Six.

5.5K 129 2
                                    

***

“masuk.”

Kalea mengikuti perintah Arshaka yang menyuruhnya masuk ke dalam mobil setelah lelaki itu membukakan pintu untuknya

Setelah merasa kalea sudah duduk nyaman di tempatnya, ia menutup kembali pintu mobil, berjalan memutari bagian depan mobil menuju sebelah kemudi

dirinya masuk dan ia segera menjalankan kendaraan beroda empat itu keluar dari area butik, tujuannya Kali ini adalah, rumahnya.

“kita mau kemana? ini bukan jalan ke rumah aku?” kalea berujar bingung kala melihat jalanan yang ia lewati bukanlah ke arah rumahnya

‘bukankah urusannya dengan arshaka hari ini sudah selesai? Lantas lelaki ini mau membawanya kemana?’

“diam.”

“ha?”

“berisik kalea. saya terganggu!”

kalea menatap arshaka sekilas, setelahnya ia mengalihkan tatapannya ke arah luar jendela mobil di sampingnya, menatap sendu pada hujan yang kini tengah turun membasahi bumi

Dia bingung, sekaligus takut, bingung karena sepertinya arshaka tidak menyukai perjodohan yang orang tua mereka sepakati, dan takut karena ia akan menikah dengan pria dingin seperti arshaka

”shaka?” kalea memanggil sang empu tanpa mengalihkan pandangannya

Arshaka menoleh, menatap kalea yang belum juga mengalihkan pandangannya, dia diam saja, tidak menanggapi ucapan kalea

Sengaja. karena ia tahu kalea pasti akan melanjutkan ucapannya

“gimana kalau kita batalin perjodohan ini?” tanyanya pelan namun itu jelas masih terdengar di telinga arshaka

“kamu gila?!” gertaknya tanpa sadar

Mobil yang sedari tadi tengah melaju pun secara mendadak berhenti, tentu saja yang melakukannya adalah arshaka, dia langsung mengerem mobil tanpa peduli sekitar

“shaka!” kagetnya dengan degup jantung yang berdetak kencang

“apa?! kamu gila? batalin pernikahan ini? kamu siapa yang bisa batalin begitu saja kalea?.” tanyanya menggeram marah menatap sang empu

“kenapa? kita menikah karena perjodohan! aku tau kamu gak suka sama perjodohan ini.”

“jadi, sebelum semuanya terlambat lebih baik kita batalin ini semua.” ujarnya mengalihkan pandangannya ke arah luar

Arshaka menarik napas lalu di hembusan perlahan, berbicara dengan kalea butuh kesabaran yang banyak!

‘bagaimana bisa perempuan itu berpikiran demikian?’

“saya tidak bisa mengecewakan orang tua saya.”

Kalea tersenyum kecut, menertawakan dirinya yang miris karena akan menikah dengan pria seperti arshaka.

”kamu egois kalau begitu! aku makin yakin sama keputusan aku buat batalin perjodohan ini.” finalnya

“silahkan saja kalau kamu mau melihat orang tuamu kecewa.”

ARSHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang