Bab 20 : Adu Rayu

17.9K 2.3K 139
                                    

Selamat membacaaa ❤❤

Bab 20 : Adu Rayu

"Bohong banget!"

Celetukan Rendi membuat Nazira mengangkat kepalanya. Mereka berada di salah satu deretan kursi di Pantai Losari. Akhirnya, Nazira mau keluar dari kamar hotelnya setelah Rendi mengeluarkan please please agar mereka kencan di tepi pantai itu.

Mereka tengah menikmati angin malam. Pemandangan Masjid 99 Kubah ada di depan mereka. Lampunya mulai meredup karena malam sudah merangkak. Sepertinya sebentar lagi akan gelap gulita.

Awalnya Nazira nggak mau ketemu Rendi selama di Makassar. Ia nggak mau aneh-aneh sehingga teman-teman CBN tahu hubungan mereka yang dekat. Namun setelah dia berpikir ulang, sebenarnya nggak ada yang curiga juga Nazira bolak-balik pergi bersama Rendi. Jadi dia memutuskan untuk menyusul.

Nazira menikmati jagung bakarnya sedangkan Rendi memesan kopi dan pisang bakar keju, yang sebagian camilan itu dihabiskan oleh Nazira. Mereka duduk menghadap pantai yang telah tertutup oleh gelapnya malam.

"Apa?" Nazira menyandarkan pipinya pada lengan Rendi, mencoba melihat apa yang baru ditonton pemuda itu.

Rendi menggeser sedikit ponselnya, layarnya menampilkan postingan Nazira tadi siang yang bertemakan "Outfit Ideas for First Date". Di dalam konten itu, Nazira memiliki lima rekomendasi look dari yang santai hingga formal. "Kamu nggak begini kemarin-kemarin."

Nazira terkekeh, dia mencomot pisang bakar di piring Rendi. "Namanya juga konten sosial media. Dunia tipu-tipu."

Rendi menggelengkan kepala, seolah perbuatan Nazira benar-benar kebohongan besar. "Parah." Ia baru akan menarik ponselnya ketika satu pop up chat muncul di layar.

Luna Shakira
Besok malam kamu ikut kan?

Nazira sempat membaca chat itu. Dia menelan ludah dan menarik pipinya agar menjauh dari lengan Rendi. Entah Rendi mengetahui bahwa Nazira sempat melihat pesan pribadi itu, ia mulai nggak peduli. Nazira berusaha banget berdamai dengan kondisi Luna dan Rendi masih dekat. Meski, dia harus mengakui kecemburuannya mulai menggelegak.

Beberapa saat, Rendi sibuk dengan ponselnya.

Gadis itu memilih menerawang. Ia masih bisa mengingat bagaimana suara keterkejutan Luna saat Rendi berada dekatnya di Bali waktu itu.

"Kamu gila? Sama adeknya Miwa?"

Memangnya ada apa dengan Nazira? Sepanjang dia mengenal dirinya sendiri kayaknya nggak ada yang salah dari dirinya. Dia nggak pernah neko-neko. Dulu memang sempat jalan sama beberapa laki-laki, tapi itu dalam posisi single dan masih pendekatan! Kalau masih jomlo kan bebas!

Sedangkan Luna nggak melihat dirinya sendiri. Sudah bersuami masih aja ngawur dengan chat-chat Rendi. Sebenarnya Nazira nggak apa-apa pacarnya chat dengan teman perempuan, masalahnya ini mereka berdua sama-sama menganggap mantan terindah yang luar biasa indah satu sama lain! Jelas ini mulai mengganggu posisinya sebagai pasangan.

"Mau ikut nggak besok?"

Nazira menggeleng. "Males," jawabnya terlanjur bete.

Rendi seolah menyadari nada suaranya yang berubah. "Nanya dulu ke mana gitu ... baru nolak," tuturnya.

Nazira memutar bola mata. Paling-paling ketemu Luna kan?

"Kamu udah diajak lho, Ziya."

"Besok pasti capek," jawaban Nazira lumayan cari aman. Gadis itu kembali menatap ke depan. Menelan harapannya sendiri. Padahal dia juga ingin malam-malam mengelilingi Kota Makassar sama Rendi kalau mereka berdua nggak sibuk atau lelah bekerja seharian.

Crush | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang