Thirty four.

2.7K 74 1
                                    

Happy Reading!💅

***


“ABANG?!”

Semua orang menoleh tak terkecuali Kalea, Perempuan itu menatap suaminya yang kini sedang di papah oleh Seorang laki-laki berperawakan tubuh tinggi tegap

Sedikit terkejut kala melihat wajah Arshaka yang sayu, Mata bengkak hampir membuat mata tajam suaminya itu tak terlihat, hidung yang terlihat memerah, lalu, yang lebih mengejutkan adalah mata suaminya yang masih ada sisa air mata disana

‘Apakah suaminya ini habis menangis hebat?’

Mata nya yang sembab bersibobrok dengan retina milik kalea, melihat perempuan yang menjadi istrinya itu terlihat khawatir, Arshaka menyunggingkan sebelah bibirnya tersenyum tipis di sela sela rasa tubuhnya yang sudah tak bertenaga lagi

Lalu, ia lepaskan dirinya yang terlihat mengenaskan itu dari rengkuhan Zio,  walau ia tahu, saat ini ia sedang tidak bisa berdiri sendiri bahkan di atas kakinya yang terasa seperti tidak memiliki tulang itu.

Ah! Arshaka benci dirinya yang lemah!

“Mah, Pah” Arshaka menghampiri kedua orang tuanya yang memandang ia khawatir, Ia cium punggung tangan orang tuanya sebelum akhirnya berhambur memeluk mama mawar

Tanpa terasa air mata nya menetes, namun cepat cepat ia hapus air mata sialan itu dengan tangannya, tidak lama. Sebab ia segera menguraikan pelukannya dan beralih menyalami tangan kedua mertuanya

Bunda ashira mengusap Surai hitamnya lembut, penuh kasih sayang. ia mencium punggung tangan milik mertuanya itu dengan perasaan yang campur aduk.

“Maaf.” Gumamnya pelan

“Iya nak.. sudah, bangun. Lea juga mau Salim sama suaminya, iya kan sayang?” Tanya Ashira lembut menoleh ke arah sang anak yang menganggukkan kepalanya kecil dengan pandangan yang terus terpaku pada keadaan suaminya.

Arshaka beranjak, lalu melihat ke arah kalea sebelum akhirnya tangannya ia sodorkan pada perempuan yang masih menjadi istrinya itu bermaksud untuk bersalaman

Kalea menerima uluran tangan itu, mencium punggung tangan milik sang suami khidmat, lalu setelahnya ia merasakan tangan yang ia Salami itu lepas dari genggamnya, Arshaka melepaskan tautan kedua tangan mereka.

Kalea menatap pada manik mata suaminya dengan sorot bertanya, namun yang ia dapati adalah sang empu yang menatapnya datar sebelum akhirnya lelaki itu membuang mukanya ke arah lain.

Sakit. Tapi kalea sadar betul kenapa Arshaka bersikap seperti itu.

Perasaan bersalah seketika menyeruak dalam hatinya, melihat tatapan Arshaka yang memandangnya datar, dan keadaan lelaki itu yang terlihat kacau pun berantakan cukup membuat sudut hati kalea merasa seperti tertikam oleh benda tumpul tak kasat mata.

“Abang...” Terdengar rengekan Bocah kecil Zayn yang mengalihkan suasana yang tampak awkward ini

Lelaki kecil itu merentangkan kedua tangannya bermaksud ingin meminta di gendong pada sang kakak, tatapan matanya yang polos menggambarkan bahwa bocah kecil itu tidak tahu apa-apa mengenai urusan orang dewasa

Arshaka tersenyum kala melihat sang adik tengah menampilkan puppy eyes padanya, namun, tentu saja itu tak akan membuatnya terpana oleh tatapan sang adik, setidaknya untuk saat ini.

“Abang mau ke kamar dulu zay, nanti saja ya?” Tanyanya dengan suara lirih

Arshaka menatap satu persatu orang yang ada di sana dengan senyuman kecil, Dia hendak pamit karena merasa harus menyegarkan isi pikirannya pun tubuhnya yang terasa lelah.

ARSHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang