Bab 15 : Permintaan Tak Terduga

17.7K 2.6K 314
                                    

Happy reading yaaa🫶

Bab 15 : Permintaan Tak Terduga

Nazira sedang duduk di ruang tengah bersama Ayah. Jika orang tua mereka datang ke Jakarta, Miwa udah menetapkan rules bahwa semua anggota keluarga harus menginap di rumahnya. Arsya sendiri nggak akan banyak protes-karena memang kakak iparnya jarang protes dari awal dia menjalin hubungan dengan kakaknya. Ketika Miwa sudah menetapkan kebijakan rumah tangga mereka yang superketat, semua orang nyaris nggak akan menolak sama sekali. Pertama karena hal-hal yang ditetapkan Miwa selalu masuk akal serta nggak ada alasan buat menolak. Oleh karena itu, jika orang tua mereka ke Jakarta, Nazira mau nggak mau harus menginap di rumah kakaknya.

Ayah dan Ibu datang untuk acara opening Valeries yang diadakan tadi siang. Hari Minggu dinilai hari yang tepat untuk memperkenalkan Valeries pada masyarakat. Sebenarnya, followers Nazira juga udah tahu bahwa dia sedang membuka store fashion. Nazira nggak berhenti melakukan promosi di media sosialnya dari satu minggu yang lalu, setiap hari secara konsisten. Ia belajar bahwa konsistensi marketing adalah kunci dari lancarnya sebuah usaha, apapun jenisnya.

Dia sendiri baru pulang dari Valeries beberapa menit yang lalu. Tadinya dia cukup was-was kalau nggak ada yang antusias dengan toko pakaiannya. Ternyata di luar dugaan, ketakutan-ketakutan itu nggak terjadi. Ketakutan yang dia rasakan sebenarnya hanya ada di pikirannya karena Valeries cukup ramai dari di hari pertama juga banyak transaksi yang dilakukan.

Dia tengah me-repost beberapa story Instagram followers dan followingnya yang tadi bertemu dengannya di Valeries. Instagram storynya udah kayak benang jahit di pakaian saking banyaknya orang yang menandai akunnya. Ia bersyukur banyak orang yang memberikan selamat atas opening Valeries, dari yang nggak kenal maupun yang terdekat.

Ayah menyandar ke punggung sofa, "Apa yang kamu takutkan nggak terjadi kan?" Beliau mungkin mengingat ketakutan yang menjadi keresahan Nazira beberapa waktu terakhir.

Si Bungsu itu terkekeh. Ada rasa malu dan lega yang dia rasakan. "Maaf, Yah. Aku terlalu banyak takutnya. Soalnya kalau nggak ada yang antusias, aku merasa usahaku selama ini sia-sia. Tapi ternyata itu nggak terjadi sama sekali," Nazira memeluk Ayah dari samping. "Makasih udah nemenin Ziya, Yah."

Ayah tertawa sembari membalas memeluk dari samping. Nazira adalah anak paling manja dari kecil. Kedua orang tuanya bahkan nggak menyangka kalau Nazira ingin membangun bisnis sendiri. Dan luar biasa effort yang dia lakukan agar bisnisnya terwujud. Karena itulah, Ayah memberikan support penuh kepada Nazira. Hanya Nazira berminat bisnis seperti Ayah, putri pertamanya nggak berminat sama sekali dengan dunia keuntungan.

"Duh! Duh! Si Manja!" Miwa berkomentar dari lantai dua, dia menuruni tangga dengan hati-hati. Di belakangnya, Ibu mengikuti.

Nazira mencibir. Ia sama sekali nggak peduli dengan ejekan Miwa karena kakaknya jarang menunjukkan afeksi pada orang lain. Hanya Nazira satu-satunya anggota keluarga mereka yang nggak malu memeluk satu sama lain atau bermanja kepada orang lain. Ia bagai oase di sekitar orang-orang yang kaku dalam menunjukkan perasaannya.

Miwa menjatuhkan diri di sebelah Nazira. Ia menoleh pada Ayah. "Ayah nggak tau aja! Dia itu mendem selama ini di apartemennya, jarang ngunjungin aku. Gara-gara stres opening Valeries," kakaknya menggodanya, ia menekan pipi Nazira dengan telunjuk dua kali.

"Aku nggak stres."

"Tapi kepikiran terus?" Miwa makin mencibir. Pasalnya, Miwa beberapa kali sudah menenangkan Nazira dan mengatakan bahwa semua pasti dalam on track. Tetapi karena ini pertama kalinya Nazira melakukan hal besar, ada rasa khawatir yang besar dia rasakan.

Crush | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang