Bab 38 : Escaping

15.5K 2.2K 259
                                    

Udah lama nggak sih aku tuh double up2 begini?

Bab 38 : Escaping

Nazira baru sampai di vila milik Arsya di daerah Ungasan. Ia baru tahu kalau kakak iparnya juga memiliki vila selain di Pecatu-yang desainnya sangat mewah dan rate sewanya belasan juta-. Ia pernah menginap di sana sekali saat Miwa mengajaknya bertahun-tahun yang lalu. Vila ini lebih sederhana, minimalis dan hanya memiliki tiga kamar serta berada di dekat Pantai Melasti, di bagian paling selatan Pulau Bali atau sekitar empat puluh menit dari Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Nggak jauh beda dari vila yang ada di Pecatu, letak vila ini juga ada di tebing sehingga pemandangan laut yang biru tampak dari area belakang yang terdapat kolam berenang dan tempat bersantai. Rencananya mereka akan mengadakan barbeku besok malam, tepat malam minggu.

Ia diberikan mobil sendiri-dan bisa meminta supir apabila ingin berpergian, sedangkan Arsya dan Miwa malam ini telah menghilang entah ke mana. Sepertinya sedang berbelanja di supermarket untuk kebutuhan mereka besok. Nazira sendiri heran, sepertinya Arsya memiliki banyak asisten di vila ini ... tapi keduanya tetap memilih berbelanja sendiri.

Nazira sendirian di dalam vila yang sepi ini meski sebenarnya rumah penjaga vila berada tepat di depan bangunan bernuansa tropis modern ini. Dia memutuskan untuk bersantai di ruang tengah, duduk di sofa panjang. Dia menonton televisi dengan tenang, tanpa gangguan ponsel sama sskali. Ia telah melakukan pemberitahuan bahwa dia akan menghilang hingga hari minggu, terutama pada Hannah yang selalu mencarinya akhir minggu. Gadis itu benar-benar berniat untuk memanfaatkan masa liburannya dengan baik. Berharap setelah ini dia menjadi lebih fresh dan produktif.

Dia tengah tiduran di sofa ketika satu panggilan masuk ke ponselnya. Nama Dean Aarav muncul di sana.

Nazira berdercak singkat, mencoba menyingkirkan ponselnya jauh-jauh dari hadapannya. Dia lagi nggak mau diganggu oleh siapapun.

Tapi ... dia penasaran akan satu hal, kejadiqn malam saat dia diantar oleh Dean saat itu, yang menjadi pintu utama segala kekacauan dalam hubungan dengan Rendi itu.

Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, Nazira menghubungi Dean kembali.

"Halo? Kenapa, De?" Ucap Nazira cepat setelah panggilannya diangkat.

"Lo lagi di Bali?"

"Iya." Dia memang mengupdate aktivitasnya tadi di Instagram.

"Sampai kapan?" Tanya Dean antusias.

"Belum tau," jawabnya singkat.

"Lo nginap di mana? Gue samperin nih. Mau hangout?"

Nazira berdercak. "Gue sama Kak Miwa. Hangout? Nggak deh! Nanti lo ajak gue mabok lagi."

"Gue lagi di Melasti. Biasanya lo nginap di vila Pecatu, kan?"

Nazira menimbang. "Gue menghubungi lo balik karena mau lo ceritain kejadian malam itu, sebelum lo balik ke Bali. Nggak perlu pake ketemuan."

"Lebih baik ketemu, Ziya. Sebagai permintaan maaf gue. Okay?"

Gadis itu menimbang. Dia akhirnya memberikan alamat vila yang dia tempati saat ini kepada Dean. Dia butuh penjelasan detail terkait malam itu dari Dean yang sadar hingga membuat Rendi marah besar kepadanya.

Meski sudah melihat dari rekaman CCTV, Nazira belum menemukan titik terang tentang tingkah lakunya yang ajaib malam itu. Dia memang nggak pernah mabuk sampai nggak sadar sebegitunya. Sehingga ia merasa ... Dean harus menjelaskan segalanya padanya.

Dia menunggu Dean di pelataran vila. Ada beberapa kursi yang disediakan untuk para tamu. Dean sampai sepuluh menit kemudian dengan menggunakan motor karena memang posisi laki-laki itu dekat dengan vila ini.

Crush | ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora