08. Offer

80.2K 11K 997
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca
Dan jangan lupa ramein komen 😙



"Aku ingin bicara denganmu." Ujar Leon.

"Bicara saja." Balas Ziana dengan mata terarah pada sosok lain yang kini berada di samping Leon. Sama halnya seperti Leon, sosok tersebut juga menutupi sebagian wajahnya dengan kain. Mereka berdua aneh. Ia yang sedang menyamar sebagai lelaki saja tidak menutupi wajahnya.

Arslan mengernyitkan dahi kala mendengar suara Valak dari jarak dekat seperti sekarang. Suara Valak barusan terdengar aneh di indra pendengarannya.

"Tidak disini." Ujar Leon karena apa yang ingin ia sampaikan tentu saja tidak boleh didengar oleh orang lain.

Ziana menatap keduanya bergantian dengan mata memicing. Hal pribadi apa yang ingin dua pria ini sampaikan sehingga tidak ingin didengar oleh orang lain? Pun Ziana melenggang terlebih dahulu dari sana.

Akhirnya mereka bertiga mencari tempat yang tidak dilalui banyak orang. Dan Ziana segera bersuara, "Aku tidak memiliki banyak waktu. Apa yang ingin kau bicarakan?" Ziana berbicara dengan tangan bersedekap.

Hari sudah petang dan Ziana harus segera kembali ke pavilliunnya sebelum Lara dan maid lain sadar dirinya tidak berada dikamar. Jadi ia tidak memiliki banyak waktu berbicara dengan dua orang asing ini.

Mata Leon mendelik tajam. Pemuda yang berasal dari kalangan rakyat jelata ini sungguh tidak sopan. Andai Valak tahu dia sedang berhadapan dengan siapa, pasti akan berpikir dua kali untuk bersikap tidak hormat.

"Apa kau seorang prajurit di Kerajaan Oriavad?" Tanya Leon.

Ziana menggeleng sebagai jawaban.

"Lalu apa profesimu?" Tanya Leon kemudian.

"Aku pengangguran." Balas Ziana secara asal.

Leon melirik Kaisar Arslan. Sesungguhnya ia sedikit kesulitan menyusun perkataan. "Aku dan....,"

"Kami adalah prajurit dari Kerajaan Siria. Bagaimana jika kau ikut kami? Jenderal kami akan senang jika kau mau bergabung dengan Kerajaan Siria." Arslan mengambil alih pembicaraan. Nada bicaranya terdengar lugas.

Mendengarnya, membuat mata Ziana sedikit melebar. Kerajaan Siria? Kerajaan tertinggi dalam Kekaisaran Siriande? Ziana begitu ingin menjadi bagian dari pasukan Kerajaan Siria. Namun ia tidak tahu bagaimana caranya agar keinginannya terwujud. Dan siapa sangka jika kedua orang ini justru memberikan penawaran menarik tersebut kepadanya.

Ziana berdehem sebelum menjawab, "Kalian hanya prajurit biasa, bukan? Bagaimana bisa yakin jika Jenderal kalian akan menerimaku? Lagipula, aku juga tidak berasal dari Kerajaan Siria. Bukankah keberadaanku disana akan menimbulkan kecurigaan? Lalu bagaimana jika mereka menganggapku mata-mata dari Kerajaan Oriavad?" Cerocos Ziana panjang lebar dengan suara yang ia buat seberat mungkin.

"Aku yakin kau bukan mata-mata." Ucap Arslan menanggapi. Entah mengapa ia mengatakan hal tersebut sebelum mencari tahu secara mendetail tentang sosok Valak.

Ziana menyandarkan punggung pada dinding dibelakangnya, kedua tangannya bersedekap di dada, wajahnya terlihat berpikir. "Aku tidak bisa ikut kalian."

The Amazing FateWhere stories live. Discover now