Pesta Teh

7.4K 880 30
                                    

Para wanita bangsawan mulai berdatangan ke kediaman Orion. Aku sudah mempersiapkan pesta teh ini untuk diadakan di taman bunga Peony yang bermekaran indah. Atas rekomendasi dari Eleanor, si kepala pelayan, aku mengundang empat orang nona dan nyonya bangsawan kelas atas. Katanya aku harus menunjukkan diriku di pergaulan kelas atas.

Sampai sekarang aku masih tak menyangka bahwa Cheryl, gadis yang cerewet itu ternyata ada di dalam pergaulan kelas atas. Di antara kami semua dialah yang paling muda. Harusnya dia bergaul dengan nona-nona bangsawan yang baru debut. Aku penasaran bagaimana dia bisa masuk ke pergaulan ini bahkan sebelum aku.

Semuanya sudah duduk di kursi mereka masing-masing. Aku memperhatikan mereka semua, terlihat sekali keanggunan wanita bangsawan pada diri mereka, bahkan Cheryl sekali pun terlihat bisa menyesuaikan dirinya di samping para wanita-wanita ini.

“Bagaimana kabarmu, Duchess Cathleen?” Dia yang berambut perak memulai pembicaraan. Kalau aku tidak salah, dia adalah Fleur Auristela, dari keluarga Duke Auristela yang bertempat di Timur.

“Saya juga penasaran dengan keadaan Anda.” Dia Catalina Everly, dari keluarga Count Everly. Dia memiliki mata biru paling indah yang pernah kulihat.

“Sekarang saya baik-baik saja.” Aku meminum tehku dengan pelan dan anggun. “Terima kasih sudah mengkhawatirkan saya.”

“Kabar Anda yang pingsan saat pesta kemenangan di istana benar-benar menghebohkan.” Tidak seperti wanita bangsawan lainnya yang berwajah mulus, Orla Acker memiliki bekas luka yang cukup panjang di bawah mata kanannya. Walaupun begitu, kecantikannya seakan bertambah dan memberi kesan bahwa dia adalah wanita yang kuat.

Aku tertawa pelan. “Saat itu aku sudah merasa sakit sekali, jadi, yah ....” Aku mengedikkan bahuku, membiarkan mereka menyimpulkan sendiri.

“Saat itu, baru pertama kalinya saya melihat Duke Cedric begitu panik.” Orla Acker bersemangat menceritakan kejadian saat di pesta teh. “Padahal saat di medang perang, Duke Cedric tidak pernah sekalipun memperlihatkan emosinya. Anda benar-benar hebat bisa membuatnya seperti itu.”

“Medan perang?” Daripada cerita tentang Cedric, aku lebih tertarik tentang Orla yang tahu keadaan Cedric di medan perang.

“Orla adalah seorang ksatria juga, dia ikut ke medan perang bersama Duke Cedric,” ucap Fleur dengan nada yang lembut.

Aku terkejut mendengarnya. “Hah?! Benarkah itu nona Orla? Anda adalah seorang ksatria juga”

Orla tertawa melihat reaksiku. “Ya, aku adalah ksatria kebanggaan dari keluarga Marquess Acker.”

“Sepertinya ada banyak hal yang belum Anda tahu.” Catalina menepuk bahuku dengan pelan. “Anda sama seperti Cheryl yang masih belum tahu banyak hal.”

“Aku?! Tidak.” Akhirnya Cheryl bersuara. “Aku sudah mempelajari banyak hal tentang kerajaan ini.”

Catalina mencubit pipi Cheryl gemas. “Suaramu terlalu nyaring Cheryl, tapi tak apa karena kamu sangat lucu.”

Sedangkan Cheryl mencoba untuk lepas dari Catalina dengan mengoceh semakin nyaring, tapi itu membuat Catalina makin gemas padanya.

Fleur mencoba menghentikan kelakuan mereka berdua. “Sudahlah, Cal. Jangan terlalu keras pada Cheryl.” Sedangkan Orla hanya tertawa melihat kelakuan teman-temannya. Tertawanya nyaring pula.

Sekarang aku bingung. Mereka memanggil satu sama lain dengan santai. Kukira mereka adalah orang-orang yang sangat ketat pada peraturan etiket bangsawan.

Sadar dengan kebingunganku pada situasi ini, Fleur berkata, “Maafkan kami Duchess Cathleen. Sepertinya Anda jadi bingung karena kelakuan kami.”

“Yah, mungkin bisa dibilang seperti itu, tapi kalian sepertinya terlihat bersenang-senang sekarang.”

“Kehidupan bangsawan terlalu melelahkan untuk kami jika harus terus bersikap sesuai buku tebal.” Orla menautkan anak rambutnya ke daun telinga. “Jadi, kami memilih untuk bersikap seperti ini jika tidak banyak orang di sekitar kami.”

“Tapi, bukankah masih ada saya? Kenapa bersikap santai di dekat saya?” aku sedang tidak merasa tersinggung, tapi aku penasaran.

“Cheryl bilang kalau Anda adalah orang yang baik. Jadi kami bersikap santai dengan Anda.” Fleur menatapku dengan dalam. “Bolehkah?”

Aku dengan bersemangat menjawab, “Tentu saja. Saya bahkan merasa sangat senang.”

“Syukurlah kalau begitu.” Catalina mendekat padaku. “Karena saya sudah sangat gatal ingin menyentuh rambut Anda yang indah ini.”

“Rambut?”

“Ya, hobi saya adalah merias rambut orang-orang.” Tiba-tiba saja Catalina sudah ada di belakangku. “Dan rambut Anda terlihat sangat indah. Bolehkah saya menghiasnya?”

“Tentu saja, dan terima kasih.”

“Anda bisa memanggil kami dengan santai. Panggil saja saya Fleur dan yang lainnya sesuai dengan nama mereka, tapi khusus untuk Catalina, panggil saja dia Cal.”

“Baiklah.” Aku tidak menyangka kami bisa akrab secepat ini.

Kami pun mulai bercerita banyak hal. Mulai dari Fleur yang pusing dengan tunangannya yang selalu bersikap dingin padanya, Catalina yang sampai sekarang masih berusaha untuk mempunyai anak bersama suaminya, Orla yang terus disuruh menikah oleh keluarganya, dan Cheryl yang tidak punya teman seumuran dengannya.

Aku sadar, walaupun dunia ini adalah dunia dalam novel. Namun orang-orang di dalamnya sama seperti manusia lainnya yang ada di dunia asliku. Semuanya memiliki keinginan dan masalah mereka sendiri. Jujur saja, saat awal aku di dunia ini. Aku hanya menganggap orang-orang di sekitarku sebagai karakter sampingan yang tidak punya cerita hidup dan tidak penting.

Lama kami bercerita sampai tak terasa bahwa sudah banyak waktu yang dihabiskan. Sebagai penutup, aku menyajikan makanan penutup yang dibuat spesial dengan bahan-bahan premium.

“Silakan dimakan, sajian ini sebagai bentuk terima kasihku karena kalian telah datang.”

Orla terlihat bersemangat melihat hidangan yang warna-warni ini. Dia benar-benar tergoda sekarang.

“Apa ini mengandung kacang?” Fleur tampak ragu untuk mengambil. “Karena aku alergi pada kacang.”

Pantas saja dari tadi aku melihat Fleur hanya memakan puding coklat dan meminum teh, tanpa menyentuh makanan lain yang mungkin mengandung kacang.

“Tidak, Fleur.” Aku membuktikannya dengan memakan langsung. “Aku juga alergi pada kacang, jadi semua hidangan di rumah ini tidak ada satu pun yang mengandung kacang.”

Sebenarnya aku tidak tahu kalau Cathleen ternyata juga alergi kacang. Di dunia lamaku, aku benar-benar alergi pada kacang, di titik di mana jika aku makan sedikit saja makanan yang mengandung kacang, aku langsung sakit perut dan muntah. Saat aku memberitahu para koki, mereka berkata kalau mereka sudah tahu kalau Cathleen tidak boleh makan kacang. Suatu kebetulan yang menarik.

Dengan semangat Fleur mengambil hidangan itu, begitu juga dengan Orla, Cal, dan Cheryl. Mereka tampak menikmati sajian ini. Mereka memuji makanan ini. Aku benar-benar senang dibuat mereka.

Tapi beberapa menit kemudian, entah kenapa aku merasa perasaan tidak enak di dalam tubuhku. Mataku mulai gatal dan berair. Rasa pusing kembali datang dan benar-benar mengganggu. Aku tidak bisa melihat dengan jelas keadaan di sekitarku. Rasanya semua buram.

Yang terakhir kulihat adalah samar-samar Fleur tampak jatuh dari kursinya, dan setelah itu semuanya gelap. Aku tidak tahu apa yang terjadi.


***

I Am The Duchess Of This HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang