Bab 1 : Pagi yang Buruk

33.9K 2.9K 47
                                    

Bab 1 : Pagi yang Buruk

"Lalu lintas dari arah Gatot Subroto terlihat ramai lancar ... maaf, maksud kami padat merayap." Nazira berusaha mengontrol raut wajah agar enggak kaku akibat kesalahannya barusan. "Saya Nazira Valerie melaporkan. Live dari Jakarta." Ia menahan senyum hingga satu menit sampai Kak Ruth dari studio berbicara dan kameramen menyorot ke arah jalanan macet yang memang bukan lagi ramai lancar tapi sudah merayap.

Ia melepas earphone dan mematikan microphone. Rama yang berlaku sebagai kameramen masih menyorot ke arah jalan, hingga intruksi dari Sam menyuruh berhenti. Jalanan Jakarta hari ini memang lagi padat-padatnya. Hari Senin pertama di awal bulan, di mana anak-anak kembali ke sekolah setelah libur semester plus adanya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang berlangsung di salah satu hotel bintang enam di Jakarta Pusat membuat arus kendaraan menjadi enggak terkendali. Ia dan Rama udah nangkring di tepi jalan dari satu jam yang lalu, memastikan lalu lintas seraya menunggu panggilan dari studio.

Rama membereskan perlengkapan kamera sembari geleng-geleng kepala. Sudah berapa lama Nazira masuk sebagai Reporter Junior? Sepertinya sudah hampir tiga bulan tapi kesalahan-kesalahan kecil masih ia lakukan. Mana fatal lagi!

Ya namanya juga silap. Rama baru menginformasikan status arus lalu lintas lima menit sebelum live. Nazira tentu udah ke-blinger duluan karena mesti menghafal script.

"Sori Ko," Nazira mendekati Rama, berucap penuh penyesalan.

"Salah mulu lo!" Ketusnya. "Nanti kalau dimarahin Sam gue nggak ikut-ikutan ya."

Nazira membantu membereskan tripod kamera dengan santai. "Jangan dong, Ko. Gue takut sama Bang Sam." Sam adalah Producer Senior yang bertanggung jawab atas berita pagi ini.

Nazira mengembuskan napas serta mengelap keringat yang sudah mengucur dari pelipisnya. Ampun deh kota ini! Baru jam setengah tujuh aja panasnya bukan main!

"Ya mau gimana lagi? Erik lagi mendampingi Pak Direktur di KTT," Rama makin menakut-nakuti. Biasanya yang menjadi PJ acara berita adalah Bang Erik, Atalaric Abizar. Dari pada Sam, Erik jauh lebih ramah kepada siapapun. Mereka berdua baru diangkat di jajaran produser beberapa bulan yang lalu.

Nazira semakin pucat. Mana belum tidur dari semalam. Subuh tadi dia lega karena enggak liputan. Sayangnya, ada calling mendadak dari Sam buat live di berita pagi, menggantikam dua rekan mereka yang katanya lagi diare. Diare kok barengan!

"Mampus gue."

Omong-omong, Direktur yang dimaksud Rama adalah Direktur Operasional CBN, Pak Tanto, bukan Arsya Boureen yang notabene calon kakak iparnya. Arsya biasa dipanggil Owner/CEO oleh para staf dan menaungi CBN Group mulai dari CBN TV, CBN Mobile, CBN Tech, CBN Invest dan banyak cabang lainnya. Nazira dari awal masuk CBN lumayan pusing dengan struktur organisasi yang rumit. Tapi akhirnya ia mulai mengerti saat mulai menjalankan pekerjaannya sebagai reporter junior di CBN TV.

Keduanya masih setia menunggu Pak Roy, supir mereka pagi ini untuk menjemput. Katanya sih, Pak Roy parkir di gedung yang enggak jauh dari fly over ini. Tapi sepertinya Pak Roy juga terkena macet karena jalanan hari ini luar biasa mengelus dada. Nazira harus legawa jam pulangnya terlambat hari ini.

"Gue udah ngantuk banget," keluh Rama menguap.

Nazira mengangguk setuju. Bahkan bukan hanya sudah waktunya istirahat, dia belum menyarap selain air mineral yang dibawanya dari kantor tadi. Ia melirik jam tangannya. Sudah waktunya pergantian shift tengah malam dengan shift pagi. Sebelum pulang nanti dia harus minum kopi agar enggak mengantuk saat menyetir.

Enggak lucu kalau dia baru saja melaporkan arus lalu lintas kemudian dia dilaporkan di berita selanjutnya kan?

Syukurlah beberapa menit kemudian Pak Roy datang dengan wajah semringah. Rama menanggapi dengan raut wajah masam yang enggak mau ditutupi. Mungkin dia lagi mikir gimana caranya kabur dari dampratan Sam pagi ini. Nazira membalas cengengesan Pak Roy dengan senyum tipis. Dia memilih melelapkan diri karena perjalanan ke kantor sudah pasti akan memakan waktu sekitar setengah jam, meski jarak mereka liputan dan kantor enggak sampai empat kilo. Sebodo lah kalau kena marah!

Crush | ✓Where stories live. Discover now