Bab 7 : Coba Saling Mengenal

18.2K 2.4K 80
                                    

Bab 7 : Coba Saling Mengenal

"She's gorgeous!"

Nazira sejenak menghentikan suapannya, dia menoleh pada Mimo yang duduk di sebelahnya. Laki-laki itu tengah memainkan ponsel. Ia melakukan scrolling ringan sambil menyantap bubur sumsum yang ada di depannya.

Mereka memang ada di pantry untuk menyantap bubur sumsum gratis yang dibagikan oleh para producers. Nggak tahu maksudnya apa. Mungkin saja ada perayaan yang Nazira sendiri nggak tahu karena tiba-tiba aja lusinan bubur sumsum ada di pantry.

Dia duduk di salah satu meja panjang yang berisikan enam orang. Di sebelahnya ada Mimo dan Andini sedangkan di depannya deretan senior yang tengah menikmati jam istrihat ... ada Cici, Sam dan Katty.

"Lihat deh!" Mimo makin beraksi dengan memperlihatkan layar ponselnya pada semua orang yang ada di meja itu. Sam yang biasanya nggak kepo dengan urusan Mimo malah ikutan mencari tahu. Nazira sedikit terperangah tapi juga maklum, bagaimana pun Sam juga manusia biasa. Ia menunggu giliran saat layar ponsel Mimo ada di depannya. Sedetik dia melihat apa yang tampil di sana, Nazira langsung berdercak.

Postingan yang di maksud Mimo adalah story Arsya yang tengah bulan madu dengan kakaknya. Yap! Benar! Sejak Mimo mendapatkan akses pada media sosial kakak iparnya, dia nggak berhenti takjub dengan kakaknya. Miwa memang cantik tapi Nazira tahu kakaknya bukan titisan bidadari. Jadi kekaguman Mimo pada kakaknya agaknya nggak valid. Hal ini terjadi karena umumnya banyak yang nggak terlalu kenal wajah Miwa sampai Nazira masuk ke CBN.

Nazira sejujurnya nggak pernah posting wajah Miwa dengan sangat jelas kecuali menggunakan fitur close friends. Dia tahu Miwa nggak suka kenyamanannya menjadi manusia biasa-biasa saja terganggu. Arsya sendiri booming karena kasus papanya, yang tertangkap BNN bersama artis papan atas, oleh karena itu media berlomba-lomba mencari tahu kehidupan mereka. Padahal dulu ... netizen juga nggak peduli dengan kehidupan mereka.

"Kenapa lo nggak pernah posting kakak lo, sih?" Mimo mulai kepo.

Bagian paling nggak menyenangkan mrnjadi adik Miwa adalah ... menjawab pertanyaan ini. "Dia nggak suka."

"Oh. Mau hidup tenang dan damai ya? Sangat old money banget!" Ceplos Mimo begitu saja.

Nazira menanggapi dengan tipis. Dia nggak mau percakapan itu memanjang kali lebar. Bukannya dia nggak suka atau nggak nyaman, takutnya informasi yang dia sampaikan ke mana-mana. Dia tetap harus menjaga harkat, martabat, serta nilai-nilai baik dari Arsya yang menjadi pewaris CBN dan kakaknya, yang nggak mau hidupnya diusik oleh apapun.

"Pak Arsya bakalan balik ke CBN lagi nggak?" Tanya Sam. Nazira lagi-lagi kaget yang langsung dia sembunyikan. Tumben-tumbennya laki-laki ini bertanya urusan orang lain, bukan hanya marah-marah.

"Nggak tau, Bang," jawabnya singkat.

Sam menarik napas. "Bukan gimana-gimana, Zi. Kalau di bawah Pak Arsya ... kita bisa lebih santai dan nggak saklek. Beda sama Pak Tanto. Ini masalah umur aja memang, tapi ambience-nya kerasa banget. Apalagi program-program sekarang monoton."

Katty mengangguk, "Setuju. Acara gue udah hilang. Padahal potensinya bagus."

"Banyak perbedaan antara bos muda dan bos yang lahir lebih tua," Sam tergelak. "Yok! Jam istirahat udah selesai kan? Lo bukannya mau liputan, Zi?"

Nazira menyelesaikan suapan terakhirnya. "Ya. Gue mau ke lapangan abis ini."

"Good luck!"

Beberapa orang kemudian bubar meski beberapa orang lain masih bertahan di pantry. Sebenarnya mereka sendiri nggak punya jam istirahat yang baku, namun untuk menyeimbangkan jam kerja ... akhirnya manager mereka memberi aturan baru terkait jam istirahat.

Crush | ✓Where stories live. Discover now