(51) Little Angel.

1.7K 303 35
                                    

Hello, author kembali menyapa dengan part terbaru, ihiiiyy!! (tapi mon maap guys, beberapa kali author udah posting, tapi gagal mulu pas dibuka. Ga ngerti juga lagi kenapa. Capek bgt bolak-balik nggak bisa bisa😭) yang masih belum bisa kebaca part ini silahkan inbox author aja yaa.

Buat yang nungguin kelanjutan dari part "Kehidupan yang Dinanti" sabar dulu ya guys. Mungkin nanti di season baru, wkwk. Tapi ya belum tau juga ya, terserah author aja🤣🤣

Silahkan dibaca dulu part barunya, dan author pamit tidur duluan yaa😘

___________________________________

Waktu bergulir sebagaimana semestinya. Namun tidak bagi Andin. Bagi gadis itu, sejak kepergian kekasihnya, waktu seakan berjalan dengan begitu lambat. Belum sampai hitungan 24 jam, ia sudah amat merindukan sosok pria yang pagi tadi sudah memasangkan lingkaran cincin di jemari manisnya yang terus ia pandangi, sambil sibuk dengan pekerjaannya di kantor desain milik Darwin.

Andin berusaha untuk tetap fokus dalam bekerja. Ia tidak ingin mengecewakan atasannya dengan kinerjanya yang seadanya. Terlebih mulai hari ini dan lima hari ke depan adalah hari-hari terakhirnya observasi di kantro tersebut, sebab ia harus menyelesaikan laporannya. Dan begitu itu selesai, ia akan fokus pada pengerjaan skripsi demi menuju kelulusannya.

Hari sudah menjelang sore, saatnya ia bersiap untuk pulang. Beberapa rekan kerjanya yang lain bahkan telah pulang berjam-jam lebih dulu darinya. Andin sengaja memperlambat kepulangannya, sebab jika ia sampai di rumah terlalu cepat, ia pasti akan dengan mudah teringat Aldebaran. Setidaknya jika di kantor ada banyak hal yang bisa ia kerjakan, yang mampu membagi fokus pikirannya. Meskipun pada kenyataannya, isi kepalanya tetap dipenuh oleh sosok yang sama.

Andin berjalan di lobby kantor sambil mengotak-atik handphone-nya. Ia baru ingat kalau ia belum memesan taksi untuk ia pulang. Baskara tidak bisa menjemputnya sebab harus langsung ke bengkel untuk bekerja. Namun baru saja ia membuka pintu kaca kantor itu, Andin dibuat terkejut dengan suara klakson mobil yang tiba-tiba berhenti tepat di depan kantor itu. Kaca mobil itu perlahan terbuka dan menampakkan seorang perempuan yang Andin kenali.

"Andin..." Panggil wanita itu dengan tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya.

"Tante Rossa?" Kening Andin mengerut, lantas berjalan mendekati mobil itu.

"Kamu mau pulang, kan?" Tanya Rossa.

"I... iya, tante."

"Yaudah, yuk sama tante." Ajak Rossa.

"Tapi, aku baru saja pesan taksi online, tante." Jawab Andin, tak enak.

"Kan bisa dibatalin. Yuk, tante sengaja kemari buat jemput kamu loh."

"Iya, sih, tan. Tapi harusnya tante nggak usah repot-repot."

"Ih, tante nggak repot. Tante memang sudah berencana untuk jemput kamu, sekalian mau ngajakin kamu nginep di rumah nanti malam." Ujar Rossa dengan sumringah.

"Hah, nginep, tan?" Andin terkejut.

"Iya. Kamu mau, ya? Tante kesepian karena ini malam pertamanya Al nggak ada di rumah. Om Damar hari ini lembur. Terus Roy nanti malam ada syuting sampai besok." Rayu Rossa dengan sedikit memelas. Andin tampak menyengir, canggung. Andin sebenarnya tidak terbiasa untuk menginap di rumah orang lain, terlebih ini adalah rumah kekasihnya. Tapi ia tidak sanggup juga untuk menolak permintaan calon mama mertuanya itu.

"Mau, ya? Kamu bisa tidur di kamarnya Al. Pasti kamu kangen kan sama dia? Siapa tahu dengan kamu tidur di kamarnya bisa sedikit mengobati kangen kamu." Rossa belum menyerah untuk merayu gadis itu yang sedikit salah tingkah dibuatnya.

Forever AfterWhere stories live. Discover now