bagaimana dengan Zoya? Apa dia melakukan sesuatu yang mencurigakan?" tanyaku pada Ellie yang sedang mengusap lenganku dengan handuk yang sudah dia basahi dengan air.

"Tidak ada, dia melakukan pekerjaannya dengan baik."

"Tak ada satu pun yang mencurigakan?" tanyaku dengan penuh rasa penasaran.

I Am The Duchess Of This HouseWhere stories live. Discover now