Fifty.

2.7K 67 6
                                    

Happy Reading!💅

***

Hari hari yang kalea lalui setelah ia di nyatakan hamil sedikit membuatnya mulai mengubah kebiasaannya yang mungkin saja dapat berefek pada sang buah hati di dalam kandungannya.

Perempuan itu mulai membiasakan diri untuk hidup sehat, mulai dari memakan makanan sehat dan juga bergizi, melakukan yoga di pagi hari, dan melakukan hal hal positif lainnya.

Bahkan kalea sudah mulai mempelajari ilmu parenting bersama suaminya sejak dini. Karena katanya mereka ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya kelak. Tentu di dampingi oleh seorang profesional yang memang sudah ahli di bidangnya.

Bahkan Perempuan itu juga ikut kelas ibu hamil di setiap minggunya. Kalea benar benar menikmati menjadi calon ibu.

Wanita itu selalu antusias setiap kali membahas hal yang berkaitan dengan yang namanya bayi, wajah kalea selalu berseri ketika wanita itu mulai membicarakan planningnya di masa depan bersama suami dan anaknya. Ia juga tidak sabar menanti anaknya untuk lahir ke dunia.

Begitu juga dengan Arshaka, lelaki itu sama tidak sabarnya seperti kalea. Menunggu kelahiran anak pertama mereka yang beberapa bulan lagi akan hadir ke dunia. Tapi, bersamaan dengan itu, dia juga merasakan perasaan takut dan khawatir ketika hari itu tiba.

Ia tidak siap membayangkan wajah kesakitan kalea ketika menjelang kelahiran, takut anak mereka menyakiti perempuan yang di cintainya itu ketika anaknya sudah siap untuk lahir, perasaan perasaan itu selalu hinggap di pikirannya entah untuk yang keberapa kali nya.

Sedikit heran karena disini yang merasakan perasaan takut itu justru Arshaka sendiri. Sementara istrinya, walaupun tidak di pungkiri ada juga rasa takut di hati kalea menjelang kelahiran, tapi tidak se parno dirinya. Istrinya itu sangat baik menutupi perasaan takutnya dan sedikit bisa melawan rasa takut itu.

Kalea juga selalu mengatakan pada nya bahwa semua akan baik baik saja, perempuan itu selalu berhasil mengalihkan ketakutan Arshaka dengan kata kata nya yang entah kenapa justru terdengar begitu menenangkan.

Arshaka yang di perlakukan seperti itu malah merasa seperti seorang pecundang. Dirinya merasa tidak bisa di andalkan kala seharusnya ialah yang harus menjadi tumpuan untuk kalea. Bukan malah sebaliknya.

Maka dari itu, walaupun di hatinya masih menyimpan rasa takut yang masih kentara, Arshaka berusaha sebisa mungkin untuk melawan itu semua, ia harus menjadi suami yang bisa di andalkan oleh kalea. Ia harus menjadi sosok suami siaga untuk istrinya juga calon anak mereka.

Dan siang ini, lelaki itu sedang tidak ada di rumah, tentu saja. Melainkan berada di kantor lelaki itu.

Arshaka biasanya akan pergi ke kantor setiap hari, -kecuali hari hari weekend seperti Sabtu dan Minggu tentu saja- Lelaki itu juga akan berangkat pukul delapan pagi dan akan pulang sekitar jam lima sore.

Dan kini jarum jam masih menunjukkan pukul dua belas siang, yang artinya, suaminya itu masih mempunyai waktu sekitar lima jam lagi untuk berada di kantornya.

Dan entah karena bawaan bayi atau memang ia yang ingin bertemu dengan Arshaka, kalea tiba tiba saja merasa rindu yang amat sangat pada suaminya itu.

Padahal jelas jelas tadi pagi mereka baru saja bertemu bahkan, Arshaka yang notabenenya suami kalea itu sempat memberikan ciuman hangatnya untuk sang anak yang masih berada di dalam perutnya.

Maka disinilah kalea sekarang, di dalam mobil yang di kendarai oleh supir pribadinya yang di utus Arshaka untuknya. Wanita itu akan menuju ke perusahaan dimana suaminya memimpin, ia tidak memberi tahu Arshaka, karena memang rencananya ini begitu tiba tiba. Keinginan untuk bertemu dengan suaminya Sekarang juga begitu membumbung tinggi Sampai rasa rasa nya ia ingin menangis karena keinginannya harus sedikit tertunda lantaran jalan yang di lewatinya sedikit macet.

ARSHAKAWhere stories live. Discover now