Bab 42 : Jauh Menyelam

16.2K 2.3K 284
                                    

Niatnya malam minggu tapi ternyata baru selesai jam segini.

Bacaan tengah malam lagi yaa. Selamat membacaa🩷

Bab 42 : Jauh Menyelam

Ia bimbang. Mata yang bisa membuat lemas kedua lututnya terus menatapnya penasaran juga penuh arti. Seolah Nazira bisa melihat harapan yang selama ini dia ragukan.

Namun, bukannya dia mengatakan sesuatu yang seharusnya dia ucapkan, kalimat lain malah terucap. "Aku mau jadiin kita konten." Ternyata dia masih aja kalah sama gengsinya.

Rendi mengangkat sebelah alis. "Kita? Konten?"

Gadis itu mengangguk, meski terasa gamang. "Hmm ... kamu tau kan aku baru keluar dari fase hiatus. Aku butuh gebrakan baru buat naikin engagement. Nggak apa-apa, kan?"

Rendi semakin bingung. Sekarang dahinya mengerut. "Berarti kamu akan publish ... kita? Ke semua orang?"

Nazira tersenyum. "Ya." Ia menelan ludah susah payah.

"Bukannya kamu bilang soal hubungan itu privasi?"

"Karena kita belum mode pasangan ... makanya aku mau jadiin kita konten aja," ia menggigit lidahnya.

Rendi mengangguk-angguk. "Kalau kamu nyaman ... go a head. Nggak ada bedanya private atau publik bagiku."

Setelahnya dia memilih satu foto yang dipublikasi melalui sosial medianya. Benar saja. Sesuai prediksi bahwa postingannya mulai meledak. Untung aja Rendi mengunci akun sosial medianya dan hanya berteman dengan orang yang dikenalnya aja. Rendi bisa terbebas dari gangguan orang-orang yang nggak dikenalnya. Sedangkan Nazira dari awal udah menimbang bahwa publikasi hubungan akan mendatangkan dampak positif dan negatif dalam hidupnya.

Meski dia hanya posting siluet mereka saat momen sunset, baik wajah Rendi dan Nazira nggak terlihat jelas. Tetapi tetap saja, sebelumnya ia memposting foto mereka berempat di Instagram Story. Semua orang tahu bahwa yang ada di postingannya itu Rendi.

Ia cukup deg-degan. Ada rasa takut dalam dirinya kalau komentar negatif berdatangan. Terlebih untuk Rendi. Dia nggak memiliki pengikut yang fanatik, hanya orang-orang yang suka dengan konten kesehariannya. Seharusnya semua ini nggak jadi masalah.

Untung aja segalanya berjalan lancar. Hari pertama dia membaca komentar, banyak yang mendoakan kelancaran hubungan mereka.

Sejujurnya, Nazira juga butuh doa-doa itu agar dia sendiri bisa lebih yakin dalam proses menunggu ini.

Nazira baru sampai di CBN siang hari. Jika dia bekerja di shift siang, paginya dia habiskan waktu di Valeries begitupun sebaliknya. Ia masih memantau sosial medianya. Ada banyak ucapan selamat baik secara langsung dan nggak langsung yang dia terima. Membuat Nazira benar-benar bersyukur dengan orang-orang sekelilingnya.

Sam baru saja masuk ke dalam ruangan. Nazira bertemu pandang dengan seniornya itu.

"Gila! Gila! Kayaknya kita butuh bikin program CBN Love Story, deh!" Celetuk Sam, tentu mengarah pada keputusannya mempublikasikan kemesraannya dengan Rendi.

Nazira meringis. "Nggak usah ngejek, Bang." Dia menunduk lagi, menatap ponselnya yang dari tadi membalas ucapan selamat dari rekan-rekan yang dikenalnya.

Sam tergelak. Dia masuk ke dalam ruangannya. Kemudian dia kembali keluar, menatap Nazira yang sepertinya masih gabut siang ini. "Naz, boleh minta tolong nggak?"

"Apa tuh, Bang?"

"Gue mau ke studio. Buru-buru. Ini tolong lo kasih ke bagian finance ya? Buat kebutuhan reimburse tiket pesawat kemarin. Harus banget pake boarding pass katanya. Untung ketemu dalam tas."

Crush | ✓Where stories live. Discover now