Kuda Gila

2.4K 295 39
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen, yah

***

Kompetisi telah dimulai beberapa menit yang lalu. Para peserta sudah menyebar ke seluruh penjuru hutan, sedangkan para wanita menunggu di tenda yang sudah disediakan pihak kerajaan. Cathleen asik berbincang-bincang dengan Fleur karena Fleur satu-satunya teman dekat Cathleen di sini. Cathleen masih menyayangkan sekali ketidak hadiran Cheryl karena sakit dan Catalina yang hamil.

Di lain tempat, tepatnya kandang kuda yang jaraknya tidak terlalu jauh dari para wanita bangsawan yang menunggu peserta lomba, ada seorang wanita dengan pakaian pelayan yang membawa seember makanan untuk para kuda. Kuda-kuda ini merupakan kuda cadangan jika ada peserta yang membutuhkan. Jadi mereka tak memiliki tuan.

Wanita itu memberikan makanan itu dengan merata di tempat makan kuda. Dia benar-benar memastikan tidak ada sisa makanan yang tak termakan. Semua yang ada di dalam ember harus habis tak tersisa. Setelah dia memastikan para kuda makan, wanita itu pergi meninggalkan kandang kuda. Bukan hanya kuda, tapi wanita itu meninggalkan lima prajurit yang sudah bersimbah darah.

Kakinya menginjak salah satu dari prajurit tersebut. "Oh? Maaf, saya tak sengaja. Lain kali jika masih hidup, silahkan cari pekerjaan lain," ucap wanita itu dengan tersenyum. "Itu pun kalau masih hidup." Wanita itu menginjak dengan keras tangan prajurit tersebut dan pergi menjauh.

Tinggal menghitung waktu sebelum pesta besar dimulai.

***

Kembali ke tempat para wanita bangsawan berada, Cathleen sudah merasa bosan. Entah harus berapa lama dia duduk diam di sini menunggu suaminya datang membawa kemenangan. Jiwa introvert Cathleen meronta-ronta ingin pulang.

"Apa kamu ingin jalan-jalan?" Fleur sadar bahwa temannya yang satu ini sedang kebosanan. Sebenarnya dia juga bosan. Jadi, jalan-jalan di sekitar sini mungkin akan membantu untuk menaikkan suasana hati. "Aku tau kamu bosan duduk di sini karena aku juga begitu."

"Kamu memang yang paling pengertian." Cathleen langsung berdiri dengan semangat. "Ayo, kita pergi."

Mereka berdua keluar dari tenda dan dengan cepat Hugo berdiri di belakang Cathleen. "Kamu tidak perlu menemaniku, Hugo. Aku hanya berjalan-jalan sebentar."

"Tidak bisa, Nyonya. Perintah tuan Cedric adalah mengikuti dan melindungi Anda," ucap Hugo dengan tegas.

"Yah, baiklah." Tak ingin ada perdebatan panjang Cathleen memilih mengalah. Tidak ada salahnya juga dilindungi oleh salah satu ksatria terkuat Orion.

Baru berjalan beberapa langkah menjauhi tenda, suara bising datang mendekat menuju tempat ini. Cathleen memperhatikan darimana asalnya suara itu. Ini suara hentakan tanah yang terburu-buru dan ramai.

Hugo tahu ada yang salah. Dia langsung memasang badannya untuk melindungi Cathleen dan Fleur. Pedangnya kini sudah ditarik dan Hugo siap untuk menghadapi apapun yang akan datang.

"Hugo?"

"Tetaplah di belakang saya, Nyonya. " Hugo fokus pada suara bising yang makin keras. Para wanita bangsawan juga mulai penasaran dan ketakutan pada waktu yang sama. Prajurit kerajaan juga mulai mempersiapkan diri mereka dalam mode bertarung.

Para kuda bermunculan. Mereka terlihat menggila dan liar. Menyerang apapun yang ada di depan mereka. Ada belasan kuda yang datang. Akan susah untuk menangani binatang liar ini. Bagi Hugo, ini terlihat lebih sulit daripada melawan manusia. Pergerakan para kuda ini tak terduga, badan mereka besar, dan pastinya sedikit senggolan dari kuda-kuda ini bisa membuat manusia biasa terluka.

Para wanita bangsawan mulai berlarian. Makin susah baginya melawan para kuda ditengah orang-orang yang berlarian. Namun, bukan Hugo namanya jika dia tak bisa menangani hal ini. Ketika para kuda mulai berlari ke arahnya, dengan sekali tebasan kuda itu pun tumbang.

Karena makin banyak kuda yang berdatangan, Hugo memilih untuk menumbangkan beberapa saja. Sebagai seorang ksatria, kuda adalah sahabat terpenting. Hugo merasa sedikit kasihan jika harus terus-terusan melukai para kuda. Jadi dia memilih berbalik dan menarik Cathleen juga Fleur untuk menjauh.

Cathleen tau hal ini akan terjadi, dan dia sudah mengantisipasinya. Bukan tanpa alasan kandang kuda dijaga lima orang. Itu semua ide Cathleen. Dia sendiri yang memerintahkan empat ksatria Orion untuk menjaga kandang kuda. Harusnya tidak seperti ini.

Cathleen benar-benar mengutuk Zoya. Dia sendiri tak mungkin bisa menghabisi empat ksatria Orion. Pasti ada yang membantunya,

"Zoya sialan," gumam Cathleen di tengah larinya.

***

Di dalam hutan dengan sinar matahari yang terik, Cedric dan asistennya Dion mencari hewan buruan yang besar. Semakin besar hewan yang didapat, semakin besar juga kesempatannya untuk menang dan membuat Cathleen bangga.

Sekarang mereka belum menemukan hewan tersebut. Hanya ada binatang kecil seperti kelinci yang menumpang lewat. Cedric tak ingin membuang anak panahnya untuk membunuh hewan kecil itu. Dia juga sedikit tak tega karena kelinci terlihat lucu, dan lucu itu identik dengan istrinya. Cedric jadi makin tak tega.

"Cedric, sampai kapan kita akan berkeliling?" Dion sudah lelah mengikuti tuannya yang terus saja tak tega jika harus membunuh hewan kecil.

"Sampai aku puas," jawaban yang singkat, padat, dan tak jelas. Jika saja Cedric bukan tuan dan teman dekat, sudah Dion tinggal dia dari tadi. "Aku harus menemukan beruang yang besar."

"Tidak bisakah kita beristirahat dulu?"

"Tidak? aku harus cepat kembali membawa beruang."

"Kau hanya ingin cepat-cepat bertemu istrimu, kan?"

"Itu kau tau."

Dion memutar bola matanya malas. Tuannya sekarang memiliki penyakit baru, namanya penyakit tak bisa lepas dari istri. Ini terkadang mengganggunya. Manusia seperti Cathleen dan Cedric terkadang membuat Dion iri. Dia juga mau punya pasangan agar bisa bermesra-mesraan.

"Ta-" Baru saja ingin membalas perkataan Cedric, ucapan Dion terpotong karena ada seseorang yang datang dengan kudanya. Dia datang dengan terburu-buru dan raut wajah yang panik.

"Duke Cedric." prajurit itu turun dari kudanya dan menunduk sebentar sebelum kembali menatap Cedric dengan penuh kekhawatiran.

"Ada apa?" Perasaan Cedric tak enak.

"Istri Anda meng-" Belum selesai prajurit itu bicara, Cedric langsung berbalik dan memacu kudanya menuju tenda para bangsawan. Meninggalkan Dion dan prajurit yang dilanda kepanikan.

"Ada apa ini?" Kalau tuannya tak mau mendengarkan, maka sudah tugas Dion untuk menggantikannya.

"Kuda yang ada di kandang mulai mengamuk dan menyerang tenda para wanita bangsawan. Kami sudah mencari keberadaan Duchess Cathleen, tapi dia tak bisa ditemukan." Prajurit itu mencoba menjelaskan sesingkat mungkin karena dia sedang takut sekarang.

"Ah, sial." Dion tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Tuannya pasti akan marah atau bahkan bisa mengamuk pada pihak kerajaan karena tidak bisa menjaga istrinya. Lebih parahnya lagi, mungkin dia akan menyerang siapa pun yang mencoba menentangnya nanti. Berurusan dengan pihak kerajaan bukan pilihan yang tepat untuk saat ini. Ini tak bisa dibiarkan. Dion harus segera menyusulnya. Dion segera berbalik dan memacu kudanya dengan cepat.

Meninggalkan prajurit yang kebingungan di tengah hutan yang sepi ini.

***

Jangan lupa vote dan komen untuk mengapresiasi author, yah.

Dan juga jangan lupa untuk memberikan kesan dan pesan selama membaca IATDOTH lewat DM/chat author untuk mendapatkan pulsa 20.000 bagi 2 orang terpilih. Batasnya sampai tanggal 31 Agustus 2023. 

Untuk kalian yang tidak tau cara kirim pesan di Wattpad, kalian hanya perlu membuka profil author yang kalian inginkan. Klik titik tiga di pojok kanan atas dan klik kirim pesan atau send a message. Mudah, kan? 


Sincerly

Author Cantik

I Am The Duchess Of This HouseWhere stories live. Discover now