Hugo

3.4K 298 33
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen

***

Bukan ksatria terbaik Orion namanya jika mengalahkan tiga orang saja tak bisa. Hugo menebaskan pedangnya dari darah yang menempel. Sedikit menguras waktu, tapi Hugo bisa berolahraga sedikit. Sudah cukup lamanya sejak perang dan akhirnya sekarang dipertemukan dengan orang-orang yang rela menumpahkan darahnya untuk pedang Hugo.

"Apa ada yang terluka, Hugo?" Cathleen memegang kedua lengan Hugo dan mengecek keadaanya.

Sedikit gugup. "Tentu saja tidak, Nyonya. Mereka bukan musuh yang sulit bagi saya."

"Bagus." Cathleen menepuk bahu Hugo dengan penuh bangga. "Kau memang ksatria terbaik Orion, tentu saja setelah suamiku."

Hugo terkekeh, "Baik, Nyonya. Terserah Anda saja."

Cathleen mengedarkan pandangannya ke penjuru hutan. Cahaya makin minim dan juga terasa sekali sunyinya tempat ini. "Sepertinya kita makin masuk ke dalam hutan. Lebih baik kita mencari tempat untuk tidur terlebih dahulu."

Hugo setuju dengan perkataan majikannya. "Baiklah, kalau begitu saya akan mencari kayu untuk dibakar."

"Aku ikut."

Sebenarnya Hugo ingin menahan Cathleen untuk tak ikut, tapi mengingat keadaan yang belum tentu aman, Hugo hanya mengangguk saja.

"Berapa yang kita butuhkan, Hugo?"

"Sebanyak-banyaknya, Nyonya."

Mereka pun mulai berjalan kembali untuk mencari ranting kayu atau apapun yang bisa dibakar. Dengan Hugo yang memimpin jalan, tapi tetap sekali-kali menengok kebelakang untuk memastikan Cathleen masih di tempatnya. Sekalian kayu, Hugo harus menemukan sumber air untuk kebutuhan perut mereka. Hugo tau bahwa majikannya itu sedang kelaparan, tapi Cathleen berpura-pura seakan dia baik-baik saja.

Butuh waktu sekitar 10 menit untuk Hugo akhirnya bisa menemukan sungai di dalam hutan ini. senyumnya merekah dan begitu juga dengan Cathleen. Tanpa pikir panjang, Cathleen langsung bergegas untuk meminum air sungai yang jernih itu. Hugo pun melakukan hal yang sama. Setidaknya rasa lapar mereka bisa sedikit teratasi berkat air yang segar ini. tugas sHugo selanjutnya hanyalah mencari hewan di sekitar tempat ini untuk dimasak.

"Pelan-pelan saja minumnya. Air sungai itu tak akan habis."

Cathleen tersedak ketika mendengar suara laki-laki selain Hugo. Dia hampir saja menjatuhkan dirinya ke sungai jika saja dia tak bisa menahan dirinya sendiri. Hugo yang juga mendengar ada orang lain langsung menghunuskan pedangnya pada arah suara.

"Woah, santai saja." Orang itu mengangkat tangannya memperlihatkan bahwa dia tak ada niat berbahaya. "Kalian tak mungkin tak kenal aku, 'kan?"

"Pangeran." Hugo terkejut dengan kedatangan seseorang yang tak terduga, terlebih lagi orang itu adalah pangeran kerajaan ini.

Masih mencoba menahan batuk akibat tersedak, Cathleen bangkit dan memberi salam hormat kepada pangeran. "Apa yang Anda lakukan di sini?"

"Saya?" Regis mengedarkan pandangannya ke sekitar kemudian tersenyum lebar kepada dua orang di depannya. "Sebenarnya saya juga tersesat."

"Ternyata seorang pangeran bisa tersesat di wilayahnya sendiri." Cathleen mencoba mencairkan suasana di hutan yang semakin gelap ini.

"Saya anggap itu sebagai pujian." Regis berjalan menuju pinggir sungai. Menangkup air dan meminumnya dengan perasaan puas. "Apakah saya boleh bersama dengan kalian untuk malam ini?"

"Tentu saja , Pangeran." Hugo menjawabnya dengan cepat. "Anda bisa beristirahat di sini bersama Nyonya dan saya akan membuat api juga mencari hewan di sekitaran sini." Dengan datangnya pangeran, itu artinya ada orang yang menemani Cathleen selagi Hugo mencari hewan buruan.

I Am The Duchess Of This HouseWhere stories live. Discover now