Thirty Five.

3.1K 80 3
                                    

Happy Reading!💅

***

Setelah melihat mobil yang di kendarai oleh para orang tua menjauh, Kalea kembali menutup pintu dan masuk ke dalam rumah.

Mengedarkan pandangan pada penjuru ruangan sebelum akhirnya perempuan itu melangkah menuju dapur, dia hendak membuatkan suaminya itu air jahe karena mengingat lelaki itu yang sempat mabuk.

Selesai dengan urusannya di dapur, tak lupa kalea juga membuatkan makanan yang sekiranya cukup untuk membuat perut suaminya tidak terlalu kosong.

Dia berjalan menaiki undakan tangga yang sedikit menguras tenaga itu dengan tangannya yang senantiasa membawa nampan berisi makanan dan minum untuk sang suami.

Sebenarnya rasa takut dalam hati kalea lebih mendominasi dirinya kini, ia takut. Takut jika Arshaka akan menolak mentah-mentah niat baiknya ini.

Walaupun dengan hati yang berdebar kencang karena terlalu banyak berpikir negatif tentang tanggapan lelaki itu, akhirnya kalea mampu mengetuk pintu dan membuka pintu itu dengan pelan

Ketika pintu sudah terbuka setengah, ia masuk ke dalam kamar dan tak lupa menutup pintu kembali

Arshaka yang memang berada di sana menoleh sekilas untuk melihat siapa gerangan yang masuk ke dalam kamarnya dan ternyata itu adalah kalea, istrinya.

Setelah tahu bahwa yang datang ke kamarnya adalah sang istri, Arshaka kembali mengalihkan pandangannya pada jendela kamar yang menampakkan keadaan di luar sana yang sedang turun hujan.

Mengamati setiap rintik hujan itu yang turun membasahi bumi Tanpa mau menyapa kalea terlebih dahulu. Lelaki itu memilih untuk tidak teralihkan dengan keberadaan kalea dan lebih menikmati melihat turunnya hujan.

“Ar ” panggil kalea pada Arshaka dengan suara lirih

Lelaki itu hanya bergeming. tidak berniat menoleh ataupun menyahuti panggilannya tersebut, Arshaka masih saja menatap ke arah luar dengan pandangan yang kini terlihat kosong?

Kalea sebenarnya tidak tahu harus berbuat apa, karena rasa rasanya Arshaka kali ini jauh lebih berbeda dari biasanya, jauh lebih dingin dan acuh.

Di hampiri nya sang suami dengan langkah pelan perempuan itu, karena jujur saja, jauh di lubuk hati kalea ia merasakan sakit tepat di ulu hatinya dengan sikap Arshaka.

Walaupun memang ini juga karena kesalahannya.

“Aku minta maaf..asha.” Katanya lirih bahkan ia mengecilkan suaranya di akhir kalimat

Arshaka menoleh, Ia bisa melihat wajah istrinya itu yang sepertinya tengah menahan tangis, Hati Arshaka berdenyut sakit kala melihat itu, tetapi sebisa mungkin ia abaikan dan lebih memilih untuk kembali melihat ke arah luar.

“Tidak perlu meminta maaf. kamu tidak salah lea.” balasnya dengan nada setenang mungkin

Kalea meremas ujung baju nya kuat, panggilan itu lagi! Kenapa Arshaka masih menggunakan panggilan itu? Sungguh, kalea merasakan perasaan nyeri di hatinya setiap kali Arshaka memanggilnya dengan sebutan Lea.

“Alea, Asha. bukan Lea.” Katanya meralat ucapan sang suami

Arshaka menyunggingkan senyumnya, miris. Lihat. siapa yang sekarang meminta panggilan itu kembali? bukankah perempuan itu sudah pernah mengatakan tidak mau mendengar panggilan itu lagi darinya? Lalu ini apa?

‘Lelucon macam apa ini kalea? kenapa kamu tidak nyaman saat aku memanggilmu seperti itu?’

“Saya mandi dulu.” Ucapnya seraya beranjak dari duduknya dan berjalan pergi melewati kalea begitu saja

ARSHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang