33. Complicated thoughts

63.5K 10.7K 2.6K
                                    

Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

> 1800 kata untuk chapter ini.



Ziana yang saat ini berada di peraduannya, tampak termenung karena tiba-tiba benaknya terlintas suatu hal yang penting. Bukankah seharusnya penyamarannya terbongkar setelah dirinya keracunan tempo lalu? Ziana berpikir ketika membuka mata ia merasa aman karena pakaian yang ia kenakan masih melekat seperti terakhir kalinya sebelum ia tidak sadarkan diri. Namun, ia baru mengingat jika mungkin saja tabib Alli mengetahui dirinya perempuan setelah memeriksa denyut nadinatau detak jantungnya. Sebab, denyut nadi dan detak jantung antara pria dan wanita jelas berbeda.

Apakah tabib Alli tidak mengindahkan hal tersebut? Tetapi jika tabib Alli mengetahui dirinya perempuan, kenapa tabib Alli tidak melapor pada Kaisar Arslan? Kenyataannya semua baik-baik saja, jika Kaisar Arslan telah mengetahui penyamarannya, ia pasti sudah dituduh memiliki niat terselubung atas penyamarannya. Atau bisa jadi dirinya akan disiksa sedemikian rupa hingga mau mengatakan alasannya mengapa menyamar.

Ziana menyudahi pikiran rumitnya. Kenyataannya penyamarannya masih aman hingga sekarang, bukan? Jadi kenapa ia harus cemas?

Sebentar lagi Kaisar Arslan memiliki pertemuan dan ia harus segera bersiap. Ziana lantas mengenakan satu persatu pakaiannya. Lalu menggelung rambutnya dan memasang rambut palsunya. Kedua telapak tangannya menepuk-nepuk wajahnya sendiri, "tampan."

Setelah memastikan penampilannya sempurna, Ziana membawa langkahnya menuju peraduan Kaisar Arslan. Bibirnya menerbitkan senyum ketika melihat sosok Haris diantara prajurit yang sedang bertugas berjaga di lorong yang mengarah peraduan Kaisar Arslan. Ziana menghentikan langkah untuk sekedar menyapa Haris.

"Kau memangkas rambutmu?" Tanya Ziana setelah mengamati rambut Haris yang dipangkas lebih pendek.

"Apakah cocok denganku?" Ujar Haris dengan nada rendah, posisinya tetap tegap dan tatapannya sedikit melirik Zion.

"Ya, kau terlihat lebih tampan dari bia....," perkataan pujian Ziana terpotong setelah prajurit disana termasuk Haris membungkuk hormat. Ziana menoleh dan mendapati sosok Kaisar Arslan berdiri tidak jauh dari keberadaannya. Pun Ziana ikut membungkuk hormat.

Arslan menatap prajurit yang tadi mengobrol bersama Zion dengan tatapan memicing tajam. Setelahnya, ia membawa langkahnya untuk berlalu dari sana.

Ziana berada tepat di belakang Kaisar Arslan, dan beberapa prajurit lain ikut mengawal di belakang keduanya. Kenapa Ziana merasa jika aura yang ditebarkan Kaisar Arslan sedikit suram? Apakah pagi ini suasana hati Kaisar Arslan sedang buruk?

"Kau melakukan kesalahan karena melanggar peraturan dariku." Ujar Arslan dengan nada rendah namun ia yakin didengar oleh sosok yang berjalan di belakangnya.

"Maaf, Yang Mulia. Apa salah saya?" Balas Ziana sedikit was-was.

"Kau mengobrol dengan prajurit lebih dari satu menit." Kata Arslan menyampaikan kesalahan pengawalnya tersebut. Ditambah lagi ia sempat mendengar Zion memuji tampan pada lelaki tadi. Apa perempuan ini sakit mata? Jelas-jelas ketampanan lelaki itu masih berada jauh di bawahnya.

Mata Ziana melebar skeptis, "Yang Mulia, tapi saya yakin obrolan tadi tidak lebih dari satu menit." Ujar Ziana melakukan pembelaan.

"Satu menit lebih dua detik." Arslan tentu saja yakin dengan hitungannya karena sejak ia melangkah keluar kamar, ia melihat Zion sudah berbincang dengan prajurit tadi.

The Amazing FateWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu