Ten.

5.7K 118 1
                                    

selamat malam...
Mengingat aku kemarin bilang kalau cerita ini bakal up satu Minggu tiga kali, aku akan  kasih tau kalau cerita ini akan up setiap...

Hari senin
Hari kamis
Dan hari Minggu.

Happy Reading! 💅

***

“tidak usah. silahkan pergi.” setelah mengatakan itu, arshaka melenggang dari hadapan kalea

Sementara kalea sendiri terdiam kaku ketika mendengar nada dingin dari ucapan Arshaka barusan

kenapa perkataan Arshaka terkesan seperti sedang mengusirnya tadi?

“aku ada kelas, ada ujian hari ini.” jelasnya setelah kembali tersadar dari lamunannya

‘cih! ujian?’ kalea merutuki dirinya yang sudah berani berbohong pada arshaka

Jelas saja. Itu hanya alibinya semata, dia tidak ada sama sekali ujian hari ini, bahkan seminggu kedepan harusnya kalea mengambil cuti

Tetapi ia tak Melakukan itu, kenapa? karena ia tidak mau melakukannya. sudah. hanya itu alasannya

entahlah apa yang di lakukannya ini benar atau salah, yang jelas kalea masih belum terbiasa dengan kehidupan barunya yang baru saja di mulai kemarin malam

Kalea menghampiri arshaka yang kini sudah duduk di balkon dengan laptop yang berada di pangkuannya, lelaki itu nampak fokus memandangi layar persegi di depannya itu

‘Apa arshaka bekerja?’

Kalau begitu sama saja. toh percuma juga kalau kalea diam disini, dia pasti akan merasa kesepian, sementara suaminya itu sibuk bekerja

Kalea rasa, apa yang di lakukannya ini sudah benar.

Dia tetap masuk kuliah, dan begitupun Arshaka, dia tetap bekerja.

Lalu setelah sampai di balkon, kalea mengulurkan tangannya berniat akan bersalaman dengan sang suami, karena bagaimanapun mereka sudah menjadi pasangan suami istri, kalea tidak mungkin menambah dosa lagi kalau kalau ia pergi tanpa pamit

Tapi uluran tangannya di diamkan begitu saja oleh sang empu, malah kini lelaki yang sedang duduk dengan laptop di pangkuannya itu memandang kalea dengan dingin

Kalea meralat pikirannya yang sempat berpikir bahwa Arshaka ini bukan sosok yang dingin

Selain datar, tak tersentuh, ternyata arshaka juga adalah sosok yang dingin. yang sialnya baru ia ketahui sekarang

Kalea menurunkan uluran tangannya karena merasa di abaikan, dia menundukkan sedikit kepalanya kala ulu hatinya berdenyut sakit seperti tertusuk jarum tajam

‘jangan nangis Lea! lemah banget Lo!’
ucapnya kembali merutuki diri

“kenapa belum pergi? atau kamu butuh uang? sebentar–”

Lalu arshaka merogoh kantong celananya, mengeluarkan beberapa macam kartu dari dalam sakunya dan meletakkan benda tersebut di atas meja bulat yang berada di sampingnya

“pilih yang kamu mau, kalau kurang bilang pada saya.” ujarnya lalu beranjak dan melenggang kembali meninggalkan kalea yang terdiam dengan rasa sakit di hatinya

apa arshaka barusan sudah menghinanya? apakah dia berpikir bahwa kalea butuh semua ini?

Tidak! Kalea sama sekali tidak butuh ini, dia hanya butuh di hargai, tapi arshaka? yang notebene nya suami sendiri? memperlakukanya bak dia seorang materialistis?

ARSHAKAWhere stories live. Discover now